Patofisiologi dismenorea primer Dismeorea Primer 1. Pengertian Dismenorea Primer

intrinsik uterus, berhubungan erat dengan ketidakseimbangan hormone steroid seks ovarium tanpa adanya kelainan organik dalam pelvis. Menurut Winkjosastro, 1999 , dismenorea primer timbul sejak menarche, biasanya pada tahun pertama atau kedua haid. Biasanya terjadi pada usia antara15-25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum atau setelah periode menstruasi dan dapat berlanjut hingga 48-72 jam. Biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenorea primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan Maulana, 2008. Dismenorea primer mengenai sekitar 50-75 wanita yang masih menstruasi Baradera, 2002.

2. Patofisiologi dismenorea primer

Patofisiologi terjadinya dismenorea hingga kini belum jelas. Beberapa faktor diduga berperan dalam timbulnya dismenorea primer yaitu : a. Faktor psikis dan konstitusi Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dismenorea primer mudah terjadi. Faktor konstitusi erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Sering kali segera setelah perkawinan dismenorea hilang, dan jarang sekali dismenorea menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaaan tersebut perkawinan dan melahirkan membawa perubahan fisiologis pada genitalia maupun psikis. Disamping itu, Universitas Sumatera Utara psikoterapi terkadang mampu menghilangkan dismenorea primer. Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Faktor konstitusi erat hubungannya dengan kejiwaan Winkjosastro, 1999. b. Faktor obstruksi canalis cervikalis Dismenorea seringkali terjadi pada wanita yang memiliki uterus posisi hiperantefleksi dengan stenosis pada servikalis. Namun, hal ini tidak dianggap sebagai faktor yang penting dalam terjadinya dismenorea sebab banyak wanita yang mengalami dismenorea tanpa adanya stenosis canalis servikalis ataupun uterus hiperantefleksi Winkjosastro,1999. c. Faktor alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya hubungan antara dismenorea dengan urtikaria, migraine atau asma bronchial Winkjosastro,1999. d. Faktor neurologis Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian system syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik Winkjosastro,1999. Universitas Sumatera Utara e. Vasopressin Kadar vasopressin pada wanita dengan dismenorea primer sangat tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa dismenorea. Pemberian vasopressin pada saat menstruasi menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, menurunnya aliran darah pada uterus, dan menimbulkan nyeri. Namun, hingga kini peranan pasti vasopressin dalam mekanisme terjadinya dismenorea masih belum jelas Winkjosastro,1999. f. Faktor hormonal Umumnya kejang yang terjadi pada dismenorea primer dianggap terjadi akibat kontraksi uterus yang berlebihan. Peningkatan prostaglandin pada endometrium yang mengikuti turunnya kadar progesterone pada fase luteal akhir menyebabkan peningkatan tonus miometrium dan kotraksi uterus Winkjosastro,1999. Dismenorea primer timbul setelah hari pertama atau hari kedua dari menstruasi, nyeri bersifat kolik atau kram dan dirasakan pada abdomen bawah Baradera, 2002.

3. Diagnosis dismenorea primer

Dokumen yang terkait

Determinan Perillaku Sadari Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014

6 61 118

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea Di SMU Negeri 10 Pekanbaru Tahun 2009

0 53 69

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

12 73 92

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI PENANGANAN DISMENOREA DI KELURAHAN Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Penanganan Dismenorea Di Kelurahan Kedungwinong.

0 2 15

PENDAHULUAN Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Penanganan Dismenorea Di Kelurahan Kedungwinong.

1 4 7

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI PENANGANAN DISMENOREA DI KELURAHAN Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Penanganan Dismenorea Di Kelurahan Kedungwinong.

0 4 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA TERHADAP KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA WACHID HASYIM 2 TAMAN Astrida Budiarti Stikes Hang Tuah Surabaya as3da_nsyahoo.com Abstrak: Remaja putri banyak mengalami dismenorea primer yang dipen

0 0 6

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DENGAN TINDAKAN DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI SMP SWASTA KUALUH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2015 SKRIPSI

0 1 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIS MENOREA DENGAN S IKAP DALAM MENGATAS I DIS MENOREA PADA REMAJA PUTRI KARYA TULIS ILMIAH

0 0 89