Pihak-pihak yang terkait dengan penerapan aspek transparansi pada perbankan syariah

Selain itu, aspek kejujuran transparansi ini pada perbankan syariah juga merupakan aspek yang paling penting dalam pencapaian tujuan Good Corporate Governance. Karena dengan adanya prinsip transparansi maka sudah bisa dipastikan bahwa perbankan syariah telah memenuhi kewajiban hukum dan peraturan lainnya yang menggambarkan penilaian masyarakat terhadap reputasi perbankan yang bersangkutan. Dalam persfektif Islam khususnya dalam kerangka operasional perbankan syariah, aspek transparansi merupakan mrupakan factor yang sangat penting untuk member informasi yang tepat dan akurat bagi pihak yang berkepentingan sebagai bagian dari pelaksanaan amanah dan tabligh dalam. 128 Prinsip transparansi adalah kunci dari efektifnya disiplin pasar yang merupakan penjamin efektifitas terlaksananya GCG pada perbankan syariah dapat berjalan secara berkesinambungan dan maksimal jika didukung oleh beberapapa hal. Salah satunya adalah jika adanya dukungan moral dari para pelaku pasar itu sendiri. Bank syariah harus menunjukkan iktikad baik dalam operasionalnya untuk memenuhi kepentingan stakeholders-nya. Segala bentuk pelanggaran dari prinsip kejujuran keterbukaan dan keadilan, baik yang dilakukan oleh pihak bank maupun nasabah adalah termasuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Islam.

B. Pihak-pihak yang terkait dengan penerapan aspek transparansi pada perbankan syariah

128 Luqman H2O under, “Penerapan System Syariah Terhadap GLC’s pada Sektor Perbankan, http:www.luqmannomic.wordpress.com...penerapan-system-syariah-terhadap- glc’s-pada sektor-perbankan, diakses tanggal 26 September 2010. Universitas Sumatera Utara Roopke menyatakan bahwa “disiplin pribadi, keadilan, kejujuran yang juga berkaitan dengan keterbukaan atau transparansi, kebaikan, semangat kebersamaann peduli kepada masalah kemanusiaan dan etika usaha merupakan hal-hal yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum terjun ke pasar dan berkompetensi antara satu sama lain. Inilah dukungan yang sangat dibutuhkan untu mencegah menurunnya semangat kompetensi dan kejujuran keterbukaan. 129 Aspek transparansi anggota dewan komisaris meliputi kewajiban untuk pengungkapan; Pihak-pihak yang terkait dengan penerapan aspek transparansi dalam perbankan syariah, diantaranya: 1. Dewan Komisaris 130 a. Kepemilikan saham yang mencapai 5 lima persen pada bank yang bersangkutan b. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris lain danatau anggota dewan direksi c. Rangkap jabatan pada perusahaan atau lembaga lain Selain itu mengenai penerapan aspek transparansi pada dewan komisaris juga diatur mengenai larangan bagi dewan komisaris yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap aspek transparansi tersebut, yaitu: 131 1 Anggota dewan komisaris dilarang memanfaatkan bank syariah untuk keuntungan pribadi, keluarga danatau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan bank syariah yang bersangkutan 129 M. Umer Chapra dan Habeb Umar, Op. cit., hal. 32-33. 130 PBI No. 1133PBI2009, Pasal 16. 131 Ibid., pasal 17. Universitas Sumatera Utara 2 Anggota dewan komisaris dilarang mengambil danatau menerima keuntungan pribadi dari bank syariah yang bersangkutan selain dai remunerasi dan fasilitas lainnya yang telah ditetapkan RUPS 3 Terkait dengan remunerasi dan fasilitas yang bisa diterima oleh dewan komisaris tersebut, maka nggota dewan komisaris wajib mengungkapkan dalam laporan pelaksanaan GCG akhir tahun bank sayriah yang bersangkutan dalam bentuk self assesment. 2. Direksi Aspek transparansi direksi meliputi kewajiban untuk melakukan pengungkapan: 132 a. Kepemilikan saham yang mencapai 5 lima persen atau lebih baik pada bank syariah yang bersangkutan maupun pada bank atau perusahaan lain yang berkedudukan di dalam atupun di luar negeri b. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris danatau anggota dewan direksi lain Selain itu mengenai penerapan aspek transparansi pada direksi juga diatur mengenai larangan bagi direksi yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap aspek transparansi tersebut, yaitu: 133 1 Anggota direksi dilarang memanfaatkan bank syariah untuk keuntungan pribadi, keluarga danatau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan bank syariah yang bersangkut an 132 Ibid., pasal 32. 133 Ibid., pasal 33. Universitas Sumatera Utara 2 Anggota direksi dilarang mengambil danatau menerima keuntungan pribadi dari bank syariah yang bersangkutan selain dari remunerasi dan fasilitas lainnya yang telah ditetapkan RUPS 3 Terkait dengan remunerasi dan fasilitas yang bisa diterima oleh dewan komisaris tersebut, maka nggota dewan komisaris wajib mengungkapkan dalam laporan pelaksanaan GCG akhir tahun bank syariah yang bersangkutan dalam bentuk self assesment. 3. Dewan Pengawas Syarah Aspek transparansi DPS meliputi kewajiban untuk mengungkapkan rangkap jabatan sebagai DPS pada lembaga keuangan syariah lainnya. Anggota DPS hanya dapat merangkap jabatan sebagai anggota DPS hanya pada 4 empat lembaga keuangan syariah lain. 134 Selain itu mengenai penerapan aspek transparansi pada direksi juga diatur mengenai larangan bagi direksi yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap aspek transparansi tersebut, yaitu: 135 a. Anggota DPS dilarang memanfaatkan bank syariah untuk keuntungan pribadi, keluarga danatau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan bank syariah yang bersangkut an b. Anggota DPS dilarang mengambil danatau menerima keuntungan pribadi dari bank syariah yang bersangkutan selain dai remunerasi dan fasilitas lainnya yang telah ditetapkan RUPS 134 Ibid., Pasal 36 ayat 3. 135 Ibid., Pasal 51. Universitas Sumatera Utara c. Terkait dengan remunerasi dan fasilitas yang bisa diterima oleh dewan komisaris tersebut, maka nggota dewan komisaris wajib mengungkapkan dalam laporan pelaksanaan GCG akhir tahun bank sayriah yang bersangkutan dalam bentuk self assesment d. Anggota DPS dilarang merangkap jabatan sebagai konsultan di seluruh perbankan syariah 4. Pejabat Eksekutif dan karyawan bank Pejabat eksekutif adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada direksi danatau mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional bank seperti kepala divisi atau pemimpin kantor cabang. 136 136 Ibid., Pasal 1 angka 13. Sedangkan karyawan bank adalah mereka yang melaksanakan seluruh kegiatan operasional bank. 5. Akuntan Publik Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin usaha untuk melakukan kegiatan pemberian jasa audit yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan telah terdaftar di Bank Indonesia. Adanya permintaan dan tantangan dari sistem keuangan Islam, akuntan publik disamping berperan untuk memastikan bahwa laporan keuangan bank telah disajikan secara profesional dan sesuai dengan standar laporan keuangan, ia juga harus memastikan bahwa keuntungan ataupun kerugian yang diungkapkan dalam laporan keuangan benar-benar merefleksikan kondisi bank sebenarnya, serta memastikan bahwa profit yang dihasilkan bukan dari usaha yang bertentangan dengan syariah. Universitas Sumatera Utara Jadi akuntan publik yang akan melakukan audit terhadap bank syariah juga harus memiliki keahlian untuk melakukan audit syariah dengan adanya sertifikat program pelatihan di bidang keuangan dan perbankan syariah. 137 1. Kondisi keuangan terkait kinerja dan posisi keuangan bank Akuntan Publik sebelum menerbitkan laporan audit atas laporan keuangan bank harus mendapat pendapat dari DPS tentang ketaatan bank terhadap prinsip syariah. Jika dalam pelaksanaan audit tersebut akuntan publik menemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang keuangan dan perbankan dan perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank maka akuntan publik wajib melaporkannya kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 7 tujuh hari sejak ditemukannya pelanggaran tersebut.

C. Bentuk-bentuk penerapan aspek transparansi pada kondisi bank dalam rangka pencapaian