c. Hasil rapat Badan Pelaksana Harian DSN kemudian dilaporkan kepada
pimpinan DSN d.
Pimpinan DSN menetapkan nama-nama yang diangkat sebagai anggota DPS Ketentuan mengenai jumlah anggota DPS juga diatur dalam PBI No.
113PBI2009 yang menyatakan bahwa jumlah anggota DPS paling sedikit adalah 2 dua orang dan paling banyak 50 dari jumlah anggota direksi.
102
Pada prinsipnya seorang anggota DPS hanya dapat menjadi anggota DPS di satu perbankan syariah dan satu lembaga keuangan syariah. Namun mengingat
keterbatasan jumlah tenaga yang dapat menjadi anggota DPS, seseorang dapat diangkat sebagai anggota DPS sebanyak-banyaknya pada dua perbankan syariah
dan dua lembaga keuangan syariah lainnya. DPS
diketuai oleh salah satu dari anggota DPS bank yang bersangkutan.
103
Peran strategis yang diemban DPS adalah sebagai garda terdepan dalam menjaga kesyariahan sebuah lembaga keuangan yang berlabel syariah. DPS
Sebelum DPS menduduki jabatannya, maka pihak bank yang bersangkutan terlebih dahulu harus mengajukan calon anggota DPS untuk mendapat persetujuan
dari Bank Indonesia agar pengangkatan anggota DPS dapat diberlakukan secara efektif. Pemberhentian ataupun pengunduran diri anggota DPS juga wajib
dilaporkan kepada Bank Indonesia paling lambat 10 sepuluh hari setelah pmberhentian atau pengunduran diri efektif.
C. Peran Penting DPS pada perbankan syariah
102
PBI No. 113PBI2009, Pasal 36 ayat 1.
103
Adrian Sutedi, Op. cit., hal. 143.
Universitas Sumatera Utara
bertanggung jawab untuk memastikan semua produk dan prosedur bank syariah sesuai dengan prinsip syariah. Keberadaan DPS pun dinyatakan secara jelas dalam
Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan dalam PBI yang terkait dengan lembaga keuangan syariah. Jadi secara yuridis, DPS di
lembaga perbankan syariah menduduki posisi yang kuat karena keberadaannya sangat penting dan strategis.
DPS merupakan suatu fungsi dalam organisasi bank syariah yang secara internal merupakan badan pengawas syariah dan secara eksternal dapat menjaga
serta meningkatkan kepercayaan masyarakat.
104
Fungsi DPS dalam organisasi perbankan syariah adalah sebagai berikut;
105
1. Sebagai penasihat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan kantor
cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah 2.
Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari bank yang memerlukan
kajian dan fatwa dari DSN 3.
Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank. Kewajiban melapor pada DSN sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Untuk melakukan fungsi pengawasan tersebut, anggota DPS harus memiliki kualifikasi keilmuan yang integral, yaitu ilmu fiqih muamalat dan ilmu
ekonomi keuangan islam modern, bukan karena kharisma dan kepopulerannya ditengah masyarakat. Jika pengangkatan DPS bukan didasarkan pada
104
Gemala Dewi, “ Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia”, Jakarta:Prenada Media, cetakan pertama, 2004, hal. 71.
105
Agustianto, “Optimalisasi DPS Perbankan Syariah”, http:www.scribd.com...optimalisasi-dewan-pengawas-syariah-3-agustianto, diakses tanggal
30 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
keilmuannya, maka fungsi pengawasan DPS tidak akan efektif sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan praktek syariah.
106
Namun peran vital DPS di Indonesia, dalam praktek di lapangan saat ini belum optimal. Ada beberapa faktor utama penyebab peran dan fungsi DPS di
Indonesia belum optimal, antara lain;
107
a Lemahnya status hukum hasil penilaian kepatuhan syariah oleh DPS
akibat ketidakefektivan dan ketidakefisienan mekanisme pengawasan syariah dalam perbankan syariah di Indonesia saat ini
b Terbatasnya keterampilan sumber daya DPS dalam masalah audit,
akuntansi, ekonomi dan hukum bisnis c
Belum adanya mekanisme dan struktur kerja yang efektif dari DPS dalam melaksanakan fungsi pengawasan internal syariah dalam perbankan
syariah Akibat dari ketiga faktor diatas menjadikan peran DPS pada saat ini lebih
banyak sebagai penasihat syariah bagi manajemen, alat komunikasi dan marketing bagi bank syariah dan sebagai legislator produk bank syariah. Fungsi pengawasan
terhadap proses operasional yang merupakan aktivitas sharia review ex post auditing jarang dilakukan oleh DPS. Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan
peran DPS dalam bank syariah Di Indonesia adalah dengan mengembangkan fungsi pendukung DPS berupa staf yang memadai untuk membentuk DPS
melakukan tugas pengawasan.
108
106
Ibid.
107
Adrian Sutedi, Op. cit., hal. 150.
108
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Kredibilitas suatu bank syariah ditentukan oleh kredibilitas DPS dalam masalah kinerja, independensi dan kompetensi sehingga peran dan fungsi DPS
harus dioptimalkan dalam pengawasan internal syariah untuk membangun jaminan kepatuhan syariah bagi seluruh stakeholders bank syariah.
109
Langkah optimalisasi peran dan fungsi DPS dalam pengawasan internal syariah adalah dengan memperbaiki lingkungan eksternal dan internal DPS.
Perbaikan lingkungan eksternal DPS menjadi tanggung jawab utama Bank Indonesia sebagai regulator, yaitu menciptakan mekanisme pengawasan syariah
yang efektif dan efisien sehingga terbentuk perbankan syariah yang sehat,efisien dan sesuai syariah. Sedangkan tanggung jawab perbaikan lingkungan internal
DPS menjadi tanggung jawab DPS dan manajemen bank syariah untuk menciptakan sistem jaminan kepatuhan syariah yang efektif dan efisien untuk
mebengun kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah.
110
DPS sebagai pengawas memiliki kesamaan dengan fungsi komisaris. Bedanya, kepentingan komisaris dalam melakukan fungsinya adalah memastikan
bank agar bank tersebut selalu menghasilkan keuntungan. Namun kepentingan DPS adalah menjaga kemurnian syariah ajaran Islam dalam kegiatan operasional
perbankan. Oleh karena itu, kedudukan komisaris dan DPS mempunyai potensi untuk melahirkan konflik, sebab DPS harus berpihak pada kemurnian syariah
D. Tugas dan tanggung jawab DPS dalam pemenuhan prinsip syariah dalam pelaksanaan GCG Perbankan Syariah
109
Ibid., hal. 151.
110
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
sedangkan komisaris harus berpihak pada keuntungan yang lebih condong mengarah pada penyimpangan syariah.
Jadi DPS merupakan lembaga yang khas yang hanya dimiliki oleh lembaga keuangan yang berbasis syariah. Tugasnya sangat berat yaitu sebagai
pengawas kegiatan usaha bank agar senantiasa sejalan dengan prinsip syariah. Dalam menjalankan tugas tersebut maka DPS perlu dibekali dengan wewenang
yang cukup dan harus membuat aturan yang rinci mengenai kedudukannya. Hal tersebut akan membuat prinsip GCG lebih mudah diterapkan dalam DPS.
111
Menurut Dubai Islamic Banking, tugas penting seorang DPS terjemahan secara bebas adalah:
112
1. DPS adalah seorang ahli pakar yang menjadi sumber dan rujukan dalam
menerapkan prinsip-prinsip syariah termasuk sumber rujukannya 2.
DPS mengawasi pengembangan semua produk untuk memastikan tidak adanya fitur yang melanggar syariah
3. DPS menganalisa segala situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya
yang tidak didasari fatwa di transaksi perbankan untuk memastikan kepatuhan dan kesesuaiannya kepada syariah
4. DPS menganalisis segala kontrak dan perjanjian mengenai transaksi-
transkasi di bank syariah untuk memastikan kepatuhan kepada syariah
111
Ibid., hal. 150.
112
Agustianto Sekjen DPP IAEI dan Dosen Ushul Fiqh Ekonomi Keuangan dan Fiqh Muamalah Perbankan di Pascarjana Univ.Paramadina, Pascasarjana Ekonomi Islam UI Az-Zahra,
Pascasarjana Islamic Economics and Finance Universitas Trisakti dan Pascasarjana PSTTI UI, “ Dewan Pengawas Syariah dan Manajemen Resiko Perbankan
Syariah”,http:www.mei_azzahra.com…dewan-pengawas-syariah-dan-manajemen-resiko- bank-syariah, diakses tanggal 2 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
5. DPS memastikan koreksi pelanggaran dengan segera jika ada untuk
mematuhi syariah. Jika ada pelanggaran, anggota DPS harus mengoreksi penyimpangan itu dengan segera agar disesuaikan dengan prinsip syariah
6. DPS memberikan supervise untuk program pelatihan syariah
7. DPS menyusun sebuah laporan tahunan tentang neraca bank syariah
tentang kepatuhannya kepada syariah. Dengan pernyataan ini, seorang DPS memastikan kesyariahan laporan keuangan perbankan syariah
8. DPS melakukan supervisi dalam pengembangan dan penciptaan investasi
yang sesuai syariah dan produk pembiayaan yang inovatif. Dalam PBI No. 1133PBI2009 dinyatakan bahwa tugas dan tanggung
jawab DPS adalah memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mangawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah.
113
Tugas dan tanggung jawab DPS dalam pengawasan terhadap pemenuhan prinsip syariah dalam mendukung pelaksaan GCG pada perbankan syariah adalah
sebagai berikut;
114
a Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman
operasional dan produk yang dikeluarkan bank b
Mengawasi proses pengembangan produk baru bank agar sesuai dengan fatwa DSN-MUI
c Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru bank yang belum
ada faktanya
113
PBI No.1133PBI2009, Pasal 47 ayat 1.
114
PBI No. 1133PBI2009, Pasal 47 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
d Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap
mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank
e Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuak nerja
bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Selain itu, DPS wajib menyampaikan laporan hasil pengawasan DPS
secara berkala dalam waktu 6 enam bulan sekali kepada Bank Indonesia. DPS dalam menjalankan tugasnya dalam melakukan pengawasan terhadap
operasional perbankan syariah juga mempunyai kewajiban sebagai berikut ;
115
1 Mengikuti fatwa-fatwa DSN
2 Mengawasi kegiatan usaha lembaga keuangan syariah agar tidak
menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan DSN
3 Melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan lembaga keuangan syariah
yang diawasinya secara rutin kepada DSN, sekurang-kurangnya 2 dua kali dalam setahun
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas tersebut, DPS berhak dan mempunyai wewenang untuk:
116
1. Memberikan pedoman atau garis-garis besar syariah, baik untuk
pengerahan maupun untuk penyaluran dana serta kegiatan bank lainnya 2.
Mengadakan perbaikan seandinya suatu produk yang telah atau sedang dijalankan dinilai bertentangan dengan syariah
115
Keputusan DSN MUI No.03 Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pengawas Syariah, dikutip dari Adrian Sutedi, Op cit., hal. 143.
116
Adrian Sutedi, Ibid., hal. 143.
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas DPS dalam melaksanakan pengawasan syariah, menurut Briston dan Ashker, ada tiga macam, yaitu:
117
a Ex ante auditing
Aktivitas pengawasan syariah dengan melakukan pemeriksaan terhadap berbagai kebijakan moral yang diambil dengan cara melakukan review
terhadap keputusan-keputusan manajemen dan melakukan review terhadap semua jenis kontrak yang dibuat manajemen bank syariah dengan semua
pihak. Tujuannya adalah untuk mencegah bank syariah melakukan kontrak yang melanggar psinsip-prinsip syariah.
b Ex post auditing
Aktivitas pengawasan syariah dengan melakukan pemeriksaan terhadap laporan kegiatan aktivitas dan laporan keuangan bank syariah.
Tujuannya adalah untuk menelusuri kegiatan dan sumber-sumber keuangan bank syariah yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
c Perhitungan dan pembayaran zakat
Aktivitas pengawasan syariah dengan memeriksa kebenaran bank syariah dalam menghitung zakat yang harus dikeluarkan dan memeriksa
kebenaran dalam pembayaran zakat sesuai dengan ketentuan syariah. Tujuannya adalah untuk memastikan agar zakat atas segala usaha yang
berkaitan dengan hasil usaha bank syariah telah dihitung dan dibayar secara benar oleh manajemen bank syariah.
117
Ibid., hal. 144-145.
Universitas Sumatera Utara
Rifaat Karim menebutkan ada 3 model pengawasan syariah oleh DPS yang diwujudkan dalam bentuk organisasi DPS, yaitu;
118
Selain ke tiga model diatas, ada model variasi atas model departemen syariah yaitu dengan memperluas tugas dan ruang lingkup departemen internal
audit dengan memasukkan aspek syariah. Departemen internal audit bank syariah akan menjadi fungsi pendukung DPS dalam melaksanakan tugas-tugas
pengawasan syariah sehingga departemen internal audit akan bekerja berdasarkan 1. Model Penasihat
Model ini dilakukan dengan menjadikan pakar-pakar syariah sebagai penasihat semata dan kedudukannya dalam organisasi adalah sebagai tenaga
part time, yang datang ke kantor jika diperlukan. 2. Model Pengawasan
Model ini ditandai dengan adanya pengawasan syariah yang dilakukan oleh beberapa pakar syariah terhadap bank syariah dengan secara rutin
mendiskusikan masalah-masalah syariah dengan para pengambil keputusan operasional muapun keuangan organisasi.
3. Model departemen syariah Dengan model ini, para pakar syariah bertugas full time, didukung oleh staf
tekhnis yang membantu tugas-tugas pengawasan syariah yang telah digariskan oleh ahli syariah departemen tersebut.
118
Agustianto, “Optimalisasi DPS Perbankan Syariah”, http:www.scribd.com...optimalisasi-dewan-pengawas-syariah-3-agustianto, diakses tanggal
30 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
panduan DPS untuk hal-hal yang berkaitan dengan aspek syariah dan melaporkan temuan-temuannya dalam aspek syariah kepada DPS.
119
119
Ibid.
Peran DPS di bank syariah memiliki hubungan yang kuat dalam pencapaian pelaksanaan GCG pada perbankan yang berbasis syariah. Kepatuhan
syariah dalam perbankan syariah merupakan hal yang menjadi pengawasan dari DPS yang menyangkut dengan reputasi bank syariah di mata masyarakat. Karena
jika terjadi pelanggaran syariah dalam perbankan syariah, hal tersebut akan merusak citra bank syariah sehingga merusak kepercayaan masyarakat terhadap
bank syariah. Oleh karena itu peran DPS di bank syariah harus dioptimalkan, kualifikasi untuk menjadi DPS semakin diperketat serta formalisasi peran DPS
harus benar-benar diwujudkan dalam perbankan syariah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV BENTUK PENERAPAN ASPEK TRANSPARANSI KONDISI BANK