30
D. Akuntansi Keuangan Pendapatan dan Biaya
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk
ini tidak berasal dari kontribusi penanaman ekuitas, tetapi dapat mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Arus masuk bruto adalah jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Sementara jumlah yang harus
dibayar untuk pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi perusahaan sehingga tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas,
oleh karena itu, jumlah ini harus dikeluarkan dari pendapatan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan timbul
karena terjadinya transaksi dan peristiwa ekonomi sebagai berikut : a. Penjualan barang,
b. Penjualan jasa, dan c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang mengasilkan
bunga, royalty dan deviden. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbulkan
pendapatan dalam bentuk sebagai berikut:
31
a. Bunga, bunga ialah pembebanan atas penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan.
b. Royalty, royalty adalah pembebanan atas penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, misalnya hak paten, merek dagang dan hak cipta.
c. Deviden, deviden adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan program dari jenis ekuitas tertentu.
Pendapatan yang dimaksud disini adalah penerimaan bersih dari hasil operasi baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur atau jasa,
bunga, royalty,dan dividen sebagai hasil penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain. Penghasilan bersih adalah penghasilan setelah dikurangi semua
biaya langsung yang melekat pada penerimaan tersebut, seperti komisi penjualan, return, rabat, diskon dan sebagainya.
2. Pengertian Biaya
Bebanbiaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dapat dijual kembali, baik yang
berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Dalam perhitungan laba rugi atau menambah rugi perusahaan.
8
8
Kuswandi, Meningkatkan Laba melalui Pendekatan Akuntansi keuangan dan Akuntansi Biaya, Jakarta: Elex Media komputindo, 2005, hal 17-29
32
Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat-alat yang diperlukan untuk aktifitas dan penegndalian, memperbaiki kualitas dan
efisiensi serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Dalam hal tersebut maka akuntansi biaya dapat membantu
manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut : a. Menyusun dan melaksanakan rencana anggaran operasi perusahaan,
b. Menetapkan metode perhitungan biaya dan prosedur yang menjamin adanya pengendalian dan jika memungkinkan pengurangan biaya atau
pembebanan biaya dan perbaikan mutu, c. Menentukan nilai persediaan dalam rangka kalkulasi biaya dan
menetapkan harga, evaluasi kinerja suatu produk, departemen atau divisi, dan sewaktu-waktu memeriksa persediaan dalam bentuk fisik.
d. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk suatu periode akuntansi, tahunan atau periode yang lebih singkat,
e. Memilih alternatif yang terbaik yang menaikkan pendapatan ataupun menurunkan biaya.
Manajer perusahaan menggunakan data biaya dalam pengambilan keputusan, mengevaluasi kinerja dan dalam mengendalikan operasi
perusahaan. Kegiatan tersebut merupakan hal penting bagi keberhasilan suatu
33
perusahaan. Oleh karena itu perlu pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan biaya-biaya tersebut, apakah sudah digunakan dengan baik atau
terjadi penyalahgunaan terhadap biaya-biaya tersebut. Data biaya tersebut dapat digunakan oleh manager untuk tujuan :
a. Perencanaan perusahaan menggunakan data biaya untuk memilih metode atau program
pencapaian tujuan yang terbaik masa akan datang yang ingin dicapai pada saat menelaah alternatif pelaksanaan tindakan. Perusahaan juga
menggunakan data biaya untuk pembuatan anggaran budget yang
digunakan untuk memperkirakan bahan baku, tenaga kerja dan teknologi. Hal diatas tersebut dapat dilakukan dalam tahapan perencanaan.
Perencanaan tersebut berorientasi kepada masa akan datang dan dapat berbentuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.
b. Pengawasan pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah
anggaran atau program yang dbuat sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan fungsi perencanaan. Tahapan ini adalah merupakan tahapan
pemantauan terhadap pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat, baik yang berhubungan dengan pencapaian harga pokok standar digariskan
pada anggaran budget, tetapi juga masalah-masalah penyusunan
34
terhadap anggaran. Membandingkan anggaran dan standar dengan aktual dapat digunakan untuk pengendalian sehingga kinerja masing-masing
divisi atau departemen dapat dinilai. c. Penetapan harga,
pertimbangan yang diperlukan dalam penetapan biaya selain permintaan dan penawaran adalah biaya. Oleh karena itu pertimbangan yang baik
seorang manajemen dalam keputusan penetapan harga yaitu dengan memastikan pemulihan atas semua biaya dalam mencapai laba.
d. Menentukan laba akuntansi biaya dimulai dari proses produksi sehingga terbentuk output
atau produk yang dihasilkan. Pada akhirnya produk yang dihasilkan tersebut ditujukan untuk dapat menghasilkan laba. Laba yang dhasilkan
dapat ditentukan dengan mengumpulkan seluruh biaya yang dikeluarkan yang kemudian akan dibandingkan dengan biaya-biaya lain. Penentuan
laba tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk keseluruhan perusahaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk pelaporan segmen dan lini produk.
e. Pengambilan kesimpulan akuntansi biaya dapat digunakan untuk memilih berbagai macam
alternatif dalam pengambilan keputusan. Misalnya; keputusan apakah
35
suatu perusahaan akan menghentikan atau meneruskan suatu segmen yang secara terus menerus mengalami kerugian. Membuat atau membeli
suku cadang, memproses suatu lini produk untuk diproses lebih lanjut, perencanaan laba, memasuki pasar, mengembangkan suatu produk baru,
membeli mesin baru. Berdasarkan informasi biaya maka perusahaan dapat mengambil keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun yang
bersifat jangka panjang.
9
E. Laporan laba Rugi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Divisi
Asuransi Jiwa Syariah 1.
Pendapatan Premi
Premi adalah biaya yang dibebankan suatu perusahaan asuransi untuk jumlah uang pertanggungan tertentu. Aktuaris perusahaan asuransi
mempertimbankan banyak faktor ketika melakukan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk menetapkan tarif premi yang memadai dan wajar. Tarif
premi harus adequate memadai agar perusahaan mempunyai cukup dana untuk membayar manfaat polis. Premi harus pula equitable wajar sehingga
setiap pemegang polis dikenakan premi yang mencerminkan tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dalam memberi pertanggungan.
9
Bastian Bustami, Nurlela, Akuntansi Biaya Teori Aplikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu,2006, hal. 3-9
36
Faktor-faktor berikut ini turut dipertimbangkan dalam menghitung tarif premi asuransi jiwa :
1. Rate of mortality Tingkat mortalitaskematian. Tingkat dimana orang-orang yang jiwanya diasuransikan diperkirakan
meninggal dunia. 2. Investment earnings Pendapatan investasi
Dana yang diperoleh perusahaan asuransi dari investasi premi yang diterimanya.
3. Expense Biaya Semua biaya yang timbul dari penerbitan polis asuransi dan pengoperasian
perusahaan asuransi. Pendapatan perusahaan asuransi jiwa sebagian besar diperoleh melalui
premi asuransi dan pendapatan investasi. Pendapatan premi asuransi diperoleh melalui penjualan produk dan jasa asuransi ke tertanggung. Pendapatan
investasi diperoleh perusahaan asuransi jiwa melalui penanaman modal dengan melakukan diversifikasi portofolio untuk mendapatkan perolehan
bungabagi hasil yang optimum. Pendapatan premi adalah jumlah pendapatan premi dari penjualan
polis asuransi yang biasanya diukur dalam periode satu tahun. Pendapatan ini merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi.
Oleh karenanya penetapan premi mempunyai peranan penting dalam strategi
37
perusahaan. Tarif premi yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi sebagian besar didasari oleh jumlah risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan
asuransi tersebut untuk polis yang diterbitkan. Jika perusahaan asuransi secara konsisten salah menilai risiko yang akan ditanggung, maka preminya tidak
akan cukup untuk membayar klaim dan manfaat yang dijanjikan. Aspek penting dari penetapan premi asuransi jiwa adalah bagaimana
perusahaan asuransi mengelola hasil penetapan premi setelah perkenalan suatu produk baru. Pengelolaan hasil penetapan premi termasuk membandingkan
pengalaman operasional aktual dari perusahaan asuransi. Apabila pengalaman aktual sesuai dengan asumsi-asumsi aktuaria, maka asumsi-asumsi tersebut
dapat menjadi dasar bagi tahapan desain teknis pengembangan produk berikutnya. Proses penetapan premi asuransi jiwa merupakan siklus, jika
kinerja aktual suatu produk menyimpang secara signifikan dari hasil-hasil yang diharapkan, maka perusahaan asuransi akan membuat alasan-alasan
untuk penyimpangan tersebut dan jika memungkinkan mengambil tindakan perbaikan.Tindakan-tindakan perbaikan dalam penetapan premi dapat berkisar
dari merevisi harga sampai melakukan revisi total terhadap struktur tarif produk asuransi
10
.
2. Premi Reasuransi