Uji Asumsi klasik ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

70 89.893.586.252, pada tahun 2007 sebesar 126.411.394.470, pada tahun 2008 sebesar 176.046.712.379. pada tahun 2009 yaitu sebesar 148.139.101.732. dan pada tahun 2010 sebesar 284.253.524.331.

B. Analisa Data

1. Uji Asumsi klasik

Pengujian jenis ini digunakan untuk menguji asumsi, apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik layak uji atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa multikorelasi, autokorelasi, dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam model yang digunakan dan data yang digunakan terdistribusi normal. Jika semua itu terpenuhi bahwa model analisis telah layak digunakan Gujarati, 2003 . Pengujian asumsi klasik terdiri dari 4 empat pengujian, antara lain :

a. Uji Normalitas Data

Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model berdistribusi normal atau tidak hanya dengan melihat pada histogram residual apakah memiliki bentuk seperti “lonceng” atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan data berdistribusi normal atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja. Ada cara lain untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. 71 Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Bila rasio kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pada tabel 4. Bahwa rasio skewness adalah -0,6610,414 = - 1.59 -2 dan rasio kurtosis adalah 0,4020,809= 0,49 +2 karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal. Sta tistics 32 32 32 32 .470 .543 .291 -.661 .414 .414 .414 .414 .392 -.407 -.795 .402 .809 .809 .809 .809 Valid Missing N Sk ewness Std. Error of Skewnes s Kurtosis Std. Error of Kurtosis laba biaya pendapatan Unstandardiz ed Residual 72

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menunjukkan apakah terdapat hubungan korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel bebas yang terdapat dalam model, yaitu koefisien korelasinya tinggi atau bahkan satu Algifari, 2000: 84. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat harga VIF Variance Inflation Factor melalui SPSS. Apabila nilai tolerance-nya diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, maka model regresi bebas dari multikolinieritas Ghozali, 2002. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Data Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk biaya adalah 57,300 dan nilai VIF untuk pendapatan adalah 57,300. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat multikolineritas antara biaya dan pendapatan. Coefficients a .017 57.300 .017 57.300 biaya pendapatan Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: laba a. 73

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode pertama dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini muncul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas di satu observasi ke observasi lain. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya otokorelasi dapat diketahui dengan deteksi uji Durbin Watson Test DW yang telah ada klasifikasinya untuk menilai perhitungan yang diperoleh, jika DW terletak diantara du dan 4-du maka disimpulkan tidak terjadi Autokorelasi Algifari, 2000 . Kriteria ada atau tidaknya autokorelasi, jika : 0 d dL, berarti terdapat autokorelasi positif. 1 dL d dU, berarti tidak ada kesimpulan. 2 dU d 2, berarti tidak terdapat autokorelasi. 3 2 d 4-dU, berarti tidak terdapat autokorelasi. 4 4-dU d 4-dL, berarti tidak ada kesimpulan. 5 4-dL d 4, berarti terdapat autokorelasi negatif. 74 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Data Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,188 sedangkan nilai dL dan dU dapat dlihat pada tabel Durbin-Watson pada signifikansi 0,05, n=32 dan k=2. Di dapat dL=1,270 dan dU=1,563. Hal tersebut menunjukkan bahwa 2 d 4-dU atau 2 2,015 4 - 1,563 = 2,437 yang berarti tidak ada autokorelasi, karena memiliki nilai Durbin Watson lebih besar dari 2.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variable bebas dengan nilai mutlak residualnya menggunakan korelasi Rank Spearman. Model Summary 2.015 Model 1 Durbin- Watson 75 Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Data Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi Rank Spearman antara biaya dengan Unstandartdized Residual adalah 0,317 dengan nilai probabilitas sebesar 0,078. Nilai korelasi Rank Spearman antara pendapatan dengan Unstandartdized Residual adalah 0,292 dengan nilai probabilitas sebesar 0,105. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat Heteroskedastisitas pada variabel biaya dan pendapatan.

2. Pengujian hipotesis