51
implementasi dari prinsip ekonomi islam denga karakteristik, antara lain sebagai berikut :
1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuk, 2. Pelarangan akan gharar,
3. Pelarangan akan maisir. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah memenuhi
seluruh syarat berikut ini : 1. Transaksi tidak mengandng unsur kedzaliman,
2. Bukan riba, 3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau piha lain,
4. Tidak ada penipuan gharar, 5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan dan,
6. Tidak mengandung unsure judi maisir.
14
I. Faktor Penghambat dari Asuransi Syariah
1. Keseriusan Para Takaful Operator
14
Ibid, hal. 14-15
52
Dalam bservasi sehari-hari, melihat masih banyak kurangnya perhatian dari manajemen takaful operator sehingga pelaksanaan kegiatan operasional di
internal banyak mendapatkan masalah yang cukup berat yakni kurang mendapatkan dukungan yang berarti dari berbagai sisi, seperti misalnya
terbatasnya sumberdaya manusia yang ditempatkan, biaya operasional yang minim sekali, sistem dan fasilitas-fasilitas penunjang operasional lainnya yang
tidak memadai. Hal ini tentu mengakibatkan hambatan yang berarti dalam proses pengembangan bisnis.
2. Sifat bisnis
Karena mayoritas pemain mengarah kepada mengambil pangsa pasar yang ada dan bukan membuka ceruk pasar baru yang terjadi adalah terdapatnya
beberapa resiko yang sekarang beredar diasuransi syariah banyak yang tercatat sudah dihindari oleh asuransi konvensional dengan berbagai macam alasan
antara lain missal karena loss ratio yang tinggi atau resikoexposure nya sendiri yang tinggi. Kue yang sama diperebutkan oleh semakin banyak
pemain tentu akan membuat supply menjadi relative lebih besar dari demandnya. Hal ini tentu berpengaruh juga pada ke adequate-an premi dan
juga ke-aggressive-an dari term dan kondisi pertanggungan. tingkat persaingan yang menjadikan asuransi syariah sebagai tempat pembuangan.
3. Dukungan Kapasitas
Dukungan dari reasuransi syariah memang sangat terbatas. Sehingga kadang bisnis yang sudah didepan mata bisa melayang lagi karena tidak bisa menutup
53
resiko sepenuhnya. Jika dukungan short fall sudah pasti bisnis tersebut tetap diasuransi konvensional yang notabane kapasitasnya jauh lebih besar dari
asuransi syariah. Untuk itu diperlukan juga fasilitas untuk memperluas jaringan dan explorasi market retakaful didunia.
4. Usulan Solusi
Memang untuk membahas keseriusan takaful operator ini ibarat chicken egg problem pemilik modal mempunyai pandangan bahwa berbisnis harus untung.
Jika mereka menempatkan uang Rp. 1 untuk usaha, pertanyaannya tahun depan menjadi beberapa? sementara si pelaksana tentu mempunyai pemikiran,
kalau kita bekerja dengan fasilitas minim maka kerja menjadi tdak nyaman dan setengan hati. Yang pasti situasi saat ini kita harus berbah. Jalan tengan
memang sepertinya harus datang dari sisi regulator, untuk memastikan bahwa perusahaan asuransi yang berminat untuk menyelanggarakan perasuransian
syariah itu terus dengan minatnya. Dengan mengeluarkan pokok-pokok pikiran dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992, yang berkaitan dengan usaha asuransi syariah yang disampaikan oleh Biro Perasuransian Bapepam dan LK
pada tanggal 17 Desember 2007 lalu dijakarta adalah sangat tepat sekali walau masih sangat jauh ketinggalan dari asuransi konvensional dan apalagi pemain
luar negeri seperti Cina dan Malaysia. Disini penulis mengusulkan akan lebih baik juga jika sebaiknya dalam persyaratan pendirian usaha regulator juga
melihat suatu kesiapan dari operator takaful seperti misalnya jumlah sumber
54
daya mansusia yang akan ditempatkan di bisnis tersebut. Fasilitas-fasilitas penunjang, sistem informasi dan hal lainnya terkait dengan target bisnis
mereka untuk melihat keseriusan para takaful operator dan juga memonitor lebih ketat waktu ke waktu perkembangan bisnis para takaful operator saat ini.
Saat ini dirasakan asuransi syariah belum begitu optimal mengeksplorasi pasarnya sendiri sehingga yang terjadi adalah asuransi syariah mencoba
merebut pasar asuransi konvensional. Hal ini menjadikan asuransi syariah lebih aggressive dengan melonggarkan term dan kondisi pertanggungan
tertentu dalam suatu resiko dan terjerumus kepada pengerusakan pasar menjadi lebih parah. Untuk itu sebaiknya asuransi syariah membuka pasar
sendiri yang belum terjamah oleh asuransi konvensional sehingga dengan adanya ceruk pasar baru diharapkan tidak terpengaruh dengan kondisi pasar
konvensional. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara missal dengan inovasi produk-produk baru yang berkesinambungan benar-benar harus
dilakukan dan dijalankan. Kapasitas reasuransi yang memadai sangat diperlukan. Pada titik ini ada baiknya pemerintah memfasilitasi dengan
misalnya melonggarkan aturan main untuk reasuradur internasional untuk membantu perkembangan asuransi syariah didalam negeri. Hal ini sudah
dilakukan di Malaysia. Sebagai contoh Munich Re dan Swiss Re sudah mempunyai izin untuk beroperasi disana. Tidak ada salahnya pemerintah
mengundang para pemain besar dan tukar pendapat dalam hal membantu peningkatan kapasitas di Indonesia selain itu sebagai the last resort,
55
pemerintah melalui BUMN bisa juga mendirikan suatu perusahaan reasuransi syariah untuk menahan premi yang tidak terserap didalam negeri.
15
15
ReINFOKUS ”Media Informasi Asuransi dan Reasuransi, Edisi 47, Mei 2008
50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada laporan keuangan keuangan periode 2003 sampai 2010. Sedangkan variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor
yang memengaruhi laba perusahaan, dimana faktor-faktor tersebut diantaranya terdiri dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan laba perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah periode 2003
sampai dengan 2010.
2. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan dengan rentang waktu time series periode 2003 sampai dengan 2010 AJB
Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah yang terdiri atas laba Y dan jumlah pendapatan X
1
, jumlah beban X
2
. C.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu penelitian arsip archival research dan penelitian kepustakaan library research.
51
a. Penelitian arsip archival research melalui observasi data berupa laporan keuangan dengan teknik pengumpulan data-data atas kejadian fakta historis
yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data. Data yang dikumpulkan adalah data yang berkenaan dengan objek yang diteliti yang diperoleh dari
suatu organisasi, dalam hal ini adalah AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah.
b. Penelitian kepustakaan library research yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan cara pengkajian dan pendalaman
literatur-literatur seperti buku, jurnal dan laporan dengan masalah yang diteliti guna memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data-data yang
diperoleh untuk keperluan penelitian.
D. Jenis dan Sumber Data