Jenis dan Sumber Data Analisis Statistik Deskriptif Kesimpulan

43 Tabel 3.3 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian No Kode Nama Perusahaan 1. AKKU ANEKA KEMASINDO UTAMA TBK 2. AMFG ASAHIMAS FLAT GLASS TBK 3. ARNA ARWANA CITRA MULIA 4. CTBN CITRA TURBINDO TBK 5. DPNS DUTA PERTIWI NUSANTARA TBK 6. IGAR KAGEO IGAR JAYA TBK 7. INAI INDAL ALUMINIUM INDUSTRY TBK 8. LION LION METAL WORKS TBK 9. LMSH LIONMESH PRIMA TBK 10. SIMA SIWANI MAKMUR TBK Sumber : www.idx.co.id diolah oleh peneliti

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, baik yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan masing-masing perusahaan manufaktur periode tahun yang diperoleh melalui Website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda dengan analisis statistik yang menggunakan program SPSS Statistic 17.0. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.7.1 Statistik Deskriptif

“Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran Universitas Sumatera Utara 44 atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness”, menurut Ghozali 2011. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata mean, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan dengan menguji ada atau tidaknya gejala-gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas menurut Ghozali 2011 : 160 “bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.” Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut Ghozali 2011 : 160 ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik: a. Dalam analisis grafik, untuk melihat normalitas residual Universitas Sumatera Utara 45 adalah melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi normal dan dapat dilakukan dengan melihat normal probality plot yaitu apabila distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Dalam analisis statistik, uji statisitk sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Dimana Jika Z hitung Z tabel, maka distribusi tidak normal dan uji statistik yang lain untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov, jika nilai signifikansinya 0,05 maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansinya 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” Ghozali, 2011 : 105. Salah satu metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 46 1. Besaran VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. 2. Besaran Korelasi Antar Variabel Independen. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien antar variabel independen haruslah lemah di bawah 95. Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2011 : 110, uji autokorelasi ini bertujuan “untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.” Autokorelasi dapat terjadi pada observasi yang menggunakan runtun waktu time series dimana penggangu dari data pada periode sebelumnya akan berpengaruh terhadap data pada periode berikutnya. Model regresi yang baik harus terbebas dari adanya autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin- Watson DW test. Adapun ketentuan dalam pengujian ini sebagai berikut : a. Bila nilai Durbin Watson d terletak antara batas atas du Universitas Sumatera Utara 47 dan 4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol du d 4 – du artinya tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif. b. Bila nilai d dl batas bawah maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol artinya ada autokorelasi positif. c. Bila nilai d 4-dl maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negatif. d. Bila nilai d terletak antara du dengan dl atau d terletak diantara 4-du dan 4-dl, maka hasil tidak dapat diputuskan ada autokorelasi atau tidak.

3.7.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastistas bertujuan “untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas” menurut Ghozali 2011 : 139. Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskesdatisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik plot dengan dasar analisis Menurut Ghozali 2011 : 139 Universitas Sumatera Utara 48 yaitu: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, secara titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen aset pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan dan satu variabel dependen yaitu manajemen laba. Universitas Sumatera Utara 49 Dalam penelitian ini analisis data menggunakan regresi yang bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan independen.: Persamaan model regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Suranggane 2007 dan Yulianti 2005 yaitu sebagai berikut: EM it = α + β 1 CAPT it + β 2 DTE it + ε Keterangan: EM it = skala pengukuran variabel probabilitas perusahaan i melakukan manajemen laba di tahun t. EM adalah akrual modal kerja tahun t dibagi penjualan pendapatan tahun t. α = konstanta. β = koefisien masing-masing variabel. CAPT it = cadangan aset pajak tangguhan perusahaan i pada periode t. DTE it = beban pajak tangguhan perusahaan i di tahun t dibagi dengan total asset pada akhir tahun t-1. ε = kesalahan residual.

3.7.4 Uji Hipotesis

Ghozali 2011 menjelaskan “untuk mengetahui kebenaran Universitas Sumatera Utara 50 prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan, maka dilakuakn pencarian nilai koefisien determinasi adjusted R 2 .” Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel dependen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan pengujian untuk mendukung hipotesis adalah dengan uji t yaitu seberapa jauh pengaruh variabel independen secar individual terhadap variabel dependen.

3.7.4.1 Uji Simultan Uji F

“Uji F digunakan mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama dengan melihat nilai F nya. Tingkat signifikan dalam peneltitian ini sebesar 5”, menurut Ghozali 2011. Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji F adalah sebagai berikut: Jika F hitung F tabel, maka H ditolak Jika F hitung F tabel, maka H diterima

3.7.4.2 Uji Parsial Uji t

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel independen. Dasar pengambilan keputusan Ghozali 2011 adalah “dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi yaitu apabila angka probabilitas signifikansi 0,05 maka H diterima dan H a ditolak. Universitas Sumatera Utara 51 Sedangkan jika angka probabilitas signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H a diterima.”

3.7.4.3 Koefisien Determinasi R

2 Koefisen determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. “Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen”, menurut Ghozali 2011. Universitas Sumatera Utara 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi, dari variabel manajemen laba, CAPT, dan DTE. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Manajemen Laba, CAPT, DTE Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Manajemen Laba 40 -10.1228 9.2027 .265600 2.4885904 CAPT 40 -.8516 3.7294 .235815 .8938631 DTE 40 -.0753 .0932 .005606 .0285855 Valid N listwise 40 Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai manajemen laba minimum adalah -10,1228, dan maksimum 9,2027. Sementara rata-rata dan standar deviasinya adalah 0,265600 dan 2,4885904. Diketahui nilai CAPT minimum adalah -0,8516, dan maksimum 3,7294. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari CAPT adalah 0,235815 dan 0,8938631. Diketahui nilai DTE minimum adalah -0,0753, dan maksimum 0,0932. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari DTE adalah 0,005606 dan 0,0285855. Universitas Sumatera Utara 53 4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut: Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Tabel 4.2 Uji Normalitas 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.48342651 Most Extreme Differences Absolute .363 Positive .363 Negative -.363 Kolmogorov-Smirnov Z 2.296 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,000. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,000, lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Untuk memperoleh hasil terbaik, maka data pencilan atau outlier yang ada akan dieliminasi. “Outlier adalah data yang memiliki Universitas Sumatera Utara 54 karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi- obsevasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi”, menurut Ghozali 2011:36. Setelah data outlier dihilangkan, maka data yang semula 40 menjadi 35. Hasil pengujian normalitas yang kedua diperlihatkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Uji Normalitas 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 35 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .17824162 Most Extreme Differences Absolute .210 Positive .194 Negative -.210 Kolmogorov-Smirnov Z 1.239 Asymp. Sig. 2-tailed .093 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas p atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,093. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,093, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

“Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas”, Universitas Sumatera Utara 55 menurut Ghozali, 2011. Tabel 4.4 Uji Asumsi Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant CAPT 1.000 1.000 DTE 1.000 1.000 Sumber: hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.4, nilai VIF dari variabel CAPT adalah 1,000, dan nilai VIF dari variabel DTE adalah 1,000. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.2.3 Uji Autokorelasi

“Asumsi mengenai independensi terhadap residual non- autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi”, menurut Gio 2015. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 2.013 Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.5, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 2,013. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 56

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik plot dan uji statistik. Uji statistik Glejser dipilih karena lebih dapat menjamin keakuratan hasil dibandingkan dengan uji grafik plot yang dapat menimbulkan bias. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel bebas terhadap nilai absolute residual-nya terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak di antara data pengamatan dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisien signifikansi. Koefisien signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan sebelumnya 5. Apabila koefisien signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas homoskedastisitas. Jika koefisien signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .110 .025 4.453 .000 CAPT .008 .025 .049 .296 .769 DTE -1.766 .874 -.336 -2.021 .052 a. Dependent Variable: absolut_res_uji_glejser_heteroskedastisitas Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas atau Sig. Universitas Sumatera Utara 57 dari CAPT adalah 0,769, dan nilai probabilitas atau Sig. dari DTE adalah 0,052. Karena masing-masing nilai probabilitas 0,05, maka disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastistas. 4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji Simultan Uji F Uji pengaruh simultan bertujuan untuk menguji apakah seluruh variabel bebas secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel manajemen laba. Gambar 4.1 Menentukan Nilai � Tabel dengan Microsoft Excel Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai F tabel adalah 3,294537. Tabel 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1Regression .282 2 .141 4.178 .024 a Residual 1.080 32 .034 Total 1.362 34 a. Predictors: Constant, DTE, CAPT b. Dependent Variable: Manajemen Laba Universitas Sumatera Utara 58 Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai F hitung adalah 4,178. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung 4,178 ≥ F tabel 3,294537, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan variabel bebas terhadap manajemen laba adalah signifikan secara statistika.

4.3.2 Uji Parsial Uji t

Tabel 4.8 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial. Tabel 4.8 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .019 .033 .583 .564 CAPT -.036 .034 -.167 -1.062 .296 DTE 3.097 1.160 .420 2.671 .012 Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut. EM = 0,019 -0,036 CAPT + 3,097 DTE + e Sebelum menghitung nilai � tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas. ������� ����� = � − �. Perhatikan bahwa � menyatakan jumlah elemen dalam sampel yang diteliti, sedangkan � merupakan jumlah variabel. Diketahui jumlah elemen dalam sampel yang diteliti sebanyak 35 dan jumlah Universitas Sumatera Utara 59 variabel adalah 3, sehingga derajat bebas adalah 35 − 3 = 32. Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5, sehingga nilai � tabel dengan derajat bebas 32 dan tingkat signifikansi 5 adalah ±2,0369. Gambar 4.2 merupakan penghitungan � tabel berdasarkan Microsoft Excel. Gambar 4.2 Menentukan Nilai � Tabel dengan Microsoft Excel Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji � Gio, 2015:61. ���� �� ℎ����� � ≤ |� ����� |, ���� � �������� ��� � 1 �������. ���� �� ℎ����� � |� ����� |, ���� � ������� ��� � 1 ��������. Atau dapat digambarkan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 60 −� ����� ������ + � ����� ������ Gambar 4.3 Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis berdasarkan Uji � Jika −t hitung −t kritis , maka H ditolak dan H 1 diterima. Jika +t hitung +t kritis , maka H ditolak dan H 1 diterima. Jika − t kritis ≤ ±t hitung ≤ +t kritis , maka H diterima dan H 1 ditolak.

4.3.3 Koefisien Determinasi

� � Koefisien determinasi � 2 merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel- variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi � 2 yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi � 2 yang mendekati 1 berarti variabel- variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel tak bebas. Daerah penerimaan � , penolakan � 1 pengaruh tidak signifikan Daerah penerimaan � 1 , penolakan � pengaruh signifikan Daerah penerimaan � 1 , penolakan � pengaruh signifikan Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 4.9 Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .455 a .207 .158 .1837273 2.013 a. Predictors: Constant, DTE, CAPT b. Dependent Variable: Manajemen Laba Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.7, nilai koefisien determinasi � 2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar � 2 = 0,207. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, secara simultan mempengaruhi variabel manajemen laba sebesar 20,7, sisanya sebesar 79,3 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.3.3.1 Pengujian CAPT

� � terhadap EM � Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui nilai koefisien regresi dari CAPT bernilai negatif, yakni -0,036. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel CAPT adalah 0,296. Karena nilai probabilitas CAPT, yakni 0,296, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara CAPT dengan variabel manajemen laba berpengaruh negatif, namun tidak signifikan secara statistika. Diperoleh hasil juga bahwa nilai −� ℎ����� −� ����� , yakni −1,062 −2,0369 sehingga H diterima. Hal ini menunjukkan hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �. Universitas Sumatera Utara 62

4.3.3.2 Pengujian DTE

� � terhadap EM � Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui nilai koefisien regresi dari DTE bernilai positif, yakni 3,097. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel DTE adalah 0,012. Karena nilai probabilitas DTE, yakni 0,012, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara DTE dengan variabel manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan secara statistika. Diperoleh hasil juga bahwa nilai + � ℎ����� + � ����� , yakni 2,671 2,0369 sehingga H 1 diterima. Hal ini menunjukkan hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji t. Universitas Sumatera Utara 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang peneliti lakukan dengan menggunakan alat bantu program SPPS Statistic 17.0, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa : 1. Dalam pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebagai berikut : a. Aset Pajak Tangguhan X 1 Diperoleh hasil -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dimana -2,036 ≤ -1,062 ≤ 2,036, df n - k = 35 - 3 = 32 sehingga H diterima. Nilai koefisien regresi dari CAPT bernilai negatif, yakni -0,036. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel CAPT adalah 0,296. Karena nilai probabilitas CAPT, yakni 0,296, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara aset pajak tangguhan dengan variabel manajemen laba adalah berpengaruh negatif, namun tidak signifikan secara statistika. b. Beban Pajak tangguhan X 2 Diperoleh hasil +t hitung +t tabel dimana 2,671 -2,036 , df n - k = 35 - 3 = 32 sehingga H 1 diterima. Nilai koefisien regresi dari DTE bernilai positif, yakni 3,097. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel DTE adalah 0,012. Karena nilai probabilitas DTE lebih Universitas Sumatera Utara 64 kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,012 0,05 maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara DTE dengan variabel manajemen laba adalah berpengaruh positif dan signifikan secara statistika. 2. Dalam pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F, diperoleh F hitung 4.178 F tabel 3.294 pada df1 = 2 dan df2 = 32 dengan tingkat signifikansi α 0,05 = 5, maka disimpulkan bahwa aset pajak tangguhan X 1 dan beban pajak tangguhan X 2 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba Y. Nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,207. Nilai tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas, secara simultan mempengaruhi variabel manajemen laba sebesar 20,7, sisanya sebesar 79,3 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

BEBAN PAJAK TANGGUHAN, PERENCANAAN PAJAK DAN PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 20 66

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

0 8 17

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

0 4 19

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 9

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

0 0 14

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

0 0 2

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

0 0 7

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

0 0 30

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

0 1 3

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

0 0 7