29 pajak tangguhan menyebabkan pengurangan beban pajak
perusahaan sedangkan sebaliknya kenaikan neto kewajiban pajak tangguhan menyebabkan kenaikan beban pajak
perusahaan. Beban pajak menurut pembukuan dapat dihitung
sebagai berikut: Pajak Penghasilan Terutang
Rp XXX Kenaikan neto kewajiban pajak tangguhan
Rp XXX + Kenaikan neto aset pajak tangguhan
Rp XXX - Beban pajak menurut pembukuan
Rp XXX Aset pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan
terjadi akibat perbedaan temporer antara pembukuan dan pajak sedangkan perbedaan permanen antara pembukuan dan pajak
tidak mempunyai efek, baik terhadap perhitungan beban pajak menurut pembukuan maupun terhadap perhitungan pajak
terutang. Oleh karena perbedaan permanen tidak menghasilkan pajak tangguhan.
2.1.6 Aset Pajak Tangguhan
PSAK yang khusus mengatur tentang akuntansi pajak tangguhan adalah PSAK No. 46 yang menjelaskan bahwa:
“Aktiva pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan recoverable pada periode mendatang sebagai akibat adanya
perbedaan temporer temporary differences yang boleh dikurangkan
Universitas Sumatera Utara
30 dan sisa kompensasi kerugian berasal dari koreksi positif”.
“Aset pajak tangguhan adalah aktiva yang terjadi apabila perbedaan waktu menyebabkan koreksi positif yang berakhibat
beban pajak menurut akuntansi komersial lebih kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang Pajak” dalam Waluyo 2012
: 273. Aset pajak tangguhan disebabkan jumlah pajak penghasilan
terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian.
Besarnya aset pajak tangguhan dicatat apabila dimungkinkan adanya realisasi manfaat pajak di masa yang akan datang.
2.1.7 Beban Pajak Tangguhan
Beban pajak tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi laba dalam laporan keuangan menurut SAK
untuk kepentingan pihak eksternal dengan laba fiskal laba menurut aturan perpajakan Indonesia yang digunakan sebagai dasar
penghitungan pajak. Suandy 2008 : 91 mengungkapkan bahwa “apabila pada masa mendatang akan terjadi pembayaran yang lebih
besar, maka berdasarkan SAK harus diakui sebagai suatu kewajiban.” Sebagai contoh apabila beban penyusutan aset tetap yang
diakui secara fiskal lebih besar daripada beban penyusutan aset tetap yang diakui secara komersial sebagai akibat adanya perbedaan metode
penyusutan aktiva tetap, maka selisih tersebut akan mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
31 pengakuan beban pajak yang lebih besar secara komersial pada masa
yang akan datang. Dengan demikian selisih tersebut akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan. “Kewajiban pajak
tangguhan timbul apabila beda waktu menyebabkan terjadinya koreksi negatif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih besar daripada
beban pajak menurut peraturan perpajakan” dalam Agoes dan Trisnawati 2010 : 245.
Beban pajak tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi yaitu laba dalam laporan keuangan untuk
kepentingan pihak eksternal dengan laba fiskal laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak. Perbedaan antara laporan keuangan
akuntansi dan fiskal disebabkan dalam penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan keleluasaan bagi manajemen
dalam menentukan prinsip dan asumsi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan pajak.
2.2 Hubungan Antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen
Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjelaskan tentang adanya keterkaitan antara variabel dependen dengan
variabel independen.
2.2.1 Hubungan Aset Pajak Tangguhan dengan Manajemen Laba