Keluarga Tinjauan Pustaka .1 Konsep Diri

12

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Thalib 2010:125 faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri siswa mencakup: 1. Keadaan fisik dan penilaian orang lain mengenai fisik individu 2. Faktor keluarga termasuk pengasuhan orang tua 3. Pengalaman perilaku kekerasan 4. Sikap saudara 5. Status sosial ekonomi 6. Faktor lingkungan

2.1.2 Keluarga

2.1.2.1 Pengertian Keluarga

Menurut Murdock dalam Lestari 2012:3 keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi dan terjadi proses produksi. Sedangkan menurut Lestari 2012:6 keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada pada suatu jaringan; Menurut Koerner dan Fitzpatrick dalam Lestari 2012: 15 terdapat tiga sudut pandang definisi keluarga yaitu sebagai berikut: 1. Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak dan kerabat lainnya. Berdasarkan definisi struktural keluarga sebagai asal usul families Universitas Sumatera Utara 13 of origin, keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan family of procreation, dan keluarga batih extended family. 2. Definisi fungsional. Keluarga merupakan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut termasuk perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi dan pemenuhan peran-peran tertentu. 3. Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga family identity, berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melakukan fungsinya.

2.1.2.2 Struktur Keluarga

Dari segi keberadaan anggota keluarga Lee dalam Lestari 2012:6, membedakan struktur keluarga menjadi dua, yaitu: 1. Keluarga inti unclear family, keluarga yang di dalamnya hanya terdapat tiga posisi sosial, yaitu: suami-ayah, istri-ibu dan anak-sibling 2. Keluarga batih extended family, keluarga yang di dalamnya menyertakan posisi lain ketiga posisi di atas. Keluarga batih terdiri atas tiga kategori yaitu: a. Keluarga bercabang stem family, keluarga ini terjadi manakala seorang anak, dan hanya seorang yang sudah menikah masih tinggal dalam rumah orang tuanya. Universitas Sumatera Utara 14 b. Keluarga berumpun lineal family, bentuk ini terjadi manakala lebih dari satu anak yang telah menikah dan tetap tinggal bersama kedua orang tuanya. c. Keluarga beranting fully extended, bentuk ini terjadi apabila di dalam suatu keluarga terdapat generasi ketiga cucu yang sudah menikah dan tetap tinggal bersama. Kompleksitas struktur modal keluarga tidak ditentukan oleh jumlah individu yang menjadi anggota keluarga, tetapi oleh banyaknya posisi sosial yang terdapat dalam keluarga. Oleh karena itu, besaran keluarga family size yang ditentukan oleh banyaknya jumlah anggota, tidak identik dengan struktur keluarga.

2.1.2.3 Relasi dalam Keluarga

Keluarga pada umumnya dimulai dengan perkawinan laki-laki dan wanita. Lestari 2012:9 mengemukakan terdapat tiga macam relasi dalam keluarga, yaitu: 1. Relasi pasangan suami istri Sebagai permulaan bagi relasi lain, relasi suami istri memberi landasan dan menentukan warna bagi keseluruhan relasi di dalam keluarga. Kunci bagi kelanggengan keluarga adalah keberhasilan melakukan penyesuaian di antara pasangan. Penyesuaian ini bersifat dinamis dan memerlukan sikap dan cara berpikir yang luwes. Dengan penyesuaian maka akan tercipta interaksi yang kontinu dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.Terdapat sepuluh aspek yang membedakan antara pasangan yang bahagia dan yang tidak bahagia, antara lain: Universitas Sumatera Utara 15 a. Komunikasi merupakan aspek penting, dimana semua hasil pengambilan keputusan berawal dari komunikasi. Keterampilan dalam berkomunikasi dapat dapat berwujud dalam kecermatan dalam memilih kata yang disampaikan dalam menyampaikan gagasan. b. Fleksibilitas pasangan merefleksikan kemampuan pasangan untuk merubah dan beradaptasi saat diperlukan. c. Kedekatan pasangan menggambarkan tingkat kedekatan emosi yang dirasakan pasangan dan kemampuan menyeimbangkan antara keterpisahan dan kebersamaan. d. Kecocokan kepribadian berarti bahwa sifat atau perilaku peribadi salah satu pasangan tidak berdampak atau dipersepsi secara negatif oleh yang lainnya. e. Resolusi konflik berkaitan dengan sikap, perasaan dan keyakinan individu terhadap keberadaan dan penyelesaian konflik dalam relasi berpasangan. f. Relasi seksual merupakan barometer emosi dalam suatu hubungan yang dapat mencerminkan kepuasan pasangan terhadap aspek-aspek dalam hubungan. Suatu relasi seksual yang baik sering kali merupakan akibat dari relasi emosi yang baik antar pasangan. g. Kegiatan di waktu luang menjadi sarana untuk melakukan aktivitas jeda dari rutinitas, baik rutinitas kerja maupun rutinitas pekerjaan rumah tangga. h. Keluarga dan teman merupakan konteks yang penting bagi pasangan dalam membangun relasi yang berkualitas. Keluarga sebagai family Universitas Sumatera Utara 16 origin banyak memengaruhi kepribadian, selain itu keterlibatan orangtua dapat memperkuat atau memperlemah kualitas relasi pasangan i. Pengelolaan keuangan merupakan persoalan pokok dari persoalan ekonomi yang dapat berupa perbedaan pada pasangan dalam hal pembelanjaan dan penghematan uang. j. Keyakinan spiritual merupakan dimensi yang paling kuat bagi pengalaman manusia. Keyakinan spiritual memberi landasan bagi nilai- nilai yang dipegang dan perilaku sebagai individu dan pasangan. 2. Relasi orang tua dan anak Relasi orangtua-anak mengandung beberapa prinsip pokok, yaitu: a. Interaksi. Orang tua dan anak berinteraksi pada suatu waktu yang menciptakan suatu hubungan. Berbagai interaksi tersebut membentuk kenangan pada interaksi di masa lalu dan antisipasi terhadap interaksi di kemudian hari. b. Kontribusi normal. Orang tua dan anak sama-sama memiliki sumbangan dan peran dalam interaksi, demikian juga terhadap relasi keduanya. c. Keunikan. Setiap relasi orangtua-anak bersifat unik yang melibatkan dua belah pihak, dan karenanya tidak dapat ditirukan dengan orangtua atau dengan anak lainnya. d. Pengharapan masa lalu. Interaksi orangtua-anak yang telah terjadi membentuk suatu cetakan pada pengharapan keduanya. Universitas Sumatera Utara 17 e. Antisipasi masa depan. Karena relasi orangtua-anak bersifat kekal, masing-masing membangun pengharapan yang dikembangkan dalam hubungan keduanya. 3. Relasi antar saudara Kesadaran tentang keluaga berencana telah memunculkan norma keluarga kecil, namun sebagian besar orang tua masih menginginkan setidak- tidaknya memiliki dua orang anak.

2.1.2.4 Fungsi Keluarga

Menurut Berns dalam Lestari 2012:22 keluarga memiliki lima fungsi dasar, yaitu: 1. Reproduksi. Keluarga memiliki tugas untuk mempertahankan populasi yang ada di masyarakat. 2. Sosialisasiedukasi. Keluarga menjadi sarana untuk tranmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan teknik dari generasi sebelumnya ke generasi yang lebih muda. 3. Penugasan peran sosial. Keluarga memberikan identitas pada para anggotanya seperti ras, etnik, religi, sosial ekonomi dan peran gender. 4. Dukungan ekonomi. Keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan dan jaminan kehidupan. 5. Dukungan emosipemeliharaan. Keluarga memberikan pengalaman interaksi sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman pada anak. Universitas Sumatera Utara 18

2.1.2.5 Teori Sistem Keluarga

Menurut Day dalam Lestari 2012:27 keluarga sebagai sebuah sistem memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Keseluruhan the family as a whole memahami keluarga tidak dapat dilakukan tanpa memahami sebagai sebuah keseluruhan. Dalam pendekatan keluarga sebagai sistem perhatian utamanya justru diberikan pada bagaimana kehidupan keluarga, baru kemudian memberikan fokus pada individu. 2. Struktur underlying structure. Kehidupan keluarga berlangsung berdasarkan suatu struktur, misalnya pola interaksi antar anggota keluarga yang menentukan apa yang terjadi di dalam keluarga dengan melihat bagaimana keluarga memecahkan masalah, bagaimana anggota keluarga berkomunikasi satu sama lain, dan bagaimana keluarga mengalokasikan sumber dananya. 3. Tujuan family have goals. Setiap keluarga memiliki tujuan yang ingin mereka raih, tetapi mengungkap tujuan keluarga. Tujuan keluarga ini memiliki rentang yang luas dan bervariasi dari satu keluarga denagn keluarga lainnya. Selain itu efektivitas pencapaian tujuan satu keluarga tergantung seberapa besar sumbangan masing-masing anggota keluarga terhadap upaya pencapaian tujuan. 4. Keseimbangan equilibrium. Dalam rangka mencapai tujuannya, keluarga akan menghadapi situasi dan kondisi di luar dirinya yang berubah dan berkembang. Keluarga akan senantiasa melakukan adaptasi, menyesuaikan Universitas Sumatera Utara 19 dengan perubahan dan menanggapi situasi dan kondisi yang dihadapi. Keluarga akan berusaha mencapai tujuannya dengan menjaga kehidupannya agar tetap seimbang. 5. Kelembaman morphostatis. Selain berusaha mencapai keseimbangan dengan berbagai perubahan situasi dan kondisi, keluarga juga mempertahankan aturan dan menjaga kelangsungan kehidupan sehari-hari agar berlangsung dengan baik. Ada rutinitas dan kebiasaan yang sudah menetap yang selalu dijaga untuk tetap berlangsung secara sama dari hari ke hari. 6. Batas-batas boundaries. Batas-batas dari suatu keluarga dapat dilihat dari aturan-aturan yang dibangun di dalam keluarga, misalnya apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota keluarga, siapa saja yang boleh datang dan pergi tanpa batas. Apabila batas-batasnya mudah tembus berarti keluarga memiliki batas-batas yang tidak rapat. 7. Subsistem. Salah satu tugas utama dari subsistem keluarga adalah menjaga batas-batas keluarga. Konsep tentang subsistem membantu untuk memahami bahwa keluarga bukan hanya terdiri dari individu-individu yang menjadi anggota keluarga, melainkan terdapat berbagai interaksi yang membentuk subsistem keluaraga. Proses saling mempengaruhi terjadi antar-individu, subsistem, atau antara subsistem dan individu. 8. Equifinality dan equipotentiality. Gagasan tentang equinality berarti bahwa berbagai permulaan dapat membawa hasil akhir yang sama, sementara suatu permulaan yang sama dapat pula membawa pada hasil Universitas Sumatera Utara 20 akhir yang berbeda. Adapun equipotentiality berarti bahwa suatu sebab dapat menghasilkan suatu akibat sangat terkait dengan proses apa yang berjalan mengikuti sebab tersebut.

2.1.2.6 Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Wirausaha

Menurut Wang dan Wong dalam Al-Harrasi 2014:2468 ada dua model yang menjelaskan pengaruh keluarga terhadap minat berwirausaha. Pertama adalah Parental Model. Model ini menyatakan orang tua yang berwirausaha akan secara langsung mempengaruhi minat berwirausaha anak untuk memulai usaha. Artinya, orang tua yang berlatarbelakang wirausahawan secara tidak langsung akan memengaruhi anaknya untuk berwirausaha. Kedua adalah Family Support Model. Model ini menyatakan bahwa keluarga akan memberikan dukungan, baik secara moril, maupun secara materil, misalnya pemberian bantuan modal usaha. Orang tua dalam model ini akan memberikan motivasi kepada anak untuk terus berwirausaha dengan memberikan ilmu, modal usaha ataupun pengetahuan tentang manfaat berwirausaha.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usaha