xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan sebuah karya yang penuh dengan problematika hidup seperti halnya hidup manusia di dunia nyata. Hal ini tidak berarti bahwa karya sastra
sama dengan dunia nyata, dunia di luar karya sastra. Dalam karya sastra, problematika hidup yang ada merupakan hasil kreatifitas pengarang yang ditampilkan melalui tokoh-
tokoh yang terdapat dalam karya sastra. Salah satu hasil kreatifitas pengarang adalah novel. Sebagai hasil kreatifitas pengarang, realitas di dalam novel berbeda dengan
realitas di luar novel. Wellek dan Warren 1993:278, menyatakan bahwa realitas dalam karya fiksi, yakni ilusi kenyataan dan kesan meyakinkan yang ditampilkan kepada
pembaca, tidak selalu merupakan kenyataan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa semirip apapun problematika hidup di dalam novel dengan
problematika hidup di luar novel, tetapi keduanya merupakan hal yang berbeda. Salah satu pengarang yang memiliki kreatifitas sehingga mampu menghasilkan
karya sastra yang memiliki problematika hidup adalah Remy Sylado. Remy Sylado merupakan pengarang yang produktif, karya-karyanya tertuang dalam berbagai bentuk,
antara lain; drama, cerita pendek, puisi, dan novel. Di antara sekian banyak karya Remy Sylado, salah satunya adalah novel Mimi Lan Mintuna yang selanjutnya disingkat MLM.
Novel MLM sarat dengan problematika hidup, dan mampu memunculkan nilai dan pesan moral. Dengan gaya cerita yang menarik, Remy Syaldo mengemas masalah rumah
xv tangga, perjuangan hidup, kesetian, kesusahan hidup, penyesalan, dan trafiking,
sehingga menjadi sebuah karya yang sarat dengan pesan moral. Novel MLM karya Remy Sylado diterbitkan oleh Kepustakaan Populer
Gramedia KPG pada tahun 2007. Remy Sylado dalam novel MLM ini bercerita tentang kisah kehidupan keluarga Indayati di Gunungpati,
Ungaran. Sang suami, Petrus, tak lagi memiliki pekerjaan. Ia telah di PHK dari perusahaan milik Korea di sekitar Ungaran. Semenjak itu, Petruk, panggilan
ejekan kepada Petrus dari tetangganya, mulai suka mabuk-mabukan dan ringan tangan terhadap istrinya. Suatu hari Indayati memutuskan
meninggalkan rumah dan suaminya. Dalam kegamangan ia melangkah menggendong Eka, anak semata wayangnya tanpa bekal apapun, kecuali
baju dan anting yang melekat di telinganya. Bingung menentukan pergi kemana, Indayanti memutuskan ikut dengan keluarga pamannya, Paklik
Naryo, ke Manado. Di kota itulah mimpi buruk Indayanti bermula. Ia menjadi korban trafiking berkedok pencarian artis baru yang akan bermain
film di Bangkok. Sementara itu, suami Indayanti, Petrus alias Petruk, yang telah sadar dari sifat buruknya, setelah ditembak di bagian dada oleh orang
suruhan dari korban pemerasannya, mulai mencari Indayanti dan anaknya, Eka. Pencarian tersebut membawanya ke Manado, tempat tinggal Paklik
Naryo. Namun, ia terpaksa gigit jari mengetahui Indayanti telah pergi ke Bangkok. Kegigihan Petruk akhirnya membawanya bertemu kembali dengan
Indayati. MLM menarik karena bercerita tentang hal-hal yang umumnya terjadi di
dalam kenyataan, seperti masalah keluarga. Remy Sylado mengangkat tema
xvi cerita yang kemudian dipaparkan menjadi alur cerita yang menarik, sedikit
menyentuh masalah trafiking, menampilkan kehidupan tokoh dan latar yang beragam, serta memberikan informasi-informasi yang ada hubungannya
dengan masalah sosial yang kemudian berkaitan dengan latar sosial cerita. Cara pengarang menyampaikan suatu cerita dapat mempengaruhi
penilaian pembaca terutama yang berkaitan dengan jalan cerita dan alur. Hal ini menjadikan novel MLM sebuah bacaan yang menarik karena
mengungkap alur yang dapat dinikmati dan dimengerti oleh pembaca. Pengarang memaparkan latar tempat yang beragam dengan gambaran yang
cukup jelas. Informasi mengenai latar tempat merupakan salah satu daya tarik tersendiri dari novel tersebut. Selain itu, kemampuan Remy dalam
berbahasa asing juga dituangkan dalam novel ini, hal tersebut dilakukan karena untuk memperkuat karakter tokoh yang akan dibangunnya.
Alasan yang mendasari pemilihan unsur-unsur pembangun karya sastra tema, fakta cerita, dan sarana sastra dalam novel MLM karya Remy Sylado
sebagai objek penelitian adalah: pertama, tema yang diangkat dapat dipaparkan ke dalam alur cerita yang menarik. Kedua, karakter tokoh yang
dihadirkan mempunyai sisi unik dan kompleks. Ketiga, penggunaan latar yang beragam serta informatif, sehingga mampu mencerminkan gambaran
masyarakat yang sebenarnya. Ketertarikan pada hal-hal tersebut dapat dijadikan alasan untuk mengetahui dasar cerita mengenai masalah dari
struktur cerita. Penelitian ini menerapkan teori struktural, adapun dipilihnya teori struktural
karena sesuai dengan objek penelitian, yakni kekhasan objek penelitian dari segi tema,
xvii fakta cerita dan sarana sastra. Berpijak dari beberapa hal tersebut, maka penelitian ini
mengambil judul
“Novel Mimi Lan Mintuna Karya Remy Sylado: Sebuah Analisis
“t uktu al .
Adapu alasa pe elitia i i e ilih judul “Novel Mimi Lan Mintuna Karya
Remy Sylad o: “e uah A alisis “t uktu al , dika e aka , sejauh yang penulis ketahui
belum pernah ada yang menganalisis novel MLM dengan menggunakan teori struktural Robert Stanton.
B. Pembatasan Masalah