Hipotesis Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data

liii Adapun kemandirian daerah tersebut diduga berbeda tingkatannya karena perbedaan karakteristik daerah diantara Kabupaten dan Kota di Wilayah Soloraya serta perbedaan waktu antara era sebelum dan setelah krisis ekonomi. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Studi

C. Hipotesis

Hipotesis yang diturunkan dari kerangka konseptual dan rumusan permasalahan adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Tingkat Investasi Tingkat Industrialisasi Kemandirian Daerah liv 1. Pengaruh pertumbuhan pendapatan perkapita, tingkat investasi dan tingkat industrialisasi terhadap kemandirian daerah : a. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita diduga semakin baik kemandirian daerah b. Semakin tinggi tingkat investasi diduga semakin baik kemandirian daerah c. Semakin tinggi tingkat industrialisasi diduga semakin baik kemandirian daerah 2. Variabel tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita diduga merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat kemandirian daerah 3. Diduga terdapat perbedaan Kemandirian Daerah diantara Kabupaten dan Kota di Wilayah Soloraya. 4. Diduga terdapat perbedaan Kemandirian Daerah pada era sebelum dan setelah krisis ekonomi. BAB III lv METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah kabupaten dan kota di Wilayah Soloraya 1 kota, 6 kabupaten yakni Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Klaten dengan periode waktu yang diteliti tahun 1990, 1995, 2000, 2005. Periode waktu tersebut dipilih untuk dapat membandingkan kondisi sebelum krisis ekonomi dan setelah krisis ekonomi. Sedangkan variabel yang diteliti terdiri atas variabel independen : pertumbuhan pendapatan perkapita, tingkat investasi dan tingkat industrialisasi serta variabel dependen : kemandirian daerah.

B. Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini merupakan data sekunder dengan studi kepustakaan yang dikumpulkan dari sumber-sumber : 1. Data Pendapatan Perkapita, diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surakarta, berupa buku Surakarta, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Klaten dalam Angka Tahun 1990, 1995, 2000, 2005 . 2. Data PDRB Berdasarkan Sektor, untuk menghitung besarnya tingkat industrialisasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surakarta, berupa lvi buku Surakarta, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Klaten dalam Angka Tahun 1990, 1995, 2000, 2005 . 3. Data Pendapatan Daerah, untuk menghitung derajat desentralisasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surakarta, berupa buku Surakarta, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Klaten dalam Angka Tahun 1990, 1995, 2000, 2005 . 4. Data Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di kabupaten dan kota di Wilayah Soloraya diperoleh dari Bank Indonesia Cabang Solo. Oleh karena data yang dianalisis meliputi 1 kota dan 6 kabupaten atau 7 daerah penelitian, yang mencakup 4 titik waktu tahun 1990, 1995, 2000 dan 2005, maka data analisis dalam penelitian ini berbentuk data gabungan antara data lintas sektor dengan data untaian waktu pooled data. Dengan demikian jumlah unit observasi yang dianalisis meliputi 28 unit observasi.

C. Teknik Analisis data