Tipe penelitian Analisis Hubungan Antar Variabel

lvi buku Surakarta, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Klaten dalam Angka Tahun 1990, 1995, 2000, 2005 . 3. Data Pendapatan Daerah, untuk menghitung derajat desentralisasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surakarta, berupa buku Surakarta, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Klaten dalam Angka Tahun 1990, 1995, 2000, 2005 . 4. Data Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di kabupaten dan kota di Wilayah Soloraya diperoleh dari Bank Indonesia Cabang Solo. Oleh karena data yang dianalisis meliputi 1 kota dan 6 kabupaten atau 7 daerah penelitian, yang mencakup 4 titik waktu tahun 1990, 1995, 2000 dan 2005, maka data analisis dalam penelitian ini berbentuk data gabungan antara data lintas sektor dengan data untaian waktu pooled data. Dengan demikian jumlah unit observasi yang dianalisis meliputi 28 unit observasi.

C. Teknik Analisis data

1. Tipe penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kausal, dimana menganalisis pengaruh pertumbuhan pendapatan perkapita, tingkat investasi dan tingkat industrialisasi terhadap kemandirian daerah.

2. Analisis Hubungan Antar Variabel

lvii Untuk menganalisis pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lain dalam penelitian ini dipergunakan analisis regresi dengan data panel yang menggabungkan data runtut waktu time- series dan data lintas sektor cross-section. Manfaat digunakannya data panel menurut Imam Ghozali 2006: 21 adalah dapat memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, rendah tingkat kolonieritas antar variabel, lebih besar degree of fredom dan lebih efisien. Dalam Imam Ghozali 2006: 14 model regresi dengan data panel dinyatakan dengan persamaan : Y it = b + 1 b x 1 + a 1 D t + l 1 D i + + m it .............................. 3.1 Rumusan tersebut diaplikasikan untuk menggambarkan pengaruh pertumbuhan pendapatan perkapita, tingkat investasi dan tingkat industrialisasi terhadap kemandirian daerah, perbedaan Tingkat Kemandirian Daerah diantara Kabupaten dan Kota di Wilayah Soloraya serta perbedaan Tingkat Kemandirian Daerah pada era sebelum dan setelah krisis ekonomi sebagai berikut : DD it = b + 1 b GDP it + 2 b IS it + 3 b IND it + a 1 D kr + l 1 D sk + l 2 D wn + l 3 D by + l 4 D kl + l 5 D ka + l 6 D sr + m it .............................. 3.2 dimana : DD = derajat desentralisasi, untuk mengukur kemandirian daerah lviii GDP = pertumbuhan pendapatan perkapita IS = tingkat investasi IND = tingkat industrialisasi i = menunjukkan daerah t = menunjukkan tahun D kr = dummy krisis, 0 = masa sebelum krisis, 1= masa setelah krisis D sk = dummy untuk Sukoharjo, jika Sukoharjo=1, lainnya 0 D wn = dummy untuk Wonogiri, jika Wonogiri =1, lainnya 0 D by = dummy untuk Boyolali, jika Boyolali =1, lainnya 0 D kl = dummy untuk Klaten, jika Klaten =1, lainnya 0 D ka = dummy untuk Karanganyar, jika Karanganyar =1, lainnya 0 D sr = dummy untuk Sragen, jika Sragen =1, lainnya 0 Dalam persamaan regresi ini yang menjadi kategori referensi atau benchmark pembanding adalah Kota Surakarta pada era sebelum krisis ekonomi. Adapun untuk mengetahui variabel independen pertumbuhan pendapatan perkapita, tingkat investasi dan tingkat industrialisasi yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel dependen kemandirian daerah dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien heta b unstandardized coefficient dalam persamaan regresi di atas. Dalam penelitian ini analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian