Perencanaan Pembelajaran Laboratorium Keperawatan Jiwa

dengan jalan pengumpulan data mengenai perencanaan, pelaksanan dan evaluasi pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa dari sumber mahasiswa, dibandingkan dengan dari sumber koordinatorkepala bagian laboratorium dan dosen pengampu. Data yang sama juga dikumpulkan dengan berbagai metode, untuk menjamin validitas dan kredibilitas data. Triangulasi dilakukan dengan cara pengumpulan data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi leboratorium keperawatan melalui metode wawancara, focus group discussion, observasi partisipasif dan studi dokumen.

1. Perencanaan Pembelajaran Laboratorium Keperawatan Jiwa

Dari hasil wawancara dengan sejumlah pengampuinstruktur pembelajaran laboratorium skills lab keperawatan jiwa maupun dengan kepala bagian laboratorium dan mahasiswa menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa sudah terstuktur dan sistematis. Untuk perencanaan program dalam semester tersebut dikelola oleh kepala bagian laboatorium, sedangkan perencanaan tiap kegiatan tatap muka direncanakan oleh masing-masing dosen pengampu. Kepala bagian laboratorium merencanakan untuk jadwal penggunaan laboratorium, alokasi waktu, pengampu dan sasaran mahasiswa CHW 1. Perencanaan pembelajaran selanjutnya diberitahukan kepada mahasiswa sebelum pembelajaran efektif dimulai, dengan cara jadwal ditempel dan diberikan kepada masing-masing kelompok skills lab mahasiswa. CHW 2 Pada dasarnya pembelajaran laboratorium ini merupakan mata kuliah tersendiri, sebagai bentuk pelaksanaan pengalaman belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan jiwa. Pada semester 4 pembelajaran laboratorium untuk mata kuliah keperawatan medical bedah KMB III, keperawatan anak, keperawatan maternitas dan keperawatan jiwa. Mata kuliah-mata kuliah keperawatan tersebut mencantumkan pengalaman belajar praktika. Sehingga pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa pada semester tersebut, sesuai dengan kompetensi mata kuliah yang diajarkan. CHW 1 Perencanaan pembelajaran pada tatap muka di laboratorium keperawatan jiwa meliputi dokumen SAPRPP dibuat oleh dosen pengampu. Seperti uraian di atas, pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa merupakan mata kuliah tersendiri sehingga dokumen silabus, GBPP, SAPRPP menyatu pada mata kuliah keperawatan jiwa yang di dalamnya terdapat pengalaman belajar praktika PBP. Pengampu mata kuliah keperawatan jiwa juga merencanakan isi materi yang disampaikan itu, bukan dari bagian laboratorium keperawatan CHW 1. Beberapa nara sumber dari kalangan dosen pengampuinstruktur keperawatan jiwa yang diwawancarai peneliti menyampaikan bahwa perencanaan pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa di Akper PKU Muhammadiyah Surakarta meliputi pembuatan SAP sudah disiapkan sebelumnya, dan hand out materi yang akan dipelajari sudah dibeikan kepada mahasiswa hari sebelumnya CHW 2 . Mahasiswa juga menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa di Akper PKU Muhammadiyah Surakarta sudah bagus dan terorganisir dengan baik. Sebelum kuliah efektif dimulai, jadwal dan perencanaan sudah ditempel dan diberitahukan kepada mahasiswa secara umum dan dosen pengampu juga menjelaskan secara khusus tentang pembelajaran keperawatan jiwa pada saat penjelasan silabus CHW 3 . Demikian juga dengan tujuan pembelajaran yang merupakan salah satu bagian yang penting pada perencanaan, sudah dipersiapkan dengan baik. Hal ini dibuktikan pada studi dokumen, dengan terdapatnya tujuan pembelajaran dalam dokumen perencanaan program pengajaran praktek laboratorium skills lab keperawatan jiwa. Tujuan merupakan sesuatu yang ingin kita capai dalam melakukan tindakan. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam semester tersebut disampaikan oleh kepala bagian laboratorium. Pada tiap kegiatan pembelajaran laboratorium keperawatan jiwa, tujuan disampaikan oleh dosen pengampuinstruktur CHW 1. Hasil wawancara dengan kepala bagian laboratorium selaku pengelola pembelajaran laboratorium, menyatakan bahwa penyusunan program pembelajaran berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Saat ini kurikulum yang dipakai semester 5 adalah Kurikulum Nasional Pendidikan Diploma III Keperawatan tahun 1999. Unsur-unsur dalam perencanaan yang didokumentasikan juga mengacu pada kurikulum tesebut serta pedoman akreditasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan CHW 7 Aplikasi salah satu desain instruksional dalam perencanaan pembelajaran laboratorium keperawatan di Akper PKU Muhammadiyah Surakarta belum optimal. Seperti misalnya penerapan model pendekatan sistem dari Dick and Carey, ada beberapa langkah yang tidak tampak dalam dokumen perencanaan program. Hasil wawancara dengan pengelola dan studi dokumen menunjukkan langkah yang dilaksanakan antar lain : identifikasi tujuan instruksional, mengembangkan penilaian acuan patokan, mengembangkan strategi instruksional, mengembangkan dan memilih bahan instruksional, mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. Langkah analisis instruksional dan identifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa serta merevisi kegiatan instruksional tidak ditemukan dalam dokumen. Menurut nara sumber yang diwawancarai peneliti, sebenarnya langkah-langkah tersebut dilaksanakan, tetapi tidak terdokumen dan hanya menjadi semacam pengetahuan atau catatan bagi dosen pengampu dan pengelola. Hal ini dikarenakan tidak ada petunjuk khusus untuk menggunakan sebuah model perencanaan pembelajaran dan mungkin juga karena pemahaman yang bebeda-beda di antara dosen pengampu CHW 7.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Laboratorium Keperawatan Jiwa