Keaktifan dan motivasi yang kurang

metode, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari, saling berpengaruh secara timbal balik dalam proses pembelajaran. Kendala tersebut antara lain keaktifan dan motivasi yang kurang dan terbatasnya waktu.

a. Keaktifan dan motivasi yang kurang

Dari subjek belajar ditemukan mahasiswa kurang motivasi dan meremehkan karena merasa sudah tahu sehingga mereka menjadi kurang berminat mengikuti pembelajaran. Mahasiswa juga malas, merasa malu kalau dilihat dan diperhatikan banyak orang dalam melakukan kegiatan serta keinginan untuk mementingkan kepentingan pribadi sehingga hanya mahasiswa yang aktif yang turut serta berperan atau berpartisipasi dalam pembelajaran. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu. Kurangnya motivasi dan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan kondisi psikologis mahasiswa. Sesuai dengan pendapat Gibert dalam Soekidjo Notoadmojo, 2003 : 45 yang mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar kedalam empat kelompok besar yaitu materi, lingkungan, instrumen dan faktor individual. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Sedangkan tujuan sendiri adalah hal ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar Dimyati dan Moedjiono, 2002 : 80-81. Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal dengan motivasi internal intrinsiki dan bersumber dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal ekstrinsik. Motivasi ektrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya dan menghindari hukuman Dimyati dan Moedjiono, 2002 : 91 dalam hal ini hadiah dan hukuman merupakan motivasi ekstrinsik bagi peserta didik untuk dengan semangat. Pada penelitian ini perilaku mahasiswa yang merasa sudah tahu dan meremehkan pembelajaran karena mahasiswa tidak merasa mempunyai kebutuhan. Sehingga mahasiswa tidak mempunyai dorongan. Dalam diri mahasiswa dorongan yang ada adalaah memenuhi keinginan pribadi. Tidak adanya kebutuhan dan rendahnya dorongan dalam diri mahasiswa membuat mereka menjadi pasif dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi masalah kurangnya motivasi yang ditemukan dalam penelitian ini, ada baiknya memang diterima usulan dari dosen pengampu dan mahasiswa berupa pemberian reward atau reinforcement, punishment, dan pemberian kewajiban untuk mencoba ulang. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan mahasiswa. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pedagogis pendidik. Ada kalanya pendidik menghadapi peserta didik yang belum memiliki motivasi belajar yang baik. Dalam hal ini seyogyanya pendidik berpegang pada motivasi ekstrinsik. Dengan menggunakan penguat berupa reinforcement dan reward hadiah serta punishment hukuman, seyogyanya pendidik memperbaiki disiplin diri peserta didik dalam beremansipasi dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Selain faktor mahasiswa juga perlu diperhatikan faktor pengajarnya, karena subjek belajar, pengajar, metode, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari, saling berpengaruh secara timbal balik dalam proses pembelajaran. Faktor pengajar perlu diperhatikan apakah pengajarinstrukturnya sudah berperan sebagai instruktur yang efektif. Adapun ciri-ciri yang efektif adalah: memiliki ketrampilan klinis yang baku, mendorong mahasiswa untuk mengetahui sesuatu yang baik dan baru, mampu menciptakan komunikasi dua arah, memberikan umpan balik segera, menghindari mahasiswa menjadi stress atau tertekan dengan jalan observasi apakah ketika berlatih mahasiswa dalam keadaan tertekan, menciptakan rasa humor, memberikan semangat yang positif apabila menjumpai kegagalan karena berlatih di laboratorium merupakan trial and error, coba dan ulangi sampai betul-betul trampil, melibatkan mahasiswa sesering mungkin, sabar dan selalu memberi semangat, mampu memberikan koreksi tanpa menyakiti perasaan karena belajar di pendidikan tinggi merupakan cara belajar orang dewasa.

b. Terbatasnya waktu pembelajaran.