Dampak Relokasi Permukiman Relokasi

dengan masyarakat yang akan dipindahkan agar sesuai dengan keinginan penghuni. 6. Status hak atas tanah Terhadap tanah dan bangunan yang telah diserahterimakan kepada masyarakat, diberi kepastian dan perlindungan hukum berupa hak milik. Walaupun secara resmi masyarakat sudah menempati areal relokasi, pemantauan dan evaluasi tetap harus dilaksanakan untuk mengetahui masih adanya kekurangan di dalam pelaksanaannya sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. 7. Dukungan terhadap pemulihan tingkat kehidupan masyarakat Relokasi memerlukan dukungan faktor non fisik disamping ketersediaan dan kelengkapan sarana fisik. Secara ekonomis untuk melanjutkan dan memulai kehidupan baru, diperlukan berbagai kemudahan atau bantuan, antara lain : a. Bantuan kredit untuk memulai dan melanjutkan kembali usaha b. Pelatihan keterampilan yang dibutuhkan untuk menunjang usaha atau pekerjaan baru c. Pembukaan lapangan kerja baru d. Bantuan untuk pindah dan fasilitas transportasi

2.3.3 Dampak Relokasi Permukiman

Dampak sosial adalah perubahan dalam kondisi kehidupan orang-orang yang yang terjadi bersamaan dengan suatu kebijakan yang baru, program atau proyek. Masalah inti dari relokasi adalah kehilangan masyarakat atas mata pencaharian serta penurunan kemampuan potensial mereka akibat dari pemindahan tersebut. Ketika suatu komunitas terpaksa untuk pindah maka sistem produksi yang sudah ada menjadi Universitas Sumatera Utara berkurang. Banyak pekerjaan, lahan yang bernilai, serta asset pendapatan yang hilang. Kelompok kekerabatan serta jaringan sosial informal yang tercerai berai. Resiko yang paling sering dihadapi oleh penduduk yang pemukimannya harus dipindahkan adalah kehilangan lahan, kehilangan pekerjaan, kehilangan hunian, kehilangan terhadap akses produksi dan disartikulasi komunikasi. Asian Development Bank ADB mengemukakan beberapa dampak negatif yang mungkin dapat timbul oleh program relokasi yang tidak direncanakan secara matang dalam pembangunan perkotaan yaitu : 1. Terganggunya struktur dan sistem masyarakat, hubungan sosial dan pelayanan sosial pada lingkungan permukiman yang sudah dibentuk 2. Hilangnya sumber-sumber produktif, pendapatan dan mata pencaharian 3. Kultur budaya dan kegotongroyongan yang sudah ada di masyarakat dapat menurun 4. Kehilangan sumber kehidupan dan pendapatan dapat mendorong timbulnya eksploitasi ekosistem, kesulitan hidup, ketegangan sosial dan kemiskinan. Senada dengan hal tersebut world bank melihat dampak negatif yang mungkin timbul bagi penduduk yang dipindahkan adalah : 1. Kehidupan penduduk dapat terkena akibat atau dampak yang mengakibatkan penderitaan. Banyak mata pencaharian dan kekayaan hilang. Mata rantai antara produsen dan konsumen seringkali terputus. 2. Jaringan sosial informal yang merupakan bagian dari sistem pemeliharaan kehidupan sehari-hari menjadi rusak. Universitas Sumatera Utara 3. Organisasi setempat dan perkumpulan formal dan informal lenyap karena berubahnya anggota mereka. Masyarakat dan otoritas tradisional dapat kehilangan pemimpin mereka. 4. Efek kumulatif adalah rusaknya sistem sosial dan ekonomi setempat. Menurut de wet 2002, hasil yang diharapkan dari proses relokasi adalah agar kondisi masyarakat yang direlokasi menjadi lebih baik dari kondisi sebelum terjadi relokasi. Kondisi yang lebih baik tersebut sebaiknya bertahan lama dari waktu ke waktu agar pada lokasi permukiman yang baru dapat tumbuh permukiman yang nyaman. Kondisi yang lebih baik tersebut meliputi: tingkat pendapatan, keberagaman sumber pendapatan, status dan jaminan di lokasi yang baru, akses terhadap pelayanan infrastuktur dasar. Relokasi bukan hanya suatu proses pemindahan orang-orang dari suatu lokasi, akan tetapi juga memindahkan perilaku dan identitas-identitas dari orang-orang tersebut. Ada 5 kategori dari individu-individu atau masyarakat merasakan dampak sosial dari suatu kebijakan, yaitu : 1 Secara ekonomi, sebagai pekerja yang kehilangan atau mendapatkan penghasilan maupun pekerjaan. 2 Secara lingkungan, sebagai penduduk yang habitatnya di ubah atau disita 3 Secara transportasi, sebagai pengendara atau penikmat jasa trasportasi yang kehilangan aksesibilitas. 4 Secara sosial, sebagi kerabat, teman anggota, yang pola sosialnya berubah. 5 Secara psikologis, sebagai individu yag mengalami stress, ketakutan, perampasan dll. Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Pemikiran