Pengolahan data Analisa Data Pembahasan

34 orangtua yang anaknya dirawat di ruang non infeksi bagi orangtua yang tidak mengijinkan atau bersedia untuk menjadi responden peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya. Setelah selesai peneliti melakukan terminasi dengan responden.

8. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu dengan langkah-langkah; Editing, dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data maka akan diperbaiki dengan pendataan ulang terhadap responden. Coding, pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk memperoleh atau memasukkan data ke dalam tabel. Tabulating, mengelola data ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah analisa data, pengelolahan data, serta pengambilan kesimpulan. Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data. Dilanjutkan dengan mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi.

9. Analisa Data

Analisis dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan data yaitu tingkat kooperatif anak usia prasekolah 3-5 tahun yang sudah pernah dan belum pernah dilakukan family centered care dengan menggunakan uji Statistik non parametrik dengan uji Mann Whitney, karena variabel bersekala nominal, membedakan nilai rata-rata dari dua kelompok dengan dua kriteria yang berbeda Sujarweni 2008. Apabila pada uji mann whitney ditemukan nilai sig 0,05 maka Ho diterima Tidak ada perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sudah pernah dan belum pernah dilakukan family centered care, sebaliknya apabila nilai sig 0,05 maka Universitas Sumatera Utara 35 Ho ditolak jadi keputusannya adalah ada perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care. Universitas Sumatera Utara 36 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah 3-5 tahun yang sudah pernah dilakukan dan tidak pernah dilakukan family centered care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dengan responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini yaitu sebanyak 36 orang. Ruangan yang pernah dilakukan family centered care di Ruang Infeksi dan yang belum pernah dilakukan family centered care di Ruang Non Infeksi, penelitian ini dilakukan dari tgl 17 Nopember 2015 sampai dengan 17 desember 2015.

1.1 Karakteristik Data Demografi

Analisa univariat dalam penelitian ini akan menggambarkan karakteristik data demografi meliputi jenis kelamin, umur, lama dirawat, pengalaman dirawat sebelumnya, jenis penyakit sekarang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang berada di ruang non infeksi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 11 orang 61,1 dan perempuan sebanyak 7 orang 38,9. Sedangkan responden yang berada di ruang infeksi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10 55,6 dan perempuan 8 44,4. Berdasarkan umur, pada responden yang dirawat di ruang non infeksi umur 3 tahun 7 38,9, 4 tahun 6 33,3, 5 tahun 5 27,8, sedangkan responden yang dirawat di ruang infeksi umur 3 tahun 6 33,3, 4 tahun 4 22,2, 5 tahun 8 44,4. Berdasarkan lamanya dirawat, pada responden di ruang non infeksi dirawat 1-5 hari 11 orang 61,1, 6-10 hari 3 16,7, 10 hari 4 22,2 sedangkan responden di ruang infeksi 1-5 hari 7 38,9, 6-10 hari 6 33,3, 10 hari 5 27,8. Universitas Sumatera Utara 37 Berdasarkan pengalaman di rawat di Rumah Sakit responden yang di rawat di ruang non infeksi ada 3 16,7, tidak ada 15 83,3, sedangkan di ruang infeksi ada 5 27,8, tidak ada 13 72,2. Berdasarkan jenis penyakit, responden yang dirawat di ruang non infeksi, diare 4 22,2, ispa 1 5,6, lain-lain 13 72,2, sedangkan responden yang di ruang infeksi diare 2 11,1, ispa 1 5,6, lain-lain 15 83,3. Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Distribusi Responden Ruang Non Infeksi dan Ruang Infeksi RB4 Berdasarkan Karakteristik Demografi dengan N = 36 Hasil penelitian menunjukkan dari 18 orang anak usia prasekolah yang belum pernah dilakukan family centered care, yang dirawat di ruang non infeksi anak yang berprilaku kooperatif sebanyak 3 orang 16,7. Sedangkan dari 18 orang anak usia prasekolah yang sudah pernah dilakukan family centered care, yang dirawat di ruang infeksi anak yang berprilaku kooperatif sebanyak 11 orang 61,1. Dapat dilihat pada Karakteristik R. non infeksi

R. infeksi F

F Jenis kelamin Laki-laki 11 61,1 10 55,6 Perempuan 7 38,9 8 44,4 Umur 3 tahun 7 38,9 6 33,3 4 tahun 6 33,3 4 22,2 5 tahun 5 27,8 8 44,4 Lamanya perawatan di RS 1-5 hari 11 61,1 7 38,9 6-10 hari 3 16,7 6 33,3 10hari 4 22,2 5 27,8 Pengalaman di RS sebelumnya Ada 3 16,7 5 27,8 Tidak ada 15 83,3 13 72,2 Jenis penyakit sekarang Diare 4 22,2 2 11,1 DBD - - - - ISPA 1 5,6 1 5,6 Lain-lain 13 72,2 15 83,3 Universitas Sumatera Utara 38 tabel di bawah ini. Sedangkan responden anak usia prasekolah 3-5 tahun yang sudah pernah dilakukan family centered care di Ruang infeksi yang tidak kooperatif sebanyak 7 orang 38,3, pada anak yang belum pernah dilakukan family centered care di Ruang Non infeksi sebanyak 15 orang 83,3, Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat kooperatif Anak Usia Prasekolah 3-5 tahun di Ruang Non Infeksi dan Infeksi N= 36 Tingkat Kooperatif

R. Non infeksi

R. Infeksi F

F Kooperatif 3 16,7 11 61,1 Tidak kooferatif 15 83,3 7 38,9

1.2 Analisa Bivariat

Analisa dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney dengan tujuan membedakan tingkat koopertif anak usia prasekolah 3-5 tahun yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Nilai rata-rata prilaku kooperatif anak usia prasekolah 3-5 tahun yang dirawat di ruang non infeksi adalah 13,5, sedangkan nilai rata-rata prilaku kooperatif anak usia prasekolah 3-5 tahun yang dirawat di ruang infeksi 23,4. Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai p= 0,04 p 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kooperatif pada anak usia prasekolah 3-5 tahun yang sudah pernah dan belum pernah dilakukan family centered care. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4. Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Tingkat Kooperatif Anak yang Belum Pernah Dilakukan dan Sudah Pernah Dilakukan Family Centered Care N= 36 Tingkat Kooperatif Mean Mann-Whitney U Sig Sudah Pernah dilakukan FCC R. Infeksi 23,4 72,5 0,04 Belum Pernah dilakukan FCC R. Non Infeksi 13,5 Universitas Sumatera Utara 39

2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat kooperatif anak usia prasekolah 3-5 tahun di ruang non infeksi yang belum pernah dilakukan family centered care adalah 13,5. Hal ini disebabkan karena anak selama dirawat di Rumah Sakit menjalani tindakan medis seperti diinfuse dan disuntik. Kemudian perawat di ruang non infeksi tidak pernah melakukan family centered care pada anak, perawat belum pernah mendapatkan seminar atau penyuluhan dari Rumah Sakit maupun dari peneliti mengenai konsep dan cara pengaplikasian family centered care pada asuhan keperawatan yang dilakukan pada anak usia prasekolah. Kemudian hal ini juga bisa disebabkan karena anak sedang beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Teori Andrew 1996, menyebutkan bahwa anak selama dirawat di Rumah Sakit akan mengalami keadaan yang tidak menyenangkan sehingga dapat mengakibatkan kecemasan pada anak, kondisi cemas pada anak yang menjalani perawatan di rumah sakit merupakan masalah serius dan harus mendapatkan perhatian khusus Supartini, 2004, pada masa prasekolah usia 3-5 tahun reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. sehingga perawat di Rumah Sakit menjadi kehilangan kontrol dan pembatasan aktivitas. Seringkali hospitalisasi dipresepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, brontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat Jovan, 2007. Didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahma 2008, melalui observasi pada 10 anak prasekolah yang di rawat di ruang CB2 anak kelas 2 dan 3 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta didapatkan bahwa dari 10 anak yang diobservasi Universitas Sumatera Utara 40 semuanya tidak kooperatif terhadap tindakan yang diberikan seperti saat diinjeksi, dipasang thermometer, saat perawat datang dengan membawa obat, saat mengambil darah untuk dicek laboratorium semua anak menunjukkan respon seperti menangis meronta-ronta, memeluk ibu, mengajak pulang, dan berteriak, dan untuk mengatasi masalah anak tidak kooperatif perawat mengatakan seringkali bekerjasama dengan orangtuakeluarga yang menunggu pasian saat melakukan tindakan keperawatan agar anak lebih kooperatif. Hasil penelitian yang dilakukan pada anak usia prasekolah 3-5 tahun yang dirawat di ruang Infeksi RB4 Anak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan nilai rata-rata tingkat kooperati yang sudah pernah dilakukan family centered care 23,4. Hal ini didukung oleh keterampilan perawat yang bertugas diruang infeksi yang sudah pernah mendapatkan pendidikan tantang konsep dan cara pengaplikasian family centered care dari peneliti yang pernah melakukan penelitian tentang family centered care pada anak. Family centered care membuat anak terlihat tenang karena selalu didampingi oleh orangtuakeluarga, dan dapat menguragi dampak hospitalisai dan rasa nyeri. Family centered care juga merupakan suatu bentuk kerjasama antar perawat dan orangtua dalam melakukan perawatan terhadap anak, orangtua juga dapat menjadi perantara komunikasi antara perawat dengan anak, hal ini dapat mengubah presepsi negatif anak terhadap perawat dan proses hospitalisasi, hospitalisasi tindak hanya di identifikasi sebagai tempat yang menyeramkan dan tempat yang dapat memisahkan antara anak dan orangtua, perawat juga tidak hanya di identifikasi sebagai seseorang yang menimbulkan nyeri saja tetapi perawat juga dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan anak. Hubungan yang dekat antara perawat, orantuakeluarga dan anak Universitas Sumatera Utara 41 ini akan membuat anak lebih menerima tindakan yang akan dilakukan oleh perawat terhadap anak sehingga dapat diajak kerjasama dalam tidakan perawatan dan lebih kooperatif Puspasari, 2013. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fiane 2012 Terhadap 34 orang pasien anak usia prasekolah, 31 orangtua merasakan bahwa penerapan family centered care yang dilakukan perawat mempengaruhi efek hospitalisasi yang baik pada anak mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sangat penting dalam penerapan family centered care. Family centered care sangat bermamfaat dan berdampak positif pada anak yang sedang dihospitalisasi dan mendapatkan asuhan keperawatan dari perawat yang bertugas. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh sistem family centered care yang telah dilakukan oleh perawat yang bekerja di ruang NICU, perawat yang bekerja di ruang NICU melibatkan orangtua dalam perawatan, pengambialan keputusan serta orangtua diijinkan untuk menemani bayinya selama berada di ruang NICU, ini dapat mengurangi stress dan kecemasan orangtua dan meningkatkan kepuasan orangtua, family centered care terbukti memberikan mamfaat seperti peningkatan perkembangan, kemajuan koognitif, dan mempercepat kemajuan penyembuhan penyakit kronis sehingga mempersingkat waktu perawatan American Academy of Pediatrics and Institute for Family Cetered Care, 2003. Hasil penelitian dari keseluruhan dapat diketahui dengan nilai rata-rata kooperatif anak usia prasekolah 3-5 tahun yang belum pernah dilakukan family centered care yang dirawat di ruang non infeksi 13,5, sedangkan nilai rata-rata Universitas Sumatera Utara 42 kooperatif anak usia prasekolah yang sudah pernah dilakukan family centered care yang di rawat di ruang infeksi 23,4. Sedangkan berdasarkan signifikasi dimana nilai sig P=0,04 P 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata prilaku kooperatif anak usia prasekolah 3-5 tahun yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care. Universitas Sumatera Utara 43 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan