30
5.4.2. Distribusi Faktor Penyebab Hepatitis B
Dari hasil penelitian saya faktor penyebab terbanyak terjadinya hepatitis B adalah alkohol dengan persentase mencapai 57.4. Menurut Cahyono 2014
alkohol dapat merusak sel-sel hati sehingga terjadi penurunan fungsi hati yang apabila terdapat virus HBV akan lebih mudah menginfeksinya. Selain alkohol,
seks bebas juga temasuk kelompok faktor penyebab terbanyak setelah alkohol dengan persentase 12.8 hal ini dikarenakan semakin meningkatnya hubungan
seks bebas di kalangan masyarakat. Transfusi juga merupakan faktor penyebab terbanyak dengan persentase 12.8, operasi 8.5, penggunaan jarum bebas 7.4
hampir sama halnya dengan penelitian yang telah dilakukan Qurest 2009 yang dinyatakan dalam penelitian Musdalifah et al 2012 bahwa transfusi memiliki
faktor penyebab 1.5 kali lebih besar untuk terjadinya hepatitis B sehingga merupakan salah satu faktor penyebab terbanyak juga. Sedangkan tattoo adalah
faktor penyebab yang paling sedikit.
5.4.3. Perbedaan Distribusi Faktor Penyebab Hepattis B 5.4.3.1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian saya diperoleh bahwa pada laki-laki faktor penyebab terbanyak terjadinya hepatitis B adalah alkohol 56.1, kemudian seks bebas
12.8, transfusi 7.4, jarum suntik bebas 7.4, tattoo 4.3 dan paling sedikit ialah operasi dengan pesentase 1.1 . Sedangkan pada perempuan faktor
penyebab terbanyak untuk terjadinya hepatitis B adalah operasi dengan persentase 7.4, kemudian transfusi 5.3, alkohol 1.1 dan tidak ditemukan pada faktor
penyebab lainnya. Cahyono 2014 mengatakan bahwa laki-laki lebih suka mengkonsumsi alkohol dibandingkan dengan perempuan. Kemudian pada
penelitian Lubis 2009 mengatakan bahwa penularan hepatitis B sangat besar pada kelompok homoseksual, sehingga pada penelitian saya faktor penyebab
hepatitis B salah satunya ialah seks bebas lebih banyak pada laki-laki dari pada perempuan. Pada perempuan faktor penyebab operasi lebih banyak sedangkan
pada laki-laki operasi adalah faktor penyebab paling sedikit dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
31
perempuan lebih cenderung untuk melakukan operasi karena persalinan sedangkan pada laki-laki sangat jarang untuk melakukan operasi.
5.4.3.2. Berdasarkan Umur
Dari penelitian saya diperoleh bahwa kelompok umur 18-40 tahun faktor penyebab terbanyak hepatitis B adalah alkohol 12.8, kemudian seks bebas
8.5, transfusi 5.3, jarum suntik bebas 4.3, operasi 4.3 dan tattoo 3.2. sedangkan pada kelompok umur 41-80 tahun faktor penyebab terbanyak untuk
terjadinya hepatitis B adalah alkohol dengan persentase 44.7 kemudian transfusi 7.4, seks bebas 4.3, operasi 4.3, jarum suntik bebas 3.2 dan tattoo 1.1.
Peminum alkohol lebih banyak pada kelompok usia 41-80 tahun dikarenakan pada kelompok usia tersebut sudah berulang kali dan sudah lama riwayat peminum
alkohol sehingga alkohol berpengaruh besar dalam penurunan fungsi hati dan dapat dengan cepat terjadinya infeksi virus hepatitis B dan saling berkaitan
dengan faktor penyebab yang lainnya Cahyono, 2014. Pada faktor penyebab seks bebas lebih banyak ditemukan pada kelompok umur 18-40 tahun, menurut
Aini et al 2013 kelompok umur lebih muda adalah kelompok aktif untuk melakukan hubungan seksual sehingga pada penelitian saya pada kelompok umur
18-40 tahun lebih banyak faktor penyebab seks bebasnya dibandingkan dengan kelompok umur 41-80 tahun. Transfusi merupakan faktor penyebab terbanyak
kedua pada kelompok umur 41-80 tahun dan urutan terbanyak ketiga pada kelompok umur 18-40 tahun dikarenakan pada kelompok umur yang lebih tua
sudah banyak riwayat untuk melakukan transfusi dibandingkan dengan kelompok umur yang lebih muda. Sedangkan faktor penyebab yang lain hampir tidak ada
perbedaan urutan penyebabnya untuk terjadinya hepatitis B.
5.4.4. Hubungan Transfusi dengan Hepatitis B
Dari hasil penelitian saya berdasarkan hasil perhitungan dengan Chi- Square Test
diperoleh nilai p=0.63 p0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini memiliki makna bahwa tidak terdapat hubungan antara transfusi dengan
terjadinya hepatitis B di RSUP. HAM Medan tahun 2012-2013. Hal ini sama
Universitas Sumatera Utara
32
dengan penelitian yang dilakukan Rahayujati et al 2006 yang menyatakan tidak terdapat hubungan signifikan secara statistik antara transfusi darah dan terjadinya
hepatitis B. Hadi 2002 mengatakan dengan percikan sedikit darah yang mengandung virus hepatitis B sudah dapat menularkan penyakit hepatitis B,
dengan demikian transfusi darah sangat beresiko terhadap penularan hepatitis B, walaupun demikian terdapat penyebab lain yang dapat menyebabkan terjadinya
infeksi hepatitis B karena ditemukannya semakin banyak laporan yang diterima tentang cara penularan virus hepatitis B. Sastri 2011 mengatakan bahwa untuk
mencegah penularan penyakit yang ditularkan melalui darah, Indonesia umumnya melakukan skrining terhadap HBV, HCV, HIV dan VDRL, bila hasil uji negatif
maka darah tersebut dianggap layak untuk di transfusikan.
5.4.5. Hubungan Jarum Suntik dengan Hepatitis B