Pembuatan Larutan Standar Isoniazid Penentuan Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Penentuan Serapan

19 sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 50,0 μgmL LIB II. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 48.

3.6.4 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum Rifampisin

Diambil sebanyak 2,7 mL dari LIB II rifampisin konsentrasi = 50,0 μgmL kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10,0 mL untuk kemudian dilarutkan dengan HCl 0,1 N. Selanjutnya larutan diencerkan dengan pelarut yang sama hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen untuk memperoleh larutan rifampisin dengan konsentrasi 13,5 μgmL. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 47.

3.6.5 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum Isoniazid

Diambil sebanyak 2,2 mL dari LIB II isoniazid konsentrasi = 50,0 μgmL kemudian dimasukan ke dalam labu tentukur 10,0 mL untuk diencerkan dengan pelarut HCl 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen untuk memperoleh larutan dengan konsentrasi 11,0 μgmL. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 48.

3.6.6 Pembuatan Larutan Standar Rifampisin

Diambil sebanyak 1,2 mL; 1,8 mL; 2,4 mL; 3,0 mL; dan 3,6 mL dari LIB II rifampisin. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam 5 labu tentukur 10,0 mL. Dilarutkan dengan pelarut HCl 0,1 N. Kemudian dicukupkan dengan pelarut yang sama untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi 6,0 μgmL; 9,0 µgmL, 12,0 μgmL; 15,0 µgmL; dan 18,0 μgmL. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 47.

3.6.7 Pembuatan Larutan Standar Isoniazid

Diambil sebanyak 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; dan 3,0 mL dari LIB II isoniazid. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam 5 labu tentukur 10,0 mL. Universitas Sumatera Utara 20 Dilarutkan dengan pelarut HCl 0,1 N. Kemudian dicukupkan dengan pelarut yang sama untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi 5,0 μgmL; 7,5 µgml, 10,0 μgmL; 12,5 µgmL; dan 15,0 μgmL. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 48.

3.6.8 Penentuan Spektrum Serapan

Larutan standar rifampisin konsentrasi 6,0 μgmL; 9,0 µgmL, 12,0 μgmL; 15,0 µgmL; dan 18,0 μgmL dan larutan standar isoniazid dengan konsentrasi 5,0 μgmL; 7,5 µgmL, 10,0 μgmL; 12,5 µgmL; dan 15,0 μgmL yang masing-masing telah dibuat enam kali perulangan, diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.6.9 Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Dibuat larutan rifampisin dengan konsentrasi 7,5 μgmL, larutan isoniazid dengan konsentrasi 5,0 μgmL. Kemudian kedua larutan ini diukur serapannya pada panjang gelombang 200–400 nm. Selanjutnya spektrum serapan dari masing-masing komponen di tumpang tindihkan, pembacaan spektrum ini dilakukan pada rentang panjang gelombang 215-350 nm, karena pada rentang panjang gelombang ini rifampisin dan isoniazid tumpang tindih secara keseluruhan. Kemudian dicari 5 titik sebagai panjang gelombang yang akan digunakan, pemilihan panjang gelombang diambil dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan.

3.6.10 Penentuan Serapan

Larutan baku isoniazid dan rifampisin yang telah dibuat, diukur absorbansinya pada multi panjang gelombang yang telah ditentukan. Serapan kedua senyawa ditentukan dengan menggunakan metode regresi linear yang dioperasikan pada data konsentrasi dan absorbansi masing-masing senyawa pada setiap panjang gelombang pengukuran. Universitas Sumatera Utara 21 Dari persamaan regresi yang diperoleh, Y = aX + b , Y adalah harga serapan A, a adalah koefisien regresi yang menunjukkan nilai serapan, X adalah kadar mg100 mL, sedangkan b adalah konstanta.

3.6.11 Penentuan kadar baku campuran rifampisin dan isoniazid

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Multikomponen dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet

42 281 123

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

2 33 111

Penetapan Kadar Campuran Deksametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 106

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 18

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 5

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 11

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 3 2

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 58

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 18