12 Khasiat antioksidan untuk mencegah berbagai penyakit akibat pengaruh
oksidatif akan lebih efektif jika kita mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah- buahan yang kaya akan antioksidan daripada menggunakan antioksidan tungggal.
Efek antioksidan dari sayur-sayuran dan buah-buahan, lebih efektif daripada suplemen antioksidan yang diisolasi. Hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya
komponen lain dan interaksinya dalam sayur-sayuran dan buah-buahan yang berperan secara positif.
2.5 Senyawa Polifenol
Polifenol merupakan salah satu kelas utama metabolit sekunder. Senyawa
tersebut terdapat dalam berbagai struktur dan bertanggung jawab atas karakteristik organoleptik utama, yang diturunkan dari tanaman pangan. Karakteristik tersebut
terutama dalam hal warna dan rasa, yang berkontribusi pada kualitas gizi buah- buahan dan sayuran. Di antara senyawa-senyawaa fenolat tersebut, flavonoid
merupakan salah satu kelompok yang paling banyak. Hingga saat ini lebih dari 8.000 jenis flavonoid telah diidentifikasi, tetapi mekanisme kerjanya masih
menjadi perdebatan Winarsi, 2014
2.6 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6, umumnya terdapat pada tubuhan sebagai glikosida dengan mengecualikan alga dan hornwort.
Gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada daun, akar, kayu, kulit,
tepung sari, nektar, bunga, buah buni, dan biji. Markham, 1988; Sirait, 2007. Flavonoid adalah sekelompok senyawa polifenol dengan berat molekul
rendah yang terdistribusi luas dalam tanaman. Konsumsi flavonoida dalam
Universitas Sumatera Utara
13 makanan berkisar antara 50-80 mg hari yang ditemukan dalam buah-buahan dan
sayuran. Kelompok flavonoid termasuk di dalamnya flavon, flavan, flavonol, katekin dan antosianin. Perbedaan struktur dalam setiap anggota flavonoid
menghasilkan berbagai variasi jumlah dan subsitusi gugus hidroksil dan glikosilasi kelompok tersebut Silalahi, 2006.
Flavonoid menunjukkan manfaatnya bagi kesehatan melalui efeknya sebagai antioksidan fitokimia, yang berkaitan dengan gugus hidroksil fenolik yang
terikat pada strukturnya. Radical scavenging tampaknya berperan cukup dominan dalam aktivitas antioksidan senyawa flavonoid Winarsi, 2014.
Aglikon flavonoid adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Karena
mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula, flavonoid merupakan senyawa polar maka umumnya flavonoid larut dalam pelarut polar
seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil sulfoksida, dimetil formamida, air dan lain-lain. Adanya gula yang terikat pada flavonoid bentuk yang umum
ditemukan cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut di atas dengan air merupakan pelarut yang
lebih baik untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavonon, dan flavon serta flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih
mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform Markham, 1988.
2.7 Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH