Hasil penentuan panjang gelombang serapan maksimum Hasil analisis aktivitas antioksidan STDSK

22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pemeriksaan golongan senyawa flavonoid dan polifenol

Gambar hasil pemeriksaan golongan senyawa flavonoid dan senyawa polifenol pada masing-masing sampel uji STDSK dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 48. Masing-masing sampel uji STDSK mengandung golongan senyawa flavonoid dan senyawa polifenol yang memiliki sifat sebagai antioksidan, hasil pemeriksaan golongan senyawa flavonoid dan senyawa polifenol tersebut dapat di lihat pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil Identifikasi secara kualitatif seduhan teh daun sirsak pada masing-masing kemasan. Sampel Identifikasi Flavonoid STDSK+Serbuk Mg+HCl Senyawa Fenolik STDSK+FeCl 3 1 K1 + + K2 + + K3 + + Keterangan: + Positif : mengandung golongan senyawa

4.2 Hasil pengujian aktivitas antioksidan

4.2.1 Hasil penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Pengukuran serapan maksimum larutan DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl 40 ppm dalam metanol dengan menggunakan spektrofotometer Universitas Sumatera Utara 23 Visibel. Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Kurva Serapan Maksimum Larutan DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl 40 ppm Dalam Metanol Menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa larutan DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl 40 ppm dalam metanol menghasilkan serapan maksimum pada panjang gelombang 516 nm. Panjang gelombang 516 nm, termasuk dalam kisaran panjang gelombang sinar tampak 400-800 nm Gandjar, 2008, serta termasuk dalam rentang panjang gelombang DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl yang berkisar antara 515-520 nm Molyneux, 2004. 4.2.2 Hasil analisis waktu pengukuran operating time Hasil analisis pengukuran waktu operating time tanpa menggunakan penambahan sampel yaitu hanya dengan menggunakan 5 ml larutan DPPH 1,1- Universitas Sumatera Utara 24 diphenyl-2-picrylhydrazyl 0,5 mM dalam metanol dengan konsentrasi 40 ppm dan menggunakan sampel pada masing-masing STDSK dengan konsentrasi 500 ppm ditambahkan dengan 5 ml larutan DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl 0,5 mM dalam metanol, diukur selama 80 menit, menunjukkan bahwasanya pada mulai menit ke 60 masing-masing perlakuan sudah menunjukkan kestabilan dalam meredam radikal bebas. Menurut Salamah 2015, waktu operasional merupakan waktu pengukuran saat larutan menyerap sinar dengan serapan yang stabil. Serapan yang stabil ini menunjukkan bahwa DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl telah bereaksi optimal dengan senyawa uji. Hasil analisis waktu pengukuran operating time dapat dilihat pada lampiran halaman

4.2.3 Hasil analisis aktivitas antioksidan STDSK

Aktivitas antioksidan larutan uji masing-masing teh daun sirsak kemasan diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl dengan konsentrasi 40 ppm pada menit ke-60 dengan adanya penambahan larutan uji masing-masing dengan konsentrasi 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, dan 3000 ppm yang dibandingkan dengan kontrol DPPH 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazyl dengan konsentrasi 40 ppm tanpa penambahan larutan uji dan diukur dengan panjang gelombang maksimum yaitu 516 nm. Pada hasil analisis aktivitas antioksidan masing-masing konsentrasi larutan uji STDSK terlihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl sebanding dengan peningkatan konsentrasi masing-masing STDSK. Penurunan absorbansi DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl dan persen pemerangkapan dengan penambahan masing-masing STDSK dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Universitas Sumatera Utara 25 Tabel 4.2 Penurunan absorbansi dan persen pemerangkapan DPPH oleh masing- masing STDSK Larutan Uji Konsentrasi ppm Absorbansi Pemerangkapan I II III I II III Rata- rata K1 Blanko 0,846 0,844 0,847 500 0,736 0,731 0,742 13,00 13,39 12,40 12,93 1000 0,614 0,610 0,618 27,42 27,73 27,04 27,40 1500 0,509 0,510 0,508 33,70 39,57 40,02 37,76 2000 0,399 0,400 0,398 44,70 52,61 53,01 50,12 2500 0267 0,270 0,263 68,44 68,01 68,95 68,47 3000 0,169 0,166 0,172 80,02 80,33 79,69 80,01 K2 Blanko 0,880 0,877 0,874 500 0,760 0,753 0,746 13,63 14,14 14,65 14,14 1000 0,656 0,628 0,600 25,45 28,39 31,35 28,39 1500 0,540 0,545 0,550 38,64 37,86 37,07 37,85 2000 0,409 0,406 0,403 53,52 53,71 53,89 53,70 2500 0,360 0,365 0,370 59,09 58,38 57,67 58,38 3000 0,249 0,253 0,257 71,70 71,15 70,59 71,15 K3 Blanko 0,802 0,803 0,804 500 0,729 0,724 0,720 9,10 9,83 10,44 9,79 1000 0,628 0,638 0,648 21,69 20,54 19,40 20,54 1500 0,541 0,550 0,564 32,54 31,50 29,85 31,29 2000 0,480 0,477 0,474 40,14 40,59 41,04 40,59 2500 0,380 0,370 0,360 52,61 53,92 55,22 52,91 3000 0,279 0,284 0,289 65,21 64,63 64,05 64,63 Penurunan nilai absorbansi menunjukkan peningkatan aktivitas antioksidan. Penurunan nilai absorbansi terjadi karena STDSK mampu menetralisir DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl dengan memberikan elektron Universitas Sumatera Utara 26 kepada DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron dan tidak lagi menjadi radikal Silalahi, 2006. Hal ini ditandai dengan warna larutan yang berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya menurun Molyneux, 2004. Pada metode ini absorbansi yang diukur adalah absorbansi larutan DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl sisa yang tidak bereaksi dengan senyawa antioksidan dan didasarkan pada perubahan warna radikal DPPH. Perubahan warna tersebut disebabkan oleh reaksi antara radikal bebas DPPH dengan satu atom hidrogen yang dilepaskan senyawa yang terkandung dalam bahan uji untuk membentuk senyawa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning Nihlati, 2013. Contoh perhitungan persen pemerangkapan dan nilai IC 50 dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 50-64. Hubungan antara konsentrasi dengan persen pemerangkapan radikal bebas DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl oleh masing-masing STDSK dapat dilihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara 27 Hasil analisis persamaan regresi linier dan hasil analisis nilai IC 50 ppm yang diperoleh dari larutan uji STDSK masing-masing kemasan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini: Universitas Sumatera Utara 28 Tabel 4.3 Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis IC 50 ppm yang diperoleh dari masing-masing STDSK Larutan Uji Persamaan regresi IC 50 ppm STDSK K1 y = 0,027x – 0,301 1943 STDSK K2 y = 0,023x + 1,978 2287 STDSK K3 y = 0,021x - 0,769 2383 Hasil perbandingan analisis IC 50 ppm pada larutan uji STDSK masing- masing kemasan dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini: Gambar 4.5 Grafik hasil analisis IC 50 ppm yang diperoleh dari larutan uji STDSK masing-masing. Dari Tabel 4.3 menunjukkan aktivitas antioksidan larutan uji STDSK masing-masing kemasan dalam kategori sangat lemah dengan nilai IC 50 K1 sebesar 1943 ppm, K2 sebesar 2287 ppm, dan K3 sebesar 2383 ppm. Aktivitas antioksidan yang diperoleh sangat lemah diduga karena adanya senyawa flavonoid dan polifenol masih berikatan dengan gugus glikosida karena gugus glikosida Universitas Sumatera Utara 29 yang berikatan dengan senyawa tersebut dapat menurunkan aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan akan meningkat dengan bertambahnya gugus hidroksil dan akan menurun dengan adanya gugus glikosida, dan dapat pula diduga karena glikosida flavonoid dalam bentuk aglikon yang bersifat non-polar memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk glikonnya yang bersifat polar Ridho 2013; Satria, 2013. Tabel 4.4 Kategori nilai IC 50 sebagai antioksidan No. Kategori Konsentrasi ppm 1. Sangat kuat ≤ 50 2. Kuat 50 – 100 3. Sedang 101 – 150 4. Lemah ≥ 150 Sumber: Winarsi, 2014. Pengujian aktivitas antioksidan sirsak menggunakan metode pemerangkapan DPPH 1,1 Diphenyl-2-picrylhydrazyl yang dilakukan oleh Agnes budiarti, dkk., 2014 pada fraksi kloroform ekstrak etanol daun sirsak diperoleh IC 50 sebesar 3132 ppm, pengujian aktivitas antioksidan yang dilakukan oleh Prasetyorini, dkk., 2014 pada ekstrak etil asetat diperoleh IC 50 sebesar 480,26 ppm, pada ekstrak etanol 96 diperoleh IC 50 sebesar 660,08 ppm, dan pada sari buah sirsak diperoleh IC 50 sebesar 282,61 ppm, sedangkan pada pengujian aktivitas antioksidan yang dilakukan oleh Rianes, 2013 pada ekstrak etanol daun sirsak diperoleh IC 50 sebesar 60,74 ppm dan pada jus buah sirsak diperoleh 760,64 ppm, dan penelitian yang dilakukan oleh Delvi dan wikanastri, 2013 pada teh daun sirsak berdasarkan variasi lama pengeringan diperoleh IC 50 terendah pada Universitas Sumatera Utara 30 3132 480,26 660,08 282,61 60,74 760,64 117,86 82,16 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Fraksi Kloroform Ekstrak Etanol Daun Sirsak Ekstrak Etil Asetat Daun Sirsak Ekstrak Etanol 96 Daun Sirsak Sari Buah Sirsak Ekstrak Etanol Daun Sirsak Jus Buah Sirsak Teh Daun Sirsak Berdasarkan lama Pengeringan menit ke-30 Teh Daun Sirsak Berdasarkan lama Pengeringan menit ke- 150 IC 5 ppm menit ke-30 yaitu sebesar 117,86 ppm dan yang tertinggi pada menit ke-150 yaitu sebesar 82,16 ppm. Hasil perbandingannya dapat di lihat pada Gambar 4.6 grafik berikut ini: Gambar 4.6 Pengujian Aktivitas Antioksidan Sirsak Metode DPPH Universitas Sumatera Utara 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak-Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Daya Tetas Telus, Mortalitas Dan Perkembangan Larva Aedes Aegypti Linn

3 104 47

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dengan Metode DPPH

6 19 53

Uji aktivitas antioksidan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan metode DPPH ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

1 31 48

Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) dengan metode peredaman radikal bebas DPPH

5 30 63

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 14

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 2

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 4

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 13

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 3

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 30