Limbah Karbit CCR Montmorillonite

43 hasilnya didinginkan lalu digiling hingga halus. Ciri dari semen ini memiliki ketahanan terhadap air yang mengandung sulfat dan air laut cukup tinggi. 7. Semen Pozzolona Semen ini mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan pozzolona sendiri tidak memiliki sifat seperti semen, akan tetapi bentuk halusnya dan dengan adanya air, senyawa-senyawa tersebut membentuk kalsium aluminat hidrat yang bersifat hidraulis. 8. Semen Trass Semen yang dihasilkan dengan menggiling campuran antara 60 - 80 trass atau tanah yang berasal dari debu gunung berapi yang serupa dengan pozzolona dengan menambah CaSO 4 . 9. Semen Slag Slag Cement Semen slag ini dikenal 2 macam tipe, yaitu : • Eisen Portland Cement Semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran 60 terak Portland dan 40 butir-butir slag tanur tinggi. • High Often Cement Semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran yang mengandung 15 - 19 terak Portland Cement dan 41 - 85 butir-butir slag dengan penambahan CaSO 4 .

2.2.3 Limbah Karbit CCR

Limbah kapur karbit calsium carbide residuCCR adalah bahan sisa dari industri pengolahan gas asitilena acetylene.Kalsium karbida atau karbit adalah Universitas Sumatera Utara 44 sebuah senyawa kimia dengan rumus kimiaCaC 2 . Senyawa murninya tidak berwarna, tapi kalsium karbida yang biasanya digunakan warnanya adalah abu- abu atau coklat dengan kandungan CaC 2 hanya sekitar 80-85 sisanya adalah CaO, Ca 3 P 2 , CaS, Ca 3 N 2 , SiC, etc.. Penggunaan utamanya dalam industri adalah untuk pembuatan asetilena dan kalsium sianamida. Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah. Limbah karbit diperoleh dari industri bengkel las karbit di Jl. Sei Serayu, Kecamatan Medan Baru, Sumatera Utara. Limbah karbit mengandung sekitar 60 unsur kalsium. Komposisi kimia limbah karbit antara lain yaitu 1,48 SiO 2 , 59,98 CaO, 0,09 Fe 2 O 3 , 9,07 Al 2 O 3 , 0,67 MgO dan 28,71 unsur lain Benny Santoso, Indriyo Harsoyo dalam Novita, 2010. Hasil pengujian analisis kimia pada Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA USU terhadap limbah karbit yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6 Hasil Pengujian Analisis Kimia Limbah Karbit No Parameter Hasil Satuan Metode 1 Silika Oksida SiO 2 3,8169 Gravimetri 2 Besi Oksida Fe 2 O 3 0,0007 Spektrofotometri 3 Aluminium OksidaAl 2 O 3 3,1151 Gravimetri 4 Kalsium Oksida CaO 0,0093 Titrimetri Sumber: Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA USU, 2015 Universitas Sumatera Utara 45

2.3 STABILITAS TANAH

Bila benda yang diuji merupakan tanah lempung yang memiliki kuat dukung tanah yang rendah dan kadar air yang tinggi, sehingga tidak dimungkinkannya suatu struktur berada diatas tanah lempung, maka tanah harus distabilisasi. Bowles 1984 mengemukakan bahwa ketika tanah di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan atau pun memiliki indeks konsistensi yang tidak stabil, permeabilitas yang cukup tinggi, atau memiliki sifat-sifat lain yang tidak diinginkan yang membuatnya tidak sesuai untuk digunakan di dalam suatu proyek konstruksi, maka tanah tersebut perlu dilakukan usaha stabilisasi tanah. Stabilisasi dapat dikelompokkan berdasarkan empat jenis klasifikasi utama, yaitu : 1. Fisiomekanikal, contohnya dengan melakukan pemadatan. 2. Granulometrik, contohnya dengan pencampuran tanah berkualitas buruk dan tanah dengan kualitas yang lebih baik. 3. Fisiokimia, contohnya pencampuran tanah dengan semen, kapur, atau aspal. 4. Elektrokimia, contohnya dengan menggunakan bahan kimia sebagai zat additive. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk menstabilisasikan tanah adalah sebagai berikut : 1. Menambah bahan yang menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi atau fisis pada tanah. Universitas Sumatera Utara