Bentuk Perlindungan Hukum yang di Berikan PT. Asuransi Manulife

C. Bentuk Perlindungan Hukum yang di Berikan PT. Asuransi Manulife

Indonesia Medan Kepada Tertanggung dalam Klaim Asuransi Problem yang dihadapi manusia adalah kemungkinan kematian yang terjadi terlalu dini.Kematian ini merupakan hal yang pasti, namun masalah waktu atau kapan kematian itu datang adalah suatu hal yang tidak dapat ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di atas yaitu dengan mengalihkan atau melimpahkan kepada risiko tersebut pihak atau badan usaha lain, yang dimaksud pihak atau badan usaha lain itu ialah suatu lembaga yang menjamin sekiranya timbul suatu peristiwa yang tidak diinginkan, lembaga ini dikenal dengan apa yang disebut asuransi. Salah satu jenis asuransi yang dikenal sekarang ini adalah asuransi jiwa, pada asuransi jiwa yang dipertanggungkan ialah yang disebabkan oleh kematian death.Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau suatu keluarga tertentu.Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama terletak pada unsur waktu time, oleh karena sulit untuk mengetahui kapan seseorang meninggal dunia.Untuk memperkecil risiko tersebut, maka sebaiknya diadakan pertanggungan jiwa. Lembaga perasuransian, sama halnya dengan lembaga perbankan, akan dipercaya apabila dapat memberikan jaminan kepercayaan kepada masyarakat. Perusahaan asuransi harus benar-benar dapat memberikan jaminan bahwa dana yang dikumpulkan akan dikembalikan di kemudian hari sesuai dengan hak pemegang polis. Masyarakat harus dapat diyakinkan bahwa perusahaan asuransi akan dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar ganti rugi atas kerugian yang diderita Universitas Sumatera Utara oleh masyarakat tertanggung. 95 yang dinyatakan dalam iklan atau bentukpromosi lainnya. PT. Asuransi Manulife Indonesia sebagai perusahaan asuransi dalam memasarkan produk-produknya harus menerapkan prinsip itikat baik.Salah satu perwujudan itikat baik itu adalah dengan mentaatisegala ketentuan mengenai halhak-hak pemegang polis. Berbagai dari macam larangan yang dikenakan kepada perusahan asuransi, ada beberapa yang dapat diterapkan bagi perusahaan asuransi jiwa adalah larangan untukmemasarkan produk yang tidak sesuai dengan janji 96 Perusahaan asuransi jiwa dalam hal initidak memenuhi jaminan atau garansi yang telah diberikan atau disepakati, maka pemegang polisyang merasa dirugikan dapat mengajukan tuntutan ganti kerugian kepada perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. 97 dalam perjanjian polis. Tanggung jawabdalam bidang proteksi atau pertanggungan jiwa, perusahaan asuransi harus mengelola danmembayar uang pertanggungan jiwa kepada pemegang polis atau ahli waris sesuai perjanjian yang tertera dalam polis. Sedangkan tanggung jawab yang berhubungan dengan investasi, perusahaan asuransiharus menempatkan dana investasi pemegang polis ke dalam insrtumen investasi untuk dikelolasecara profesional seperti yang telah ditetapkan 98 95 Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016 96 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 97 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 98 Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara Bisnis di dalam asuransi, ada beberapa prinsip asuransi yang harus diterapkan baik oleh perusahaan asuransi maupun oleh masyarakat tertanggung.prinsip dimaksud antara lain adalah: 1. prinsip insurable interest 2. prinsip utmost good faith, 3. prinsip indemnity, 4. prinsip proximate cause, dan 5. prinsip kontribusi dan subrogasi. 99 Berikut penjelasan definisi dari prinsip asuransi tersebut, ialah: 1. Prinsip Kepentingan yang dapat Diasuransikan Insurable Interest Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan Inrusable Interest merupakan syarat mutlak untuk mengadakan perjanjian asuransi. Apabila pihak tertanggung atau pihak yang dipertanggungkan tidak memiliki kepentingan pada saat mengadakan perjanjian auransi, dapat menyebabkan perjanjian tersebut menjadi tidak sah atau batal demi hukum. 100 “Diharuskannya ada prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan insurable interest dalam perjanjian asuransi dengan maksud untuk mencegah agar asuransi tidak menjadi permainan dan perjudian.Hal itu disebabkan, apabila sesorang yang tidak mempunyai kepentingan atas suatu objek tersebut, maka akibatnya tanpa menderita kerugian orang tersebut akan mendapat ganti kerugian apabila terjadi peristiwa yang tidak dikehendaki menimpa objek dimaksud.” 101 2. Prinsip Itikad Baik yang Sempurna Utmost Goodfaith Dalam Kontrak asuransi, itikad baik saja belum cukup tetapi dituntut yang terbaik dari itikad baik dari calon tertanggung. Hal ini dikarenakan tertanggung yang dinilai lebih memahami tentang objek yang akan dipertanggungkan, maka tertanggung harus mengungkapkan seluruh fakta material yang berkaitan objek pertanggungan tersebut secara akurat dan lengkap kepada Underwriter. 102 Menurut Gunanto, Prinsip itikad baik yang sempurna Utmost Good Faith menyangkut kewajiban yang harus dipenuhi para pihak sebelum kontrak ditutup dan bukan dipenuhi dalam rangka pelaksanaan kontrak yang sudah ditutup seperti itikad baik yang dimaksud Pasal 1338 KUH Perdata. 103 3. Prinsip Keseimbangan Indemnity Principle Penerapan prinsip keseimbangan Indemnity Principle dalam asuransi ini, sekaligus menjadi pembeda bahwa asuransi tidak sama dengan perjudian. Dalam 99 Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016 100 Ibid. 101 M. Suparman Sastrawidjaja, Op. Cit., hal. 16 102 Kun Wahyu Wardana, Op.Cit.,hal. 34 103 Gunanto, Op.Cit, Tangerang: Logos Wacana Ilmu, 2003, hal. 12 Universitas Sumatera Utara perjudian tidak dikenal ganti rugi bagi yang kalah.Kerugian akibat kekalahan yang diderita dalam perjudian merupakan konsekuensi yang harus diterima. 104 Sedangkan dalam asuransi, ganti rugi merupakan suatu tujuan bahwa asuransi merupakan risk transfer mechanism.Mengalihkan atau membagi resiko yang kemungkinan akan diderita atau dihadapi tertanggung atas suatu peristiwa yang tidak dikehendaki dan belum pasti terjadi. Harapannya, beban financial tertanggung menjadi lebih pasti.Fixed Cost dalam bentuk premi.Namun, satu hal yang perlu digarisbawahi dalam prinsip keseimbangan Indemnity Principle ini, bahwa tertanggung tidak diperkenankan untuk memperoleh keuntungan dari ganti rugi yang diberikan oleh penanggung. Besarnya ganti rugi yang diterima oleh tertanggung harus seimbang atau sama dengan kerugian yang dideritanya. 105 4. Prinsip sebab akibat Cause Proximate Principle Cause Proximate Principle merupakan salah satu prinsip penting dalam penyelesaian santunan.Dengan menggunakan prinsip ini, maka suatu peristiwa dapat ditentukan penyebabnya. Penggantian kerugian oleh perusahaan asuransi hanya akan dibayarkan apabila peristiwa yang dominan menimbulkan kerugian itu termasuk dalam jaminan polis asuransi yang bersangkutan. 106 5. Prinsip Subrogasi Subrogation Principle Prinsip Subrogasi diatur dalam Pasal 284 KUHD yang menyatakan bahwa “Seorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang dipertanggungkan, menggantikan si tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orang-orang ketiga berhubung dengan penerbitan kerugian tersebut; dan si tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap perubahan yang dapat merugikan hak si penaggung terhadap orang-orang ketiga itu.” Subrogasi merupakan peralihan hak dari tertanggung kepada penanggung untuk menuntut ganti rugi kepada pihak lain yang mengakibatkan timbulnya kerugian terhadap objek pertanggungan dari tertanggung sesaat setelah penanggung membayar ganti rugi tersebut kepada tertanggung sesuai jaminan polis. Tapi, suatu hal yang pelu diketahui, bahwa subrogasi hanya berlaku untuk contract of indemnity karena subrogasi mencegah tertanggung untuk mendapatkan penggantian lebih dari kerugian yang dideritanya. 107 6. Prinsip Kontribusi Contribution Principle Prinsip Kontribusi ini terjadi apabila ada asuransi berganda Double Insurance seperti yang tercantum dalam pasal 278 KUHD,yang menyatakan bahwa “apabila dalam satu-satunya polis, meskipun pada hari-hari yang berlainan, oleh berbagai penaggung telah diadakan penaggungan yang melebihi harga, maka mereka itu bersama-sama, menurut keseimbangan daripada jumlah-jumlah untuk mana mereka telah menandatangani polis tadi, memikul hanya harga sebenarnya yang dipertanggungkan.” 108 Definisi dari prinsip utmost good faith menyebutkan bahwa si tertanggung harus memberitahukan semua fakta material dengan benar, lengkap, serta sukarela atas 104 Kun Wahyu Wardana, Op.Cit.,hal. 38 105 Ibid. 106 Ibid.,hal. 39 107 Kun Wahyu Wardana, Op.Cit.,hal. 42 108 Tuti Rastuti, Op.Cit.,hal. 55 Universitas Sumatera Utara obyek pertanggungan, baik diminta maupun tidak diminta.Sebaliknya, perusahaan asuransi pun dituntut harus menunjukkan itikad baiknya kepada si tertanggung.Sangat sering terjadi kesalahpahaman atas penerapan prinsip ini dalam bisnis asuransi.utmost good faith seolah-olah hanya menjadi kewajiban si tertanggung, di mana si penanggung tidak perlu menunjukkan itikad baiknya kepada penanggung. 109 Banyak penanggung mengklaim bahwa tertanggung tidak melaksanakan itikad baik breach of utmost good faith sehingga klaim asuransi yang diajukan ditolak oleh perusahaan asuransi.Dalam banyak kasus, sering sekali niat baik tertanggung untuk melakukan sesuatu berkaitan dengan klaim asuransi menjadi bumerang karena ternyata tindakan itu melanggar ketentuan kontrak. 110 Tertanggung disisi lainnya ialah, tidak mengetahui bahwa niat baik itu ternyata menjadi tidak baik, yang pada akhirnya menjadi gray area timbulnya konflik dari tuntutan ganti rugi adalah menjadi kewajiban si penanggung untuk menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan kontrak asuransi, termasuk sebelum dimulai kontrak, apabila si penanggung tidak menjelaskan hak dan kewajiban si tertanggung, maka penanggung telah melanggar prinsip utmost good faith. Karena itu, ia dapat dituntut dan harus bertanggung jawab atas ganti rugi yang diderita tertanggung. 111 109 Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016 110 Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016 111 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 Dewasa ini perjanjian atau kontrak antara penanggung dan tertanggung hampir selalu menggunakan perjanjian atau kontrak yang berbentuk baku polis. Penggunaan perjanjian baku ini dilakukan agar transaksi-transaksi jasa dapat Universitas Sumatera Utara dilakukan secara efisien dan praktis tanpa adanya hambatan sebagai akibat terjadinya tawar-menawar sebelum menutup suatu perjanjian. Suatu perjanjian baku, klausula-klausula dalam perjanjian telah ditetapkan oleh penanggung. 112 1. Semua masalah atau sengketa yang timbul dari pertanggungan ini atau pelaksanaannya akan terlebih dahulu diselesaikan secara musyawarah; Suatu kepastian untuk memberikan suatu perlindungan hukum terhadap pemegang polis secara integratif dankomprehensif, maka ada beberapa cara penyelesaian permasalahan yang ditawarkan PT. Asuransi Manulife Indonesia, diantaranya: 2. Apabila cara musyawarah tidak dapat menyelesaikan masalah atau sengketa tersebut penanggung danatau pemegang polis dapat melakukan upaya dengan ketentuan hukum yang berlaku; 3. Upaya hukum mediasi dapat dilakukan sebelum para pihak memilih upaya hukum melalui pengadilan atau arbitrasi. Upaya ini dapat diajukan ke badan mediasi di bidang asuransi di Indonesia melalui BMAI Badan Mediasi Asuransi Indonesia sesuia dengan ketentuan oleh BMAI; 4. Upaya hukum di lakukan melalui pengadilan maka akan di pilih pengadilan negeri pada domisili pemegang polis yang terdekat dengan domisili penanggung; 5. Upaya hukum dilakukan melaui arbitase, penanggung danatau pemegang polis dapat mengajukan masalah atau sengketa tersebut kepada lembaga arbitase berdasa aturan BANI Badan Arbitase Nasional Indonesia, dan sepenuhnya mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan arbitase. 113 Apabila terjadi sengketa diantara pihak PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dengan pihak pemegang polis, maka penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui jalur pengadilan danatau di luar pengadilan. Penyelesaian sengketa dengan menggunakan jalur mediasi, arbitase, dan jalur pengadilan untuk biaya yang di keluarkan ditanggung oleh siapa yang ingin menempuh tersebut, jika yang menginginkan penyelesaian dengan jalur tersebut 112 Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016 113 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara adalah pihak klien sebagai pemegang polis maka biaya di tanggung oleh klien, dan begitu juga sebaliknya. Pemegang polis memiliki hak-hak yang harus dilindungi oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia sebagai perusahaan asuransi jiwa. Adapun hak-hak pemegang polis yang harus dihormati dan dihargai yang diakui secara universal, yaitu: 1. Hak untuk keamanan dan kenyamanan. 2. Hak untuk informasi yang benar. 3. Hak untuk memilih. 4. Hak untuk didengar. 5. Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur. 6. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi. 114 PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dalam hal ini merupakan perusahaan asuransi jiwa memiliki kewajiban untuk menerima setiap keluhan yang diajukan oleh pemegang polis ketika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan atau tidak memuaskan klien sebagai pemegang polis. 115 1. Harus beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. Adapun beberapa perlindungan hukum terhadap klien sebagai pemegang polis, yang mewajibkan perusahaan asuransi jiwa pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dalam hal: 2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur dalam melakukan kegiatan usahanya. 3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan baik. 4. Menjamin mutu produk-produk jasa yang ditawarkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. 5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, atau memberi jaminan danatau garansi atas jasa yang ditawarkan. 116 114 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 115 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara Bentuk tanggungjawab terhadap perlindungan hukum bagi pemegang polis yang merasa dirugikan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dan ingin mendapatkan ganti kerugian, maka bentuk tanggungjawab tersebut ialah dengan memberikan ganti rugi atas pencemaran, dan atau kerugian yang diderita oleh pemegang polis, ganti rugi dapat berupa pengembalian uang atau penggantian jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari setelah tanggal transaksi. 117 1. Kesalahan dari pihak pemegang polis Pelaksanaan pemberian ganti rugi tersebut tidak selalu dapat berjalan dengan baik. Proses penyelesaian klaim asuransi terkadang menemui hal-hal yang menghambat proses tersebut sehingga mengakibatkan para pemegang polis tidak mendapatkan haknya sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penyebab uang asuransi klaim tidak dapat dibayar oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan.Pemberian uang klaim asuransi merupakan hak dari pemegang polis, di mana hak tersebut seharusnya mendapatkan perlindungan oleh hukum, sehingga tidak dibayarkannya uang asuransi merupakan hambatan dalam memberikan perlindungan hukum kepada pemegang polis. Penyebab uang pertanggungan asuransi klaim tidak dapat dibayarkan adalah: Tidak semua kegagalan pembayaran klaim disebabkan oleh pihak asuransi, bisa saja dilakukan oleh pihak pemegang 116 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 117 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara polis itu sendiri. 118 a. Ketidakjujuran oleh pemegang polis Kesalahan dari pihak pemegang polis asuransi yang menyebabkan uang asuransi tidak dapat dibayarkan oleh perusahaan asuransi antara lain: Pemegang polis yang dikatakan tidak jujur adalah pemegang polis yang pada saat pengisian surat permohonan asuransi tidak memberikan jawaban yang sebenarnya. Surat permohonan asuransi di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan, yang harus dijawab oleh calon pemegang polis dan dari jawaban itulah perusahaan asuransi akan melihat apakah akan memberikan perlindungan asuransi atau tidak. Calon pemegang polis pada saat pengisian surat tersebut seringkali menjawab dengan tidak jujur. Jawaban yang tidak jujur tersebut misalnya dalam asuransi kesehatan adalah: apakah calon pemegang polis mempunyai riwayat penyakit saluran pernafasan atau tidak dan kemudian calon pemegang polis memberikan jawaban yang tidak jujur dengan menjawab tidak pernah, padahal calon pemegang polis mempunyai riwayat penyakit saluran pernafasan. Perusahaan asuransi tidak akan membayar uang klaim pemegang polis tersebut apabila pemegang polis tersebut mengklaim uang asuransi karena penyakit saluran pernafasan. b. Pengecualian perusahaan asuransi dalam membayar uang pertanggungan Perusahaan asuransi kadangkala tidak akan memberikan uang pertanggungan asuransi jika ternyata penyebab kerugian itu terjadi memang dikecualikan. Pengecualian tersebut biasanya terdapat dalam polis asuransi dan seringkali tidak dibaca oleh pemegang polis, sehingga pemegang polis merasa dirugikan ketika 118 Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara uang pertanggungan asuransinya tidak dibayarkan. Pengecualian-pengecualian tersebut contohnya terdapat dalam pengecualian manfaat meninggal dan manfaat asuransi tambahan, di antaranya: Pengecualian manfaat meninggal : 1 Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS dan Human Immunodeficiency HIV 2 Tindak kejahatan asuransi yang dilakukan oleh pihak yang memiliki atau turut memiliki kepentingan dalam pertanggungan asuransi ini 3 Mencoba bunuh diri, yang terjadi dalam waktu 2 dua tahun sejak tanggal penerbitan polis, atau tindakan lainnya ke arah itu. 4 Sengaja melakukan atau turut serta dalam suatu perkelahian, tindak kejahatan, atau suatu percobaan tindak kejahatan, baik aktif atau tidak. Pengecualian asuransi tambahan: 1 Kondisi yang sudah ada sebelumnya 2 Pengobatan atau perawatan yang berhubungan dengan AIDS atau HIV 3 Mempersiapkan diri atau mengambil bagian untuk suatu perlombaan ketangkaan, kecepatan, dan sebagainya dengan menggunakan kendaraan bermotor, baik di darat, laut ataupun udara 4 Keterlibatan dalam tindakan yang membahayakan seperti olahraga bela diri, terjun payung, menyelam, mendaki gunung, panjat tebing, dan lainnya 5 Keterlibatan secara langsung maupun tidak langsung dalam perang, invasi oleh negara lain, perang saudara, pemberontakan, huru-hara, Universitas Sumatera Utara kebangkitan militer, perlawanan, revolusi, kekuatan militer atau hukum perang 6 Melukai diri sendiri dengan sengaja atau mencoba bunuh diri 7 Gangguan mental danatau kejiwaan atau perawatan yang ditangani oleh psikiater 8 Menggunakan obat bius, narkotika, dan atau zat adiktif lainnya, minuman keras dan minuman memabukkan lainnya, keracunan nikotin 9 Tindak kejahatan asuransi yang dilakukan oleh pihak yang memiliki atau turut memiliki kepentingan dalam pertanggungan asuransi 10 Radiasi ionisasi atau kontaminasi oleh radioaktif dari bahan bakar nuklir atau sampah nuklir dari proses fisi nuklir atau bahan senjata nuklir d. Tertanggung terlalu lama mengajukan klaim Perusahaan asuransi pada umumnya menetapkan batasan waktu pengajuan klaim asuransi adalah 3 bulan. Tertanggung seringkali mengajukan klaim di luar batas waktu tersebut sehingga perusahaan asuransi sulit untuk menerimanya. e. Syarat-syarat pengajuan klaim kurang lengkap Perusahaan asuransi biasanya meminta sejumlah persyaratan saat mengajukan klaim apabila benar terjadi resiko pada pemegang polis.Kelengkapan persyaratan inilah yang seringkali tidak dipenuhi atau tidak dilengkapi oleh tertanggung. Persyaratan yang diminta oleh perusahaan asuransi pada umumnya adalah: 1 Surat keterangan kematian jika asuransi jiwa dari Rukun Tetangga RT atau Rukun Warga RW setempat Universitas Sumatera Utara 2 Surat keterangan kecelakaan dari kepolisian 3 Surat keterangan dari rumah sakit yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan 4 Mengisi formulir pengajuan klaim yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi 5 Fotocopy identitas diri ahli waris f. Tidak dibayarkannya premi oleh pemegang polis dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. 2. Kesalahan dari pihak asuransi Kesalahan dari pihak asuransi yang dapat mengahambat pelaksanaan pembayaran uang klaim asuransi adalah: a. Ketidakjujuran agen asuransi dalam mempresentasikan produknya Agen asuransi terkadang tidak jujur dalam mempresentasikan produk asuransi. Ketidakjujuran tersebut contohnya adalah ketika agen tersebut bertemu dengan calon klien ia mengatakan bahwa perusahaan asuransi akan membayar uang pertanggungan asuransi jiwa jika kematian disebabkan penyakit kritis, termasuk apabila resiko tersebut terjadi di tahun pertama, padahal umumnya tidak demikian. Calon klien yang sudah terlanjur mempercayai agen tersebut, tentu saja dirugikan dengan ketidakjujuran agen tersebut ketika klien tersebut ingin mengajukan klaim asuransi, yang sebenarnya termasuk klaim yang dikecualikan dalam polis asuransi perusahaan asuransi tersebut. b. Perusahaan asuransi yang nakal Klien pemegang polis yang selalu memenuhi persyaratan yang diminta, jujur dalam mengisi lembar pertanyaan, rajin membayar premi, mengirimkan pengajuan klaim dalam jangka waktu yang masih ditentukan, tetapi klaim yang menjadi hak pemegang polis masih tidak dibayar. Perusahaan asuransi terkadang Universitas Sumatera Utara membuat sulit proses pencairan klaim asuransi dengan berbagai alasan, seperti persyaratan yang berbelit-belit dan tidak terdapat dalam polis, pengunduran waktu klaim, sampai jumlah uang pertanggungan yang tidak sesuai seperti yang terdapat dalam polis asuransi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik atas suatu jawaban dari permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Pengajuan klaim asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dapat langsung menghubungi perusahaan asuransi yang bersangkutan untuk memperoleh uang santunan dengan mengajukan surat pengajuan klaim serta melengkapi syarat-syarat yang diperlukan. Pengajuan klaim dapat dilakukan oleh ahli waris atau kuasa yang ditunjuk dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagaimana tercantum dalam polis. Untuk polis asuransi jiwa, apabila seorang tertanggung atau pemegang polis akan mengajukan klaimnya, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi, yakni: formulir klaim meninggal dunia, surat keterangan dari dokter, polis asli, surat keterangan meninggal dunia dari kelurahancamat, surat keterangan pemeriksaan mayatkematian dari rumah sakitdinas kesehatan untuk meninggal dunia disebabkan oleh karena kecelakaansebab yang tidak wajar, identitas yang ditunjuk untuk menerima manfaat pertanggungan yang ditunjuk identitas suami istri, anak, orangtua, saudara kandung. 2. Pelaksanaan pembayaran klaim asuransi oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan bahwa terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka penanggung akan membayar ganti rugi atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung sesuai dengan isi daripada perjanjian asuransi.Prinsip prosedur penyelesaian ganti rugi dilakukan berdasarkan pada pasal-pasal yang ada dalam polis standar asuransi jiwa dan kesehatan di Universitas Sumatera Utara