commit to user
32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian mengenai efek pemberian sari kunyit kuning terhadap kerusakan sel hepar mencit akibat paparan parasetamol,
didapatkan hasil pengamatan pada masing-masing kelompok perlakuan. Hasil pengamatan jumlah inti sel hepar yang mengalami piknosis,
karioreksis dan kariolisis untuk masing-masing kelompok dan jumlah total sel hepar yang rusak disajikan pada lampiran 3 – 6. Hasil rata-rata jumlah
kerusakan sel hepar mencit yang diinduksi parasetamol pada masing- masing kelompok disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Rerata Jumlah Kerusakan Sel Hepar Mencit yang Diinduksi
Parasetamol pada Masing-Masing Kelompok. Kelompok
Rerata Jumlah Sel yang Rusak SD
K - 30,33
6,028 K+
59,33 10,855
P I 30,00
8,967 P II
38,57 10,875
commit to user
33
33 Keterangan:
K - : Kelompok kontrol negatif K +
: Kelompok kontrol positif P I
: Kelompok perlakuan 1 PII
: Kelompok perlakuan 2 Rata – rata jumlah sel yang paling tinggi adalah pada kelompok
K+ yaitu 59,33 ± 10,855 dan rata – rata jumlah sel yang paling rendah adalah pada kelompok P I yaitu 30,00 ± 8,967.
Foto Mikroskopis zona sentrolobuler lobulus hepar mencit kelompok Kontrol K, kelompok Perlakuan I P I, kelompok Perlakuan II
P II, kelompok Perlakuan III P III, yang ditandai dengan piknosis, karioreksis, dan kariolisis dapat dilihat pada lampiran 11.
B. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian, pertama kali diuji apakah ada perbedaan jumlah sel rusak yang bermakna antara keempat kelompok
dengan menggunakan uji hipotesis Oneway ANOVA Analysis of Variant. Untuk menggunakan Uji Oneway ANOVA harus terlebih dulu memenuhi
beberapa persyaratan. Syarat –syarat uji Oneway ANOVA :
1. Variabel data adalah variabel dengan jenis skala numerik non kategorik kuantitatif rasio.
2. Distribusi data harus normal.
commit to user
34
34 3. Varians data harus sama.
Jika distribusi data tidak normal atau varians data tidak sama maka diupayakan untuk melakukan transformasi data supaya distribusi menjadi
normal dan varians menjadi sama. Jika hasil transformasi tidak berdistribusi normal atau varians tetap tidak sama, maka alternatifnya
dipilih uji hipotesis nonparametrik Kruskal – Wallis Dahlan, 2008. Metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui distribusi
data normal atau tidak adalah uji Kolmogorov-Smirnov atau uji Shapiro – Wilk. Untuk jumlah sampel penelitian kurang dari atau sama dengan 50
maka dapat menggunakan uji Shapiro – Wilk. Pada penelitian ini jumlah sampel tiap kelompok adalah 21, maka untuk mengetahui distribusi data
tiap kelompok dapat digunakan uji Shapiro – Wilk Dahlan, 2008. Dari uji tersebut terlihat bahwa nilai p pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2 masing – masing adalah 0,472, 0,622, 0,06, 0,138 p 0,05, ini berarti data hasil penelitian masing
– masing kelompok terdistribusi secara normal. Perhitungan mengenai uji statistik Shapiro - Wilk dapat dilihat pada lampiran 7.
Selanjutnya dilakukan uji Homogeinity of Variances untuk mengetahui apakah varians data sama atau tidak. Didapatkan nilai uji
Homogeneity of Variances adalah 0,025 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa varians data antar kelompok tidak sama,
maka perlu dilakukan transformasi data. Transformasi data menggunakan
commit to user
35
35 bentuk transformasi square root. Kemudian data hasil transformasi diuji
kembali untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan varians. Didapatkan nilai uji Homogeneity of Variances data hasil transformasi adalah 0,059 di
mana nilai ini lebih besar dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa varians data antar kelompok sama. Sebaran data secara deskriptif dan hasil uji
Homogeneity of Variances dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8. Kemudian analisis data dilanjutkan dengan uji statistik One-Way
ANOVA dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 9. Dari hasil perhitungan uji One-Way ANOVA didapatkan nilai sig. adalah 0,000 dimana nilai ini
lebih kecil dari nilai alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat perbedaan jumlah kerusakan sel hepar yang bermakna
pada dua kelompok. Karena didapatkan adanya perbedaan yang bermakna maka uji
statistik dilanjutkan dengan uji Post Hoc untuk mengetahui antar kelompok mana perbedaan jumlah kerusakan sel hepar dan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Least – Significant Difference LSD. Hasil uji LSD dapat dilihat pada lampiran 10.
commit to user
36
36 Ringkasannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji LSD
α = 0,05 Kelompok
p Perbedaan
K- – K+ 0,000
Bermakna K- – PI
0,789 TidakBermakna
K- – PII 0,005
Bermakna K+ – PI
0,000 Bermakna
K+ – PII 0,000
Bermakna
PI–PII 0,002
Bermakna
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik LSD tampak adanya perbedaan yang signifikan pada pasangan antar kelompok
kecuali pada kelompok K- – PI terdapat pebedaan yang tidak bermakna.
commit to user
37
BAB V PEMBAHASAN