Kimia Kulit Biji Saga

3. Kimia Kulit Biji Saga

Biji saga pohon berbeda dengan biji saga manis baik dalam bentuknya maupun ukurannya. Biji saga pohon berbentuk segitiga tumpul berwarna merah tua polos. Garis tengah biji 5-6 mm, kedua sisinya berbentuk cembung dan berat satu butir biji kira-kira 0.267 g. Diduga biji saga pohon mengandung flavogloid, alkaloid, antitripsin, saponin, hemaglutinin dan faktor goitrogenik yang menyebabkan racun Lukman, 1982. Biji saga mengandung saponin pada kulit bijinya yang berwarna merah. Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Sumber utama saponin adalah biji-bijian selain pada biji saga juga terdapat pada kedelai. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan diantaranya digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut Sapotoksin Muehtrrdiu, dkk, 2002. Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu dan dipengaruhi oleh varietas tanaman serta tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga. Dua Universitas Sumatera Utara jenis saponin yang dikenal yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid Robinson, 1995. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Saponin yang terdapat dalam simplisia mengandung turunan terpena dan sebagian kecil steroid. Beberapa saponin bersifat asam, karena kehadiran gugus karboksil pada aglikon dan atau gugus gula Harborne, 1996. Hemaglutinin terutama terdapat dalam kacang-kacangan dan kacang polong famili legumeninose dan euphorbiaceae. Zat aktif ini berupa protein yang akan menggumpalkan dan hemolisis butir darah. Wujud toksiknya juga berupa adanya hambatan terhadap aneka ragam enzim protease Lukman, 1982.

4. Keawetan Biji Saga