Rayap Tanah Coptotermes sp

3. Kerusakan dalam kayu internal damage kadang dideteksi dengan alat tajam atau dipukul permukaan untuk mendeteksi perbedaan suara bergema Kadarsah, 2005.

2. Rayap Tanah Coptotermes sp

Rayap Coptotermes curvignathus merupakan rayap perusak yang menimbulkan tingkat serangan yang paling ganas. Telur rayap Coptotermes curvignathus menetas setelah berumur 8-11 hari, namun beberapa rayap jenis lain memiliki kisaran masa penetasan telur antara 20-70 hari. Rayap mampu menyerang hingga ke lantai atas suatu banguanan bertingkat. Rayap ini akan masuk ke dalam kayu sampai bagian tengah yang memanjang searah dengan serat kayu melalui lubang kecil yang ada di permukaan kayu. Ada perilaku unik yang dilakukan rayap ini ketika menyerang kayu yaitu bagian luar kayu yang diserang tidak rusak Prasetiyo dan Yusuf 2005. Rayap tanah memiliki pola hidup yaitu umum terdapat di daerah tropis, khususnya tropical rain forest sebagai pengurai, dan daerah kering. Koloni ditemukan pada kayu yang terkubur dalam tanah, tetapi kebanyakan spesies juga membangun sarang di pohon atau di atas tiang kayu. Sarang dibangun di atas tanah yang dihubungkan ke sarang utama di dalam tanah dengan saluran pelindung shelter tube yang melindungi dari proses pengeringan Hunt and Garrat, 1986 dalam Tambunan dan Nandika,1989. Ciri-ciri rayap Coptotermes sp adalah kepala berwarna kuning, antena, lambrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya, memiliki fontanel yang lebar. Antena terdiri Universitas Sumatera Utara dari 15 segmen, segmen kedua dan segmen keempat sama panjangnya. Capit berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya. Batas antara sebelah dalam dari capit kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan capit 2.46-2.66 mm, panjang kepala tanpa capit 1.56-1.68 mm. lebar kepala 1.40-1.44 mm dengan lebar pronotum 1.00-1.03 mm dan panjangnya 0.56 mm. panjang badan 5.5-6 mm. bagian perut belakang ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Perut abdomen berwarna putih kekuning-kuningan Nandika, dkk, 2003. Nandika dan Husaeni 1991, menyatakan bahwa kasta pekerja rayap jenis Coptotermes curvignathus yang mewarna putih pucat mampu membentuk saluran-saluran yang ditutupi oleh tanah yang melekat pada tembok maupun kayu. Disamping sebagai tempat perlindungan dari predator dan sinar matahari juga tanah tersebut berfungsi untuk mempertahankan kelembaban dan suhu sehingga keadaan seperti habitat aslinya yang jauh di dalam tanah dapat tetap terkendali. Pada kepala kasta prajurit yang berbentuk oval dan berwarna kuning terdapat fontanel yang dapat mengeluarkan aksudat seperti susu yang berguna untuk melumpuhkan musuhnya. Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai bulan Juni 2012. Pembuatan ekstrak kulit biji saga terhadap rayap dilaksanakan di Laboratorium Kimia Bahan Alam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan diuji terhadap rayap di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan adalah serbuk kulit biji saga Adenanthera pavonina Linn yang berasal dari Hutan kota kampus USU dan bahan-bahan lain yakni tisu gulung, plester pipa, double tip , kain penutup, karet gelang, pasir, air aquades, kertas selulosa, aluminium foil, pelarut metanol, n-heksana, dan rayap tanah jenis Coptotermes curvignathus dari kampus kehutanan USU untuk menguji toksitasnya. Alat utama yang digunakan adalah rotary evaporator dan bahan-bahan lain yakni ember, tangga, palu, spraying, blender, bak pengumpanan, pinset, saringan, cawan petri, Erlenmeyer, penangas air, ekstraktor, oven, timbangan analitik, gelas ukur, kamera digital, botol kaca, batang pengaduk, masker, sarung tangan, kalkulator, software minitab dan alat tulis. Universitas Sumatera Utara Metode Penelitian 1. Ekstrak Kulit Biji Saga Adenanthera pavonina Linn Biji saga yang dipukulkan bagian tengahnya dengan menggunakan palu martil sehingga ketika direndam air akan lebih mudah masuk untuk melunakkan kulit biji saga tersebut. Setelah direndam air dingin selama 8 jam maka kulit biji saga tersebut terlepas dari isinya. Kulit biji saga yang telah terkumpul dihaluskan dan disaring sampai didapat 2 Kg serbuk kulit biji saga. Selanjutnya kulit biji saga tersebut diekstrak. Metode ekstraksi disajikan pada gambar berikut Hakim, dkk, 2008 : Partisi n-heksana Penyaringan, pemekatan dengan rotary evaporator 40-65 C Ekstrak diumpankan pada Rayap Tanah Ekstrak pekat metanol Lapisan MeOH Residu : lapisan n-heksan sisa Residu MeOH sisa Ekstrak MeOH kasar Pelarutan dengan MeOH 3 x 24 jam Penguapan Gambar 2. Bagan ekstraksi 2000 gr serbuk kulit biji saga Adenanthera pavonina Linn Pelarutan dengan aquades Universitas Sumatera Utara

2. Pengumpulan Rayap Coptotermes curvignathus