Tugas Akhir
Universitas Kristen Maranatha
Data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan
menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena
itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya.
4. Semantic Deferential
Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak di bagian kanan garis,
dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan
untuk mengukur sikapkarakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
2.10 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur 5,137. Instrumen yang reliabel belum tentu valid.Reliabilitas instrumen meruakan
syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid umunya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu
dilakukan.
2.11 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
2.11.1 Pengujian Validitas Instrumen
a. Pengujian Validasi Konstruksi Construct Validity
Tugas Akhir
Universitas Kristen Maranatha
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli judgement experts. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya
tentang instrumen yang telah disusun itu. Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman
empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil.
Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang.
b. Pengujian Validitas Isi Content Validity
Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validasi isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validasi konstruksi dan validasi isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai
tolak ukur dan nomor butir item pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian
validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
c. Pengujian Validitas Eksternal