Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
                                                                                2
Rizki Rachmani, 2014 Perencanaan teknik role playing untuk mereduksi agresif siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
maupun  variasi  bentuk  perilaku  agresif  yang  dimunculkan.Perilaku  agresif  siswa  di  sekolah sangat  beragam  dan  kompleks.  Maraknya  tingkah  laku  agresif  akhir-akhir  ini  yang  dilakukan
oleh remaja merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas. Menurut Todd, Joana Nataliani, 2006, kekerasan dalam bentuk fisik maupun verbal di
kalangan  siswa  telah  menjadi  sebuah  masalah  serius  yang  ada  di  berbagai  negara  di  seluruh dunia.  Perilaku  agresif  siswa  telah  menimbulkan  dampak  negatif,  baik  bagi  siswa  itu  sendiri
maupun bagi orang lain. Anak yang mengalami kekerasan akan mengalami masalah di kemudian hari baik dalam hal kesehatan juga kehidupanya.
Lowick  dan  Godall  Koeswara,  1988  mengungkapkan  bahwa  remaja  cenderung menunjukkan agresivitas dari pada anak-anak dan orang dewasa.
Hurlock  1997  mengungkapkan  bahwa  salah  satu  ciri  pada  masa  remaja  adalah  Masa remaja sebagai periode perubahan, Remaja merupakan masa dimana individu sedang mengalami
periode  yang  sangat  potensial  bermasalah.  Periode  ini  sering  digambarkan  sebagai  storm  and drang  period  topan  dan  badai.Remaja  berada  pada  masa  bergejolaknya  berbagai  macam
perasaan  yang  terkadang  bertentangan  satu  samalain.  Remaja  dihadapkan  pada  situasi  yang membingungkan,  di  satu  pihak  remaja  merasa  kanak-kanak  tapi  di  lain  pihak  remaja  harus
bertingkah  laku  seperti  orang  dewasa.  Dalam  kurun  ini  timbul  gejala  emosi  dan  tekanan  jiwa, sehingga  perilaku  mereka  mudah  menyimpang.  Dari  situasi  konflik  dan  problem  ini  remaja
tergolong  dalam  sosok  pribadi  yang  tengah  mencari  identitas  dan  membutuhkan  tempat penyaluran  kreativitas.  Jika  wadah  untuk  penyaluran  kreativitas  itu  salah  maka  akan  terjadi
kecenderungan bagi remaja untuk berperilaku agresif. Perilaku  agresif  diartikan  sebagai  tindakan  yang  dimaksudkan  untuk  melukai  atau
menyakiti  orang  lain,  baik  secara  fisik  maupun  psikis  Berkowitz,  1995;  Myers,  2002,  yang menimbulkan  kerugian  atau  bahaya  bagi  orang  lain  atau  merusak  milik  orang  lain  Franzoi,
2003;  Anderson    Huesmann,  2007.  Menurut  teori  cognitive  neoassociationist  model Berkowitz,  1995dan  teori  general  affective  aggresion  model  dari  Anderson  Lindsay
Anderson, 2000 penyebab munculnya perilaku agresif adalah situasi yang tidak menyenangkan atau  mengganggu,  dan  adanya  faktor  individual  dan  situasional  yang  dapat  saling  berinteraksi
mempengaruhi  kondisi  internal  seseorang.  Perilaku  agresif  tidak  hanya  dipicu  oleh  kejadian-
3
Rizki Rachmani, 2014 Perencanaan teknik role playing untuk mereduksi agresif siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kejadian di lingkungan luar individu, namun juga dimunculkan dari bagaimana kejadian tersebut diterima dan diproses secara kognitif Berkowitz, 1995; Knorth et al., 2007, atau yang disebut
atribusi Berkowitz, 1995. Remaja yang pemarah dan agresif seringkali mengalami bias dalam atribusi, terutama dalam mempersepsi sitasi-situasi sosial, dan hal ini mendorong mereka untuk
berperilaku  agresif  ketika  menghadapi  konflik  atau  kondisi  yang  tidak  menyenangkan Berkowitz, 2003.
Data  Poltabes  Yogyakarta  tahun  2008  menunjukkan  adanya  78  kasus  perilaku  agresif remaja  dan  telah  diproses  secara  hukum  pada  tahun  2003  hingga  2006,  dengan  pelanggaran
berupa  penggunaan  senjata  tajam,  penganiayaan,  pengeroyokan,  pencabulan,  pemerkosaan termasuk pencurian dan penggelapan. Rentang usia pelaku berkisar 12 hingga 18 tahun. Selama
Juli  2006  sampai  April  2008  di  sebuah  SMA  di  Yogyakarta  tercatat  73  laporan  penganiayaan, pemukulan, pengejaran dan pengeroyokan. Sementara di SMA lainnya, setidak-tidaknya tercatat
8 peristiwa serupa yang terjadi pada periode September 2007 hingga April 2008 Laela Siddiqah, 2010.
Di Kendari, Sulawesi Tenggara, pelajar antara dua SMA dan SMK saling kejar-kejaran di jalanan, Jumat 792008.  Pelajar  yang  terlibat  tawuran  adalah  siswa  SMA  Negeri 4  dan  siswa
SMK STM Negeri 2 Kendari. Akibat tawuran itu, seorang siswa perempuan terluka di bagian kepala,  karena  terkena  lemparan  batu,  sehingga  ia  terpaksa  dilarikan  ke  rumah  sakit
MetroTVNews, 7 September 2007. Di Yogyakarta juga terjadi tawuran antar pelajar setelah sekian lama jarang ada kejadian
tawuran.  Tawuran  di  DI  Yogyakarta,  seperti  yang  terjadi  antar  pelajar  SMA  di  Jalan  Jenderal Sudirman,  Yogyakarta,  depan  SMA  Bopkri  II,  membuat  wali  kota  Yogya,  Herry  Zudianto,
terusik. Herry mengaku mengundang seluruh kepala SMA dan SMK, negeri dan swasta, di Kota Yogyakarta.  Dalam  pertemuan  tersebut,  ia  meminta  para  kepala  sekolah  untuk  bertanggung
jawab jika ada anak didik mereka yang terlibat tawuran Kompas, 5 September 2007 Tidak hanya itu saja, kasus-kasus yang belakangan ini menjadi sorotan masyarakat adalah
kasus  perkelahian  antara  kelompok  “geng”,  seperti  kasus kelompok  remaja  putri  yang menamakan  dirinya  sebagai  Geng  Nero  menggegerkan  Kota  Pati,  Jawa  Tengah.  Geng  itu
disebut-sebut suka menganiaya remaja putri, terutama yang masih SMP dengan alasan tidak suka
4
Rizki Rachmani, 2014 Perencanaan teknik role playing untuk mereduksi agresif siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
bila  ada  anak  perempuan  lain  yang  menyaingi  dan  melebihi  apa  yang  dimiliki  Geng  Nero. Misalnya,  gaya  berpakaian,  gaya  rambut,  atau  penampilan  lain. Parahnya,  penganiayaan
tersebut mereka
rekam lewat
video telepon seluler
ponsel, kemudian
disebarkan http:indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com.  Kasus  lain  terjadi  di  salah  satu Sekolah  Menengah  Umum  Negeri  ternama  di  Kupang,  Nusa  tenggara  Timur.  Aksi  kekerasan
antar  geng  pelajar  kembali  terjadi.Dalam  rekaman video handphone terlihat  perkelahian  empat pelajar  putri,  mereka  saling  jambak,  saling  tendang  dan  saling  tampar  dengan  penuh  amarah
http:www.metronews.com. Kasus  serupa  juga  terjadi  SMA  Negeri  3  Palu.  Sebuah  rekaman video handphone yang
menunjukkan  perkelahian  dua  siswi  SMA  yang  ditonton  beberapa  rekan-rekannya  sambil berteriak-teriak  seolah  memberikan  semangat.  Meski  pelaku  perkelahian  telah  jatuh  berguling,
tidak satu pun penonton melerai kejadian tersebut http:www.kapanlagi.com. Di  Palembang  pada  tanggal  23  september  2006  terjadi  tawuran  antar  pelajar  yang
melibatkan  setidaknya  lebih  dari  tiga  sekolah,  diantaranya  adalah  SMK  PGRI  2  ,  SMK  Gajah Mada  Kertapati,  dan  SMKN  4  harian  pagi  Sumatera  Ekspres  Palembang.  Di  subang  pada
tanggal 26 januari 29006 tawuran antara pelajar SMK YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi. Di makasar  pada  tanggal  19  september  2006  terjadi  tawuran  anatara  pelajar  SMA  5  dan  SMA  3
harian Pikiran Rakyat. Sedangkan di Semarang sendiri terjadi tawuran antar pelajar SMK 5 dan SMK 4 pada tanggal 27 November 2007 Bayu, 2008
Data yang bersumber dari laporan masyarakat dan pengakuan pelaku tindak kriminalitas yang  tertangkap  tangan  oleh  polisi  mengungkapkan  bahwa  selama  tahun  2007  tercatat  sekitar
3.100  orang  pelaku  tindak  pidana  adalah  remaja  yang  berusia  18  tahun  atau  kurang.  jumlah tersebut pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing meningkat menjadi sekitar 3.300 remaja dan
sekitar  4.200  remaja.  hasil  analisis  data  yang  bersumber  dari  berkas  laporan  penelitian kemasyarakatan,  bapas  mengungkapkan  bahwa  sebelum  para  remaja  nakal  ini  melakukan
perbuatan  tindak  pidana,  mayoritas  atau  sebesar  60,0  persen  adalah  remaja  putus  sekolah  dan mereka  pada  umumnya  atausebesar  67,5  persen  masih  berusia  16  dan  17  tahun.
http:www.bps.go.id
5
Rizki Rachmani, 2014 Perencanaan teknik role playing untuk mereduksi agresif siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Data yang bersumber dari studi pendahuluan yang saya melalui observasi dan wawancara di SMK 45 Lembang,  ditemukan bahwa terdapat setidaknya 2 kasus pertengkaran, perkelahian
ataupun percekcokan antar siswa dalam kurun waktu 1-2 bulan. Sehubungan  dengan  perilaku  agresif  siswa  di  sekolah,  Wilson,  et  al.  2003:  136
menyatakan:“These  behaviors,  even  when  not  overtly  violent,  may  inhibit  learning  and  create interpersonal  problems  for  those  involved
”. Selanjutnya, dengan mengutip pendapat Goldstein, Harootunian,  Conoley, 1994, Wilson, et al. 2003 menyatakan:
“In addition, minor forms of aggressive behavior can escalate, and schools that do not effectively counteract this progression
may create an environment in which violence is normatively acceptable ”. Dengan demikian, jika
perilaku  agresif  yang  terjadi  di  lingkungan  sekolah  tidak  segera  ditangani,  di  samping  dapat menggangu  proses  pembelajaran,  juga  akan  menyebabkan  siswa  cenderung  untuk  beradaptasi
pada  kebiasaan  buruk  tersebut.  Semakin  sering  siswa  dihadapkan  pada  perilaku  agresif,  siswa akan  semakin  terbiasa  dengan  situasi  buruk  tersebut,  kemampuan  siswa  untuk  beradaptasi
dengan perilaku agresif akan semakin tinggi, dan akan berkembang pada persepsi siswa bahwa perbuatan  agresif  merupakan  perbuatan  biasa-biasa  saja,  apalagi  jika  keadaan  ini  diperkuat
dengan perilaku sejumlah guru yang cenderung agresif pula ketika menghadapi murid-muridnya. Situasi  demikian  akan  membentuk  siswa  untuk  meniru  dan  berperilaku  agresif  pula,  sehingga
perilaku agresif siswa di sekolah dianggap biasa dan akan semakin meluas. Perilaku  agresif  pada  remaja  terjadi  karena  banyak  faktor  yang  menyebabkan,
mempengaruhi, atau memperbesar peluang munculnya, seperti faktor bilogis, temperamen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negatif, penggunaan narkoba, pengaruh tayangan kekerasan, dan
lain  sebagainya.  Remaja  yang  agresif  memiliki  toleransi  yang  rendah  terhadap  frustasi  dan kurang  mampu  menunda  kesenangan  Myers,  2002;  Larson,  2008,  cenderung  bereaksi  cepat
terhadap  dorongan  agresinya,  kurang  dapat  melakukan  refleksi  diri  Currie,2004,  dan  kurang dapat  bertanggung  jawab  atas  akibat  perbuatannya  Knorth,  Klomp,  Van  der  Bergh,
Noom,2007. Cornell,  Peterson    Rixhards  1999  menyatakan  bahwa  amarah  merupakan  faktor
predisposisi  dari  perilaku  agresif  dan  amarah  itu  paralel  dengan  dorongan  agresi  Berkowitz, 1995, sehingga intervensi terhadap amarah perlu dilakukan sebagai sarana mengurangi perilaku
6
Rizki Rachmani, 2014 Perencanaan teknik role playing untuk mereduksi agresif siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
agresif  seseorang.  Tingkat  amarah  yang  tinggi  di  kalangan  remaja  awal  awal  sering  terwujud perilaku  kejahatan,  antisosial,  kekerasan  Kellner    Bry,  1999,  prestasi  belajar  rendah,  dnan
lemahnya kesehatan fisik dan mental hingga masa remaja akhir dan dewasa Currie,2004. Wilkowski    Robinson 2008 menyatakan  bahwa amarah  merupakan  kondisi  perasaan
internal yang secara khusus berkaitan dengan meningkatkannya dorongan untuk menyakiti orang lain, sedangkan agresif terkait langsung dengan tindakna nyata menyakiti orang lain.
Salah  satu  bentuk  bimbingan  untuk  mengatasi  masalah  kenakalan  remaja  khususnya disekolah diperlukan suatu pelayanan bimbingan dan konseling yang meupakan bagian integral
dari  pendidikan.Bimbingan  dan  Konseling  merupakan  salah  satu  pelayanan  pendidikan  di sekolah  secara  langsung  yang  lebih  menekankan  pada  aspek  perilaku  siswa,  sehingga
mempunyai  tugas  yang  lebih  efektif  untuk  membantu  siswa  dalam  memecahkan permasalhannya.
Dari  masalah  perilaku  agresif  remaja,  tentunya  banyak  menimbulkan  masalah  dalam rentang  kehidupan  remaja  itu  sendiri.  Perilaku  agresif  sendiri  akan  memberikan  beberapa
dampak negatif salah satunya menurut Handayani 2004 yaitu pelaku atau siswa yang memiliki perilaku  agresif  akan  dijauhi  teman-temannya  atau  bahkan  tidak  ada  yang  mau  berteman
dengannya. Artinya secara tidak langsung perilaku agresif akan mempengaruhi sosialisasi siswa. Maka  dari  itu  perilaku  agresif  tentunya  dapat  diminimalisir  melalui  pendidikan  dan  berbagai
proses agar menjadi lebih baik agar kelak potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal.
Dari  seluruh  jenis  bimbingan  dalam  Program  Bimbingan  dan  Konseling  disekolah, perilaku  agresif  sangat  erat  kaitannya  dengan  masalah  individu  dalam  dirinya  dan  individu
dengan  lingkungannya  yang  termasuk  ke  dalam  masalah  pribadi-sosial  siswa,    masalah  pribadi sosial  hendaknya  diatasi  oleh  Program  Bimbingan  dan  Konseling  pribadi-  sosial  dalah  hal  ini
berkenaan dengan rancangan teknkik role play untuk mereduksi perilaku agresif siswa. Dengan  adanya  fenomena-fenomena  dan  dampak-dampak  mengenai  perilaku  agresif  di
atas, maka disusunlah suatu penelitian dengan desain deskriptif sebagai upaya untuk mengurangi perilaku agresif di sekolah dengan rancangan teknik bermain peran role playing. Role Playing
dalam  penelitian  ini  adalah  mendramatisasi  tingkah  laku  untuk  mengurangi  perilaku  agresif
7
Rizki Rachmani, 2014 Perencanaan teknik role playing untuk mereduksi agresif siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dengan cara memainkan peran tokoh-rokoh khayalan yang dirajut dalam sebuah cerita, sehingga siswa berkesempatan melakukan menafsirkan dan memerankan suatu peranan, serta pemecahan
masalahnya. Penelitian  melalui  bimbingan  kelompok  dengan  teknik  role  playing  dirancang  dengan
tujuan  untuk  membantu  siswa  agar  dapat  mengembangkan  keterampilan  mengurangi  tindakan agresif  siswa  dengan  memerankan  peran  atau  dikenal  dengan  bermain  peran  yang  dapat
menumbuhkembangkan  kemampuan  atau  keunggulan  dirinya  untuk  dapat  mengurangi  perilaku agresif siswa.
Berdasarkan alasan tersebut, maka penelitian ini diberi judul : “Rancangan Teknik Role Playing  untuk  Mengurangi  Perilaku  Agresif  Siswa  Studi  Deskriptif  Terhadap  Siswa  Kelas
XBisnis Management SMK 45 Lembang Tahun Ajaran 2012-2013.
                