Teknik Pengumpulan Bahan Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana

commit to user 11 1. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dapat terdiri dari peraturan perundang-undangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, yurisprudensi, traktat, putusan- putusan hakim dan lain-lain. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian normatif ini, antara lain adalah sebagai berikut: a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP; b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan; c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang; d. Putusan Mahkamah Agung Nomor : 944 KPid 2006. 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi Peter Mahmud Marzuki, 2010; 141. Bahan hukum sekunder sebagai pendukung dari data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal hukum, artikel, media massa, internet, dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan untuk mendukung penelitian ini. 3. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang memberi petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yaitu dapat berupa Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Ensiklopedia.

5. Teknik Pengumpulan Bahan

Pengumpulan bahan dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan berbagai bahan yang sesuai dengan commit to user 12 permasalahan yang sedang diteliti. Karena dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan undang-undang statute approach dan pendekatan kasus case approach, maka dalam hal pengumpulan bahan hukum juga harus memperhatikan pendekatan penelitian agar dapat memperoleh bahan hukum yang relevan. “Penulis melakukan penelusuran untuk mencari bahan-bahan hukum yang relevan terhadap isu yang dihadapi, apabila di dalam penelitian tersebut penulis sudah menyebutkan pendekatan perundang-undangan statute approach, yang harus dilakukan oleh penulis adalah mencari peraturan perundang-undangan mengenai atau yang berkaitan dengan isu tersebut Peter Mahmud Marzuki,2010 : 194”. Dalam hal ini penulis menggunakan Undang-Undang yang mengatur tindak pidana money laundering yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Disamping itu penulis juga menggunakan pendekatan kasus case approach, maka dalam pengumpulan bahan hukum penulis mencari kasus yang relevan dengan isu hukum yang dihadapi dimana kasus tersebut yang telah diputus dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

6. Teknik Analisis Bahan

Analisis bahan dalam penelitian adalah menguraikan atau memecahkan masalah yang diteliti berdasarkan bahan yang diperoleh kemudian diolah ke dalam pokok permasalahan yang diajukan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif, maka dalam teknik analisis yang digunakan penulis adalah metode interpretasi sistematis dan metode silogisme. Interpretasi atau penafsiran merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberikan penjelasan mengenai undang-undang agar ruang lingkupnya dapat ditetapkan dengan suatu peristiwa tertentu. Metode interpretasi sistematis merupakan metode dimana suatu aturan hukum ditafsirkan dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan naskah-naskah hukum lain seperti halnya pertimbangan yang digunakan hakim dalam suatu putusan sudah sesuai dengan Undang-Undang yang bersangkutan. commit to user 13 Dengan menggunakan metode ini diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang sedang diteliti. “Dalam penelitian ini penulis juga akan menggunakan metode silogisme dengan teknik analisis deduksi. Metode deduksi adalah metode yang berpangkal dari pengajuan premis mayor, kemudian diajukan premis minor dari kedua premis ini kemudian ditarik kesimpulan atau conclusion Peter Mahmud Marzuki,2010 : 47”. Artinya bahwa melakukan pengolahan analisis bahan dengan menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang diteliti.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum untuk memberikan gambaran secara keseluruhan tentang isi dari penelitian sesuai dengan aturan yang sudah ada dalam penulisan hukum. Sistematika penulisan hukum ini terdiri dari 4 empat bab yang tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang saling berhubungan dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab satu akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan hukum untuk memberikan pemahaman mendalam terhadap isi penelitian secara garis besar. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab dua penulis akan menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan kerangka teori dan kerangka pemikiran dari penelitian ini. Dalam kerangka teori, akan diuraikan mengenai tinjauan umum tentang hukum pidana, yang meliputi commit to user 14 pengertian hukum pidana; pemaparan jenis-jenis hukum pidana, pemaparan asas-asas hukum pidana, pemaparan teori- teori pemidanaan dalam hukum pidana. Kemudian, diuraikan mengenai tinjauan umum tentang tindak pidana yang meliputi istilah tindak pidana, pengertian tindak pidana, pemaparan jenis-jenis tindak pidana dan pemaparan unsur-unsur tindak pidana. Selanjutnya, diuraikan mengenai tinjauan umum tentang tindak pidana pencucian uang, yang meliputi pemaparan mengenai sejarah dan perkembangan istilah pencucian uang, pengertian pencucian uang dan pemaparan mengenai tahap-tahap tindak pidana pencucian uang;. Dilanjutkan uraian mengenai tinjauan umum tentang bank, yang meliputi pengertian bank; jenis-jenis dan kegiatan usaha bank, dan larangan kegiatan usaha bank. Keseluruhan uraian dapat memudahkan pembaca untuk membaca dan memahami mengenai analisa yuridis serta pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana money laundering dengan menggunakan sarana bank. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab tiga, penulis akan menyajikan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yaitu berupa analisa yuridis putusan Hakim Mahkamah Agung dalam tindak pidana money laundering yang menggunakan sarana bank dan analisa dasar pertimbangan yang digunakan hakim Mahkamah Agung untuk menjatuhkan sanksi pidana dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor : 944 KPid 2006. BAB IV : PENUTUP Bab keempat ini merupakan bab terakhir dari keseluruhan penulisan hukum. Pada bab ini, berisikan simpulan dari pembahasan rumusan masalah hasil penelitian dalam penulisan commit to user 15 hukum dan disertai saran yang didasari dari simpulan hasil penelitian tersebut. DAFTAR PUSTAKA commit to user 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana

a. Pengertian Hukum Pidana

Rumusan mengenai pengertian hukum pidana mempunyai lebih dari satu rumusan. Tidak ada rumusan mengenai pengertian hukum pidana yang sempurna yang dapat diberlakukan secara umum. Rumusan hukum pidana ini sulit dibatasi karena isi dari hukum pidana itu sendiri sangat luas dan mencakup banyak aspek yang tidak mungkin untuk dimuat dalam suatu batasan dengan suatu kalimat tertentu. Para sarjana ternyata mempunyai pendapat yang berbeda-beda mengenai pengertian hukum pidana ini. Hukum pidana menurut Moeljatno, bahwa hukum pidana adalah bagian dari pada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk : 1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan yang dilarang dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut; 2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu, dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan; 3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut Moeljatno,1993 : 1 Sedangkan menurut Profesor Doktor Lemaire telah merumuskan hukum pidana sebagai berikut : ”Het strafrecht is samengesteld uit die normen welke geboden en verboden bevatten en waaraan door de wetgever als sanctie straf, d.i. een bijzonder leed, is gekoppeld. Men kan dus ook zeggen dat het strafrecht het normen stelse is, dat bepaalt op welke gedragingen doen of niet-doen waar handelen verplicht is en onder welke omstandigheden het recht met straf reageert en waaruit deze straf bestaat . commit to user 17 Artinya adalah hukum pidana itu terdiri dari norma-norma yang berisi keharusan-keharusan dan larangan-larangan yang oleh pembentuk undang-undang telah dikaitkan dengan suatu sanksi berupa hukuman, yakni suatu penderitaan yang bersifat khusus. Dengan demikian dapat juga dikatakan, bahwa hukum pidana itu merupakan suatu sistem norma-norma yang menetukan terhadap tindakan-tindakan yang mana hal melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dimana terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu dan dalam keadaan-keadaan bagaimana hukuman itu dapat dijatuhkan, serta hukuman yang bagaimana yang dapat dijatuhkan bagi tindakan-tindakan tersebut P.A.F. Lamintang,1996 : 1 ”.

b. Jenis-Jenis Hukum Pidana

Hukum pidana dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut : 1. Hukum pidana dalam keadaan diam dan keadaan bergerak yaitu: a. Hukum pidana materiil, memuat aturan-aturan yang menetapkan dan merumuskan perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana, aturan-aturan yang memuat syarat-syarat untuk dapat menjatuhkan pidana dan ketentuan mengenai pidananya. b. Hukum pidana formil, memuat aturan-aturan bagaimana negara dengan perantaraan alat perlengkapannya melaksanakan haknya untuk mengenakan pidana, hukum pidana formil disebut juga hukum acara pidana. 2. Hukum pidana dalam arti Obyektif dan Subyektif yaitu : a. Hukum Pidana Obyektif atau Ius Poenale diartikan sebagai hak dari negara atau alat-alat pelengkapan negara untuk mengenakan atau mengancam pidana terhadap perbuatan tertentu. b. Hukum Pidana Subyektif atau Ius Puniendi hak untuk menuntut perkara-perkara pidana, menjatuhkan dan melaksanakan pidana terhadap orang yang melakukan perbuatan yang dilarang. commit to user 18 3. Hukum pidana atas dasar siapa berlakunya hukum pidana yaitu: a. Hukum Pidana Umum adalah hukum pidana yang ditujukan dan berlaku untuk semua warga negara subjek hukum dan tidak membeda-bedakan kualitas pribadi subjek hukum tertentu, contoh : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. b. Hukum Pidana Khusus adalah hukum pidana yang dibentuk oleh negara yang hanya dikhususkan berlaku bagi subjek hukum tertentu saja, contoh : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentara KUHPT. 4. Hukum pidana atas dasar wilayah berlakunya hukum yaitu : a. Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang dibentuk oleh pemerintah negara pusat yang berlaku bagi subjek hukum yang berada dan berbuat melanggar larangan hukum pidana di seluruh wilayah hukum negara. b. Hukum pidana lokal adalah hukum pidana yang dibuat oleh Pemerintah Daerah yang berlaku bagi subjek hukum yang melakukan perbuatan yang dilarang oleh hukum pidana di dalam wilayah hukum pemerintah daerah tersebut. Atas dasar wilayah berlakunya hukum, hukum pidana masih juga dapat dibedakan antara hukum pidana nasional dan hukum pidana internasional.

5. Hukum pidana atas dasar bentuknya yaitu :