Perubahan Mata Pencaharian Proses Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pangkalan Brandan

55 sebagai keadaan yang tetap tetapi sebagai proses, bukan objek semu yang kaku tetapi sebagai aliran peristiwa terus menerus yang tiada henti sehingga menciptakan perubahan. Pada dasarnya keadaan suatu perubahan yang dialami anggota masyarakat berubah ke arah yang positif namun, pada waktu tertentu kehidupan masyarakat dapat berubah kearah yang sebaliknya pula. Perubahan sosial masyarakat cenderung bergerak kearah perkembangan atau bahkan kemajuan tapi tidak menutup kemungkinan perubahan masyarakat juga bisa mengarah pada kemunduran seperti kota tambang minyak yaitu kota Pangkalan Brandan kecamatan Babalan. Penyebabnya, setelah Produksi minyak UP 1 yang hanya mampu dioperasikan selama lima puluh tahun karena semakin tahun semakin menunjukkan trend yang menurun maka unit pengolahan minyak Pertamina akhirnya di tutup. Inilah awal mula terjadinya perubahan sosial ekonomi walaupun dengan dampak yang berbeda-beda. Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan akan menjelaskan bagaimana bentuk perubahan-perubahan yang terjadi di sektor ekonomi dalam masyarakat. Ada beberapa hal perubahan yang telah di konsepkan sebelumnya untuk menjadi kajian peneliti agar hasilnya menjadi lebih fokus. Hasil penelitian yang diperoleh dalam perubahan sosial ekonomi yang terjadi adalah sebagai berikut:

4.2.2.1. Perubahan Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan pekerjaan pokok yang dilakukan oleh masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat harus mempunyai pekerjaan Universitas Sumatera Utara 56 pokok untuk menopang kebutuhan ekonomi mereka. Dalam perkembangannya mata pencaharian seseorang sering berubah yang biasa disebut perubahan mata pencaharian atau transformasi pekerjaan. Hal serupa terjadi pada masyarakat kota Pangkalan Brandan. Kondisi sebelum unit pengolahan diresmikan tutup pada tahun 2007 secara perlahan dan bertahap kota yang dulunya banyak didatangi masyarakat untuk dijadikan sebagai tempat mata pencaharian kini berangsur meninggalkan kota tersebut. Banyak diantara mereka yang kehilangan pekerjaan tapi walaupun demikian hal tersebut sangat berbeda bentuk perubahan pekerjaannya dan hanya dalam bentuk yang kecil bagi para pegawai Pertamina.Walaupun unit pengolahannya tutup tapi mereka masih tetap bekerja sebagai pegawai Pertamina hanya saja di pindahkan ke unit pengolahan lainnya. Hal ini seperti ungkapan dari bapak Sarmedi saragih dan berikut penuturannya: “kalok pegawai Pertamina gak ada itu di pecat walaupun unit pengolahannya udah tutup kan kita masih punya unit pengolahan lain yah paling dipindahkan kan ini BUMN punya. Jadi “mana” ada saya perubahan mata pencaharian, gaji saya aja tetap sekarang udah 25 juta. Paling kalau berubah itu misalnya atasan perintahkan kita pindah ke Dumai atau gak Balongan tapi gak mau “yaudah” bagian kerjanya aja yang pindah. Awalnya dia bagian kilang bisa kebagian utilitiesnya. Itu ajanya “paling.” Wawancara, 23 November 2014 Hasil di lapangan menunjukkan semua pegawai yang pada saat itu masih aktif bekerja bentuk perubahan yang terjadi bukan transformasi pada mata pencaharian melainkan hanya sebatas perpindahan di bidang pekerjaan dan unit pengolahan lain sehingga tidak membuat pegawai Pertamina merasa mengalami perubahan mata pencaharian, hal yang paling penting lagi adalah karena tidak ada pengaruh yang berarti sama sekali terhadap pendapatan yang mereka Universitas Sumatera Utara 57 peroleh. Dari hasil pengamatan diketahui, bahwa pegawai Pertamina masih didominasi oleh para pendatang dibandingkan pekerja harian. Sampai sekarang walaupun pengolahann minyaknya sudah tidak beroperasi lagi tetapi masih ada beberapa pegawai yang ditinggalkan antara lain untuk mengawasi serta memelihara pada bagian-bagian listrik, air, genset, komplek, serta mesin pengolahan minyak serta seluruh asset lainnya, hanya saja waktu kerjanya yang tidak sepadat dan tunjangan yang didapat tidak sebanyak seperti sebelumnya. Hal tersebut diutarakan pak Eduard dalam wawancara sebagai berikut: “pekerjaan kita tetap lain kalau pensiun yah jadi gak ada perubahannya tapi kalok pendapatan paling tunjangan aja kalok dulu kita ada tunjangan sip, jabatan, dan resiko karena kerja kitakan di kilang minyak jadi bisa ajakan “kenak naas”, sebenarnya kerja di kilang itu resiko besar, taruhannya nyawa tapi sekarang “pas” UPnya dah gak beroperasi lagi jadi udah berkurang. Contoh lain lagi, kalau kami dulu kerja pakek sip mulai dari 8 pagi sampek jam 4 sore jadi satu hari ada 3 sip per 8 jam sekali tapi kalok sekarang udah harian kita kerja dari jam setengah 8 pagi sampek setengah 4 sore. “Pokoknya” gak sesibuk dululah kerjanya dan memang gak ada perubahan pekerjaan.” Wawancara, 15 November 2014 Keterangan dari pegawai Pertamina yang masih bekerja sampai sekarang menunjukkan bahwa perubahan pada mata pencaharian memang tidak dialami hanya sebatas pekerjaan dan kalaupun bidang pekerjaannya di pindahkan mereka merasa itu bukan merupakan perubahan mata pencaharian karena masih dalam satu naungan yaitu Pertamina. Selain itu perubahan yang terjadi hanya pada perubahan pengurangan tunjangan dan waktu bekerja. Universitas Sumatera Utara 58 Meskipun demikian, hal ini menjadi sangat berbeda pada masyarakat yang bekerja di sektor informal atau bahkan buruh yang bekerja di Pertamina. Tempat mereka untuk bekerja ternyata akhirnya memberhentikan para buruh yang bekerja di Pertamina sehingga banyak dari mereka memilih alternative lain agar mereka tetap berpenghasilan. Keadaan tersebut pada akhirnya mendorong mereka untuk mencari sumber mata pencaharian baru yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka merubah mata pencaharian mereka ke bidang agraris dan sektor informal. Hal tersebut dilakukan agar mereka tetap dapat memperoleh penghasilan dalam melangsungkan hidup mereka. Hal ini seperti penuturan yang disampaikan oleh pak Zinal berikut ini: “orang yang kerja jadi buruh waktu di PHK Pemutusan Hubungan Kerja sekarang kerjaanya macam-macam ada yang tukang becak, petani, nelayan yang ukurannya kecil, jualan di pajak pagi kayak cabe, bawang, sayur, tukang jahit,buka bengkel, jadi tukang mandodos sawit orang, buka warung jajanan, jadi TKI, mocok-mocok banyak juga yang pengangguran. Udah kerjanya cuman buruh di PHK lagi gantinya usaha ajalah yang kecil-kecil. Wawancara, 1 Oktober 2014 Ada juga yang gak mampu bertahan biasanya cari tempat perantauan lain atau ada yang pulang kampung misalnya ke pulau Jawa ada juga yang tutup kayak pembuatan garam, pabrik kayu bakau, transportasi umum seperti TSK, Sanggulmas dan masih ada juga yang bertahan misalnya Makmur tapi trayeknya gak sebanyak dulu sekarang paling cuma satu kalau hari biasa.” Wawancara, 1 Oktober 2014 Bagi masyarakat yang bukan pegawai dari Pertamina sebahagian besar mengalami perubahan mata pencaharian dalam kehidupan mereka. Banyak diantara mereka beralih pekerjaan yang lebih rendah pendapatannya dan bahkan lebih membutuhkan tenaga yang kecendrungan non skilled atau tidak Universitas Sumatera Utara 59 memiliki keahlian karena sewaktu dulu mereka hanya fokus pada satu bidang pekerjaan saja. Tenaga kerja outsorcing yang di PHK Pemutusan Hubungan Kerja tidak hanya masyarakat asli setempat tetapi juga tenaga kerja yang bukan berasal dari daerah Brandan. Ketika pegawai Pertamina berangsur-angsur hanya dipindahkan tempat kerja maka menjadi hal yang berbeda pada pekerja outsorcing yang di PHK. Mereka harus mencari pekerjaan lain dan menyebar keberbagai sektor pekerjaan, hal inilah yang menjadi bentuk dari perubahan mata pencaharaian mereka. Selain itu daya beli masyarakat juga ikut melemah, seperti penuturan dari bapak Rusli berikut ini: “sekarang jualan banyak yang merosot ya, kalok dibandingkan dulu. Dulu kita banyak pembeli, banyak langganan, kebanyakan dari staf pertamina tapi sekarang sudah berkurang. “Kayak” daerah Perlis itu toko semua sekarang banyak tutup. Paling di Babalan, jalan Masjid itupun biasa aja. Ramainya orang belik hanya hari besar “kayak” mau raya baru rame orang belik baju, belik makanan, prabot, “macamlah” itu. Wawancara, 19 November 2014 Sekarang kalau yang saya “tengok” banyak perempuanpun jadi lebih ligat carik makan kayak bukak usaha salon tapi gak mahal- mahal. Rumah makan jugak kurang laku, kan gak ada lagi orang Pertamina yang sibuk-sibuk kerja makanya selalu makan terbang tapi kalok sekarang kan enggak. Makanya usaha disini susah berkembang kebanyakan jalan ditempat.” Wawancara, 19 November 2014 Ketika banyak yang berdagang atau usaha sendiri self-employment dilain sisi sektor pertanian atau perkebunan mulai dominan digeluti masyarakat. Mengingat dari dulu hingga sekarang sektor ini memang merupakan keunggulan Pangkalan Brandan selain dari minyak. Bahkan sekarang di saat cadangan minyak bumi semakin lama semakin menipis, Universitas Sumatera Utara 60 pertanian dan perkebunan merupakan dua komoditi keunggulan bagi PDRB kabupaten Langkat. Jika perihal perubahan untuk pensiunan Pertamina, peralihan disektor ini pada dasarnya adalah kegiatan setelah sudah tidak lagi bekerja di Pertamina atau sebagai tempat mereka beralih ke mata pencaharian yang lain guna memperoleh pendapatan. Pernyataan tersebut seperti yang diutarakan oleh Pak B. Hutapea dalam wawancara berikut ini: “waktu belum pensiun “memang gak” berladang baru sekitar 3 tahun belakangn ini ajanya. Gaji pension memang masih jalan tapi gak full kayak dulu, sekarang Cuma 20 dari gaji pokok. Sekarang kalau carik makan pergi ke ladanglah, inilah kerjaan saya biar ada uang masuk untuk keperluan anak, rumah tangga, bayar listrik, lampu semuanyalah sekalian kalok ada ladangkan jadi ada kegiatan biar gak di rumah-rumah aja, bosan gak ada kegiatan. Kalau dirasakan jauh berbeda sama yang dulu lebih enak yang dulu tapi lebih bebas yang sekarang kan ini usaha pribadi jadi yang mengatur semuanya saya.” Wawancara, 5 Oktober 2014 Fenomena perubahan mata pencaharian masyarakat Pangkalan Brandan lebih didominasi pada sektor pertanian, perkebunan sawit dan berdagang. Perlu diketahui, bahwa banyak dari antara pensiunan Pertamina yang beralih ke pertanian dan perkebunan sawit karena kemampuan ekonomi mereka dan untuk memulai pekerjaan ini diperlukan biaya yang tidak sedikit serta keuntungan yang besar. Sedangkan para buruh dan para pedagang kecendrungan tetap mempertahankan usahanya atau membuka usaha baru dengan modal yang sedikit. Setelah terjadi peralihan mata pencaharian, perlahan-lahan sikap masyarakat kini lebih menekuni pekerjaannya pada dua bidang untuk Universitas Sumatera Utara 61 memperoleh peningkatan ekonomi. Jika dulu mereka hanya fokus pada satu pekerjaan kini semenjak andalan perekonomian di Pangkalan Brandan sudah tidak beroperasi lagi sebagai pemacu pertumbuhan pendapatan. Kini langkah-langkah ini banyak digeluti oleh masyrakat dan keduanya ditetekuni dengan baik. Dua bidang pekerjaan yang di maksud adalah memiliki pekerjaan pokok seperti berdagang, jasa pelayanan, pegawai negeri dan adanya pekerjaan sampingan seperti punya sawit, tambak, ladang, karet, dan hasil tanaman lainnya tetapi ada juga yang memiliki perkebunan sawit dan sawah sekaligus dengan alasan yang tidak lain adalah sebagai sumber penghasilan bagi masyarkat serta karena kebutuhan hidup yang semakin lama semakin mahal.

4.2.2.2. Kesempatan Kerja