Instrumen Penelitian dan Penetapan Skala

Ratu Selly Permata, 2015 PERANAN INDUSTRI KREATIF TERHADAP PERBAIKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DI KAMPUNG WISATA DAGO POJOK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu jawab dengan tujuan tertentu. Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang beragam dari para responden dalam berbagai situasi dan konteks. Dalam hal ini wawancara dilakukan guna menjawab beberapa rumusan masalah penelitian yang terkait dengan menggunakan teknik purposive sampling seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. 3. KuesionerAngket Taniredja dan Mustafidah 2014, hlm. 44 menyatakan bahwa angket adalah daftar pernayaan tentang topic tertentu yang diberikan pada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu. Dalam penelitian ini daftar pernyataan dalam kuesioner merupakan data yang diambil penulis melalui olahan operasionalisasi variabel yang telah dijelaskan di atas. Jenis pernyataan dalam kuesioner yang digunakan adalah pernyataan dengan jawaban berupa skala. Sedangkan kuesioner dibagikan kepada 100 responden dengan teknik sample random sampling kepada masyarakat lokal setempat guna mengetahui keadaan sosial-budaya sebelum dan sesudah adanya Kampung Wisata Dago Pojok, selain itu digunakan dalam mengetahui peranan industri kreatif terhadap perbaikan kondisi sosial budaya. 4. Literatur Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data- data tersbut bisa diperoleh melalui buku literatur, jurnal, artikel dan lain sebagainya yang relevan dengan penelitian ini.

G. Instrumen Penelitian dan Penetapan Skala

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitiannya berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam mempermudah menjawab kuesionerangket, penulis menggunakan skala likert sebagai alternatif jawaban pada kuesioner yang akan dibagikan kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono 2012, hlm. 93 skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial. Untuk mengukur nilai jawaban dari Ratu Selly Permata, 2015 PERANAN INDUSTRI KREATIF TERHADAP PERBAIKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DI KAMPUNG WISATA DAGO POJOK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kuesioner, maka setiap jawaban diberi nilai atau skor berdasarkan tingkat bobot nilai. Sedangkan Nasution 2000, hlm. 63 menyatakan bahwa skala likert merupakan jenis skala yang mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan internsitas sikap tertentu. Penetapan skala yang digunakan dalam penelitian ini untuk penyebaran kuesionerangket yakni dengan menggunakan skala likert. Nasution 2000, hlm. 63 menfasirkan skala likert dalam data yang relatif lebih mudah. Skor yang lebih tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya dbandingkan dengan skor yang lebih rendah. Skala likert dalam penelitian ini terdiri dari lima kategori dan diberi bobot dari satu sampai lima, seperti berikut Tabel 3.3. Kategori Skala Likert Pernyataan NilaiBobot Sangat SetujuSangat BaikSelalu 1 SetujuBaikSering 2 Cukup 3 Tidak SetujuTidak BaikHampir Tidak Pernah 4 Sangat Tidak SetujuSangat Tidak BaikTidak Pernah 5 Sumber: diadaptasi dari Sugiyono 2005, hlm. 94 Adapun perhitungan bobot penilaian kelas nterval berdasarkan Skala Likert, yaitu: Jarak = Nilai Tertinggi – Nilai Terrendah Nilai Tertinggi = Total Responden × Bobot Terbesar = 100 × 5 = 500 Nilai Terrendah = Total Responden × Bobot Terkecil = 100 × 1 = 100 Interval = Jarak : Banyaknya Kelas = 500-100 : 5 = 80 Dari perhitungan bobot penilaian kelas interval berdasarkan skala likert di atas, adapun kategori penilaian tersebut yang dijelaskan pada tabel 3.4 berikut:: Ratu Selly Permata, 2015 PERANAN INDUSTRI KREATIF TERHADAP PERBAIKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DI KAMPUNG WISATA DAGO POJOK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4. Penilaian dan Kelas Interval Interval Penilaian 100-180 Sangat Tidak SetujuSangat Tidak Baik 181-260 Tidak SetujuTidak Baik 261-340 Cukup 341-420 SetujuBaik 421-500 Sangat SetujuBaik Sumber: Diolah penulis 2015 Setelah mengkalkulasikan kuesioner yang telah disebar, terkumpul dan terisi, penulis kemudian mengkalkulasikan jawaban dari pernyataan kemudian untuk melihat hasilnya, akan lebih menggunakan garis kontinum seperti berikut: STSSTB TSTB Cukup SB SSSB 180 260 340 420 500 Sumber: Diolah penulis 2015 Gambar 3.2. Penilaian Kelas Interval berdasarkan Skala Likert Adapun tahapan cara mengolah kuesionerangket ini, setalah form isian kuesioner telah tersebar, tekumpul dan terisi, selanjutnya dianalisis dengan menyajikan dalam bentuk tabel tabulasi data dengan menggunakan rumus persentase yang merupakan teknik statistik sederhana yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban yang diberikan responden yakni: � = f n × Dengan keterangan sebagai berikut: P = Persentase f = Frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih responden n = Jumlah seluruh frekuensi alternative jawaban yang menjadi pilihan responden dalam hal ini jumlah sampel Setelah dilakukan perhitungan, maka menurut Santoso 2001, hlm. 57, hasil persentase ditafsirkan dengan kategori seseuai dengan tabel 3.5 berikut ini: Ratu Selly Permata, 2015 PERANAN INDUSTRI KREATIF TERHADAP PERBAIKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DI KAMPUNG WISATA DAGO POJOK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5. Kategori Persentase Persentase Kategori Tidak Seorangpun 1 - 24 Sebagian Kecil 25 - 49 Hampir Setengahnya 50 Setengahnya 51 - 74 Sebagian Besar 75 - 99 Hampir Seluruhnya 100 Seluruhnya Sumber: Santoso 2011, hlm 57

H. Proses Pengujian Instrumen Penelitian