BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Konsep-konsep yang terkait dengan penelitian ini dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui.
1. Anatomi Payudara
Payudara pada perempuan merupakan suatu kelenjar eksokrin berukuran besar yang tersusun oleh sekitar 18 segmen yang berisi lemak, jaringan
penyambung yang sangat banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf Bobak, 2005. Payudara berkembang pada saat pubertas, perkembangan
ini distimulasi oleh estrogen yang diproduksi selama siklus haid. Pertumbuhan yang jauh lebih besar terjadi pada saat kehamilan, dan kelenjar payudara
berkembang secara sempurna untuk pembentukan air susu. Pada umumnya diameter payudara berkisar 10 – 12 cm dengan berat rata-rata 600 – 800 gram
pada masa menyusui Soetjiningsih, 1997 ; Maryunani, 2009. Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV,sedangkan
secara horizontal payudara terletak mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis Maryunani, 2009.
Dilihat dari penampang luarnya, payudara terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu korpus mammae badan, areola, dan puting susu atau papilla
Maryunani, 2009. Korpus mammae merupakan bagian yang paling besar dari payudara yang
terdiri dari jaringan parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur
Universitas Sumatera Utara
yang terdiri dari duktus laktiferus yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus, sinus laktiferusampula yang berfungsi sebagai kantung
penyimpanan ASI, dan alveoli yang berfungsi sebagai kantung penghasil ASI. Stroma terdiri dari jaringan lemak dan penyangga. Jaringan lemak disekeliling
alveoli dan sekitar duktus laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi memeras
keluar ASI. IDAI, 2008 ; Maryunani, 2009. Areola merupakan daerah berpigmentasi lebih yang mengelilingi puting
susu. Pada areola terdapat kelenjar-kelenjar kecil yaitu kelenjar Montgomery yang menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit disekitar areola
dan puting susu agar tetap lunak dan lentur selama menyusui IDAI, 2008. Puting susu atau papilla merupakan bagian yang menonjol di puncak
payudara. Pada puting susu terdapat lubang –lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf yang penting pada proses menyusui,
pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Puting susu mengandung serat-serat otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusu sehingga
menyebabkan duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi Maryunani, 2009.
2. ASI
2.1 Defenisi ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam-garam organik yang disekresi oleh payudara ibu sebagai makanan utama
Universitas Sumatera Utara
bagi bayi Soetjiningsih, 1997. ASI adalah salah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis maupun spiritual.
ASI mengandung nutrisi, hormon, antibodi, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan Hubertin,2003.
2.2 Manfaat ASI Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu
formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui Moody dkk, 2006.
Menurut Ross 2006, manfaat pemberian ASI pada bayi yaitu : ASI mengandung nutrisi seimbang yang sangat sempurna bagi tumbuh kembang bayi,
mudah dicerna oleh bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi dari penyakit, baik untuk perkembangan rahang bayi, meningkatkan kemampuan
penglihatan bayi dan mengurangi timbulnya serangan jantung pada bayi. Sedangkan pada ibu yaitu : pemberian ASI membantu uterus berkontraksi yang
mempercepat pengeluaran darah, dapat menurunkan berat badan ibu setelah melahirkan, merupakan cara kontrasepsi alami yang efektif, dan dapat
memberikan rasa tenang pada ibu saat menyusui. 2.3 Keberhasilan menyusui
Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui eksklusif selama 6 bulan pertama. Menurut IDAI 2008, berikut merupakan
beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar dapat menyusui secara eksklusif, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah lahir dalam 1 jam pertama kehidupannya inisiasi menyusu dini. Bayi memiliki refleks menghisap
yang sangat kuat pada saat itu. Proses menyusui dimulai dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit ke kulit. Hal ini akan
merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin ibu dan bayi serta perkembangan bayi.
2. Ibu harus meyakini bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayinya. Tidak ada makanan atau cairan lainnya yang diberikan karena akan
menghambat keberhasilan proses menyusui. 3. Menyusui bayi sesuai kebutuhan sampai puas. Bila bayi sudah merasa
puas, maka ia akan melepaskan puting dengan sendirinya. 4. Ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir
dari payudara ibu ke mulut bayi secara efektif.
3. Laktasi