Kurva Engel menggambarkan hubungan antara pengeluaran total dengan jumlah suatu barang tertentu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 dimana kedua
barang adalah barang normal karena jumlah yang dibeli naik kalau pendapatan naik. Barang dalam gambar a adalah suatu kebutuhan pokok dalam arti bahwa
bagian dari pengeluaran yang disediakan oleh X menurun kalau pendapatan naik. Sebaliknya, barang Y pada gambar b merupakan barang mewah
Nicholson, 1991.
Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dan kuantitas yang diminta. Pada barang normal, kurva engel berlereng menanjak
karena kenaikan pendapatan akan menambah kemampuan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa.
2.3 Penelitian Terdahulu
Ratna Cahyaningsih 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Pangan Di Provinsi Jawa Barat menyimpulkan bahwa konsumsi beras
masih mendominasi pola konsumsi sumber karbohidrat, baik di pedesaan, perkotaan, maupun wilayah jawa barat. Apabila dilihat dari tipe daerah terlihat
bahwa rata-rata konsumsi beras rumah tangga di pedesaan lebih tinggi dari perkotaan. Selain itu, terigu juga menjadi pola konsumsi pangan sumber
karbohidrat di pedesaan, perkotaan maupun wilayah Jawa Barat.
Febriana Ira Dewi 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya Berdasarkan Persepsi
Mahasiswa TPB-IPB Tahun Ajaran 20072008 menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dan kafein dengan konsumsi
kopi.
2.4 Kerangka Pemikiran
Karakteristik sosial seperti pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan, umur, dan tingkat pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pola
konsumsi pangan non beras dan disesuaikan dengan Pola Pangan Harapan PPH. Berikut ini adalah skema yang mempengaruhi pola konsumsi pangan non beras :
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan
Keterangan : = Hubungan
= Pengaruh
Jumlah Pendapatan
R h T
Tingkat Pendidikan
Umur Jumlah
Tanggungan
Sesuai Pola Pangan
Harapan PPH Pola Konsumsi Pangan
Non Beras
Tidak Sesuai
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah pendapatan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, umur, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan non beras masyarakat di
Kecamatan Medan Tuntungan baik secara agregat maupun parsial.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penetuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja purposive sampling, yaitu di Kecamatan Medan Tuntungan. Hal ini disebabkan Kecamatan Medan
Tuntungan merupakan salah satu kecamatan yang memiliki kelurahan mandiri pangan terbanyak di Kota Medan.
Tabel 3.1 Daftar Kelompok Mandiri Pangan No
Kecamatan Kelurahan
1 Medan Tuntungan
Namo Gajah Baru Ladang Bambu
Sidomulyo Kemenangan Tani
Tanjung Selamat Laucih
2 Medan Marelan
Terjun Paya Pasir
3 Medan Labuhan
Sei Mati Besar
Tangkahan Martubung
4 Medan Johor
Kwala Bekala Sumber : BKP Kota Medan
3.2 Metode Penentuan Sampel