34 Chart bacaan adalah kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk belajar
membaca. Kalimat yang digunakan merupakan kalimat sederhana agar mudah diucapkan, diingat, dan dipelajari oleh siswa. Dalam menggunakan gambar
dan chart bacaan untuk belajar membaca, pertama guru memberikan contoh cara membaca bacaan secara keseluruhan dengan baik dan benar. Kedua, guru
membaca per kalimat kemudian ditirukan oleh siswa. Ketiga, siswa secara klasikal diminta membaca bacaan secara bersama-sama. Keempat, siswa
diminta maju ke depan kelas untuk membaca secara individu. Dalam belajar membaca, siswa diminta membaca sambil menunjukkan suku kata yang sedang
diucapkan. Tugas guru dalam pembelajaran membaca ini adalah membimbing dan memfasilitasi siswa dalam belajar membaca.
D. Karakteristik Siswa Kelas II SD
Menurut Dalyono 2009: 96 beberapa ciri pribadi anak pada masa bersekolah antara umur 7 sampai dengan 12 tahun antara lain:
1 kritis dan realitis, 2 banyak ingin tahu dan suka belajar,
3 ada perhatian terhadap hal-hal yang praktis dan konkret dalam
kehidupan sehari-hari, 4 mulai timbul minat terhadap bidang-bidang pelajaran tertentu,
5 sampai umur 11 tahun anak suka minta bantuan kepada orang dewasa dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya,
6 setelah umur 11 tahun, anak mulai ingin bekerja sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar,
7 mendambakan angka-angka raport yang tinggi tanpa memikirkan tingkat prestasi belajarnya, dan
8 anak suka berkelompok dan memilih teman-teman sebaya dalam bermain dan belajar.
Menurut Piaget Wina Sanjaya, 2010: 262-267, kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental untuk mengarahkan dan membimbing
35 perilaku anak. Perkembangan kognitif anak berlangsung dalam empat tahap,
yaitu: 1 sensori motor 0-2 tahun, 2 pra-operasional 2-7 tahun, 3 operasional konkret 7-11 tahun, dan 4 operasional formal 11-14 tahun.
1. Sensori motor usia 0-2 tahun. Pada tahap sensori motor, kemampuan kognitif anak masih sangat terbatas.
Piaget mengistilahkannya dengan kemampuan yang bersifat primitif, yaitu masih didasarkan kepada perilaku yang terbuka. Kemampuan kognitif yang
dimiliki anak pada masa ini merupakan kemampuan kognitif dasar yang sangat berarti dan menentukan untuk perkembangan kognitif selanjutnya.
2. Pra-operasional usia 2-7 tahun. Tahap pra-operasional ditandai dengan: a adanya kesadaran dalam diri
anak tentang suatu objek, b kemampuan anak dalam berbahasa mulai berkembang, c anak mulai mengetahui perbedaan objek-objek sebagai
suatu bagian dari individu atau kelasnya, d anak memandang segala sesuatu yang bergerak adalah hidup, dan e pengamatan dan pemahaman
anak terhadap situasi lingkungan sangat dipengaruhi oleh sifatnya yang egocentric sesuai dengan pengamatan dan pemahaman si anak.
3. Operasional konkret usia 7-11 tahun. Pada tahap ini pikiran anak terbatas pada objek-objek yang ia jumpai dari
pengalaman-pengalaman langsung. Anak berpikir tentang objek-objek atau benda-benda yang ia temukan secara langsung, seperti tentang beratnya,
warnanya, dan strukturnya. Anak juga berpikir tentang aktifitas-aktifitas yang dapat ia lakukan dengan menggunakan benda-benda yang ditemuinya.
36 4. Operasional formal usia 11-14 tahun.
Pada tahap ini pola berpikir anak sudah sistematis dan meliputi proses- proses yang kompleks. Aktifitas proses berpikir pada tahap ini mulai
menyerupai cara berpikir orang dewasa, karena kemampuannya yang sudah berkembang pada hal-hal yang bersifat abstrak. Anak sudah mampu
memprediksi berbagai macam kemungkinan. Anak sudah dapat membedakan mana yang terjadi dan mana yang seharusnya terjadi. Selain
itu, anak juga dapat menyusun hipotesis dari suatu kenyataan misalkan pola berpikir sebab akibat.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, siswa kelas II SD termasuk pada tahap operasional konkret. Artinya siswa dalam belajar terbatas pada objek-
objek yang ia jumpai dari pengalaman-pengalaman langsung. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran membaca guru menggunakan media gambar.
Dalam pembelajaran membaca, media gambar dapat menarik perhatian siswa, membangkitkan minat siswa, dapat memperkenalkan kata-kata baru, dan dapat
menyajikan pola-pola kalimat.
E. Penelitian yang Relevan