Hakikat Anak Tuna Grahita Ringan yang Tinggal di Rumah Hakikat Anak Tuna Grahita Ringan yang Tinggal di Asrama

32 Jumlah anak tuna grahita ringan usia 16-19 tahun yang tinggal di Asrama SLB Negeri Pembina Yogyakarta adalah sebanyak 10 anak. Tabel 1. Data Siswa Tuna Grahita Ringan yang Tinggal di Asrama Usia 16-19 Tahun No. Nama Jenis Kelamin Alamat Rumah Tingkat Pendidikan 1 A A H Laki-laki Rembang SMA 2 M Y Laki-laki Yogyakarta SMA 3 S P D Perempuan Yogyakarta SMA 4 M F Laki-laki Lubuk Banjar SMP 5 M N Perempuan Boyolali SMA 6 A B R Laki-laki Jayapura SMA 7 N K Perempuan Wonosobo SMA 8 C L A Perempuan Wonosobo SMP 9 R K D Perempuan Pekanbaru SMP 10 Y F M D C Perempuan Klaten SMA Di asrama SLB Negeri Pembina Yogyakarta, guru pendamping memberikan aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan setiap sore hari. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam hidup maupun untuk menjaga kebugaran jasmaninya. Di bawah ini adalah program kegiatan yang diberikan oleh guru pendamping kepada siswa-siswi penghuni asrama. 33 Tabel 2. Jadwal Kegiatan Sore Hari di Asrama SLB Negeri Pembina Yogyakarta Tahun 20132014 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Seni Musik Seni Tari Olahraga Bina Diri Kegiatan Keagamaan Olahraga - Kegiatan atau program yang diberikan oleh guru pembimbing ini didukung oleh fasilitas sarana prasarana yang ada di asrama SLB Negeri Pembina Yogyakarta, seperti taman bermain, lapangan voli, lapangan sepakbola, lapangan bulutangkis, lapangan basket, mushola, dan aula. Gambar 1. Taman Bermain SLB Negeri Pembina Yogyakarta Taman bermain ini memiliki ragam alat yang bisa digunakan untuk bermain dan berolahraga seperti seluncuran, palang bergantung, dan alat yang bisa berputar. Selain memiliki bermacam-macam alat untuk bermain dan berolahraga, tempatnya juga sangat asri dan sejuk ditumbuhi rumput dan 34 pepohonan yang rindang sehingga sangat nyaman digunakan untuk kegiatan bermain dan berolahraga di taman ini. Gambar 2. Aula dan Lapangan Bulutangkis SLB Negeri Pembina Yogyakarta Aula SLB Negeri Pembina Yogyakarta ini biasanya selain digunakan untuk rapat atau mengadakan pertemuan penting juga digunakan untuk lapangan bulutangkis dan seni tari. 35 Gambar 3. Lapangan Sepakbola, Voli, dan basket SLB Negeri Pembina Yogyakarta Lapangan sepakbola, voli, dan basket menjadi satu di tengah-tengah sekolah. Lapangan ini selain digunakan untuk olahraga sepakbola, voli, dan basket juga digunakan untuk senam pagi pada setiap jumat pagi dan digunakan untuk upacara bendera.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Imma Culata Radyastuti Cahyani 2003 “Tingkat Kebugaran Jasmani Kelayan Mampu Didik Usia 10-19 Tahun di Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Teman ggung Jawa Tengah”. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tanpa memandang jenis kelamin kelayan mampu didik Pusat Re habilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” 36 Temanggung Jawa Tengah sebagian besar termasuk dalam kategori kurang sekali. Jika dibedakan sesuai jenis kelamin, maka kategori putra mampu didik usia 10-19 tahun sebagian besar termasuk kategori kurang sekali. Untuk kelompok kelayan putri mampu didik usia 10-19 tahun sebagian besar termasuk dalam kategori kurang sekali.

C. Kerangka Berpikir

SLB Negeri Pembina Yogyakarta mempunyai siswa-siswa yang tinggal di rumah dan di asrama. Ketika siswa-siswi tersebut tinggal di asrama, guru pendamping selaku orang tua di asrama memberikan program-program yang dimaksudkan untuk mengembangkan bakat maupun meningkatkan kebugaran jasmaninya. Sedangkan siswa-siswi yang tinggal di rumah, orang tua yang memperdulikan kesehatan anaknya dengan mengajak untuk berolahraga tiap akhir pekannya, namun terkadang banyak orang tua yang memiliki pekerjaan diakhir pekan yang tidak bisa ditinggalkan. Maka orang tua memberikan pengasuh bagi anaknya sehingga meskipun orang tuanya tidak sempat untuk memberikan olahraga terhadap anaknya diakhir pekan karena kesibukan orang tuanya dengan pekerjaannya, anaknya akan diberikan program olahraga oleh pengasuhnya. Selain itu, untuk siswa-siswi yang keadaan ekonominya sedang, dengan orang tuanya yang kerja serabutan dan mengharuskan untuk bekerja setiap harinya, orang tuanya tidak bisa memberikan olahraga kepada anaknya dan memberikan pengasuh bagi anaknya, orang tua anak tersebut hanya terkadang membiarkan anaknya sehabis pulang sekolah atau akhir pekan 37 nonton tv atau bermain sesukanya, serta berolahraga hanya diwaktu pelajaran pendidikan jasmani di sekolah saja. Kebugaran jasmani yang baik sangat dibutuhkan bagi semua orang tidak terkecuali bagi anak tuna grahita. Kebugaran jasmani yang baik adalah orang yang bisa melakukan aktivitas yang relatif lama dan tidak menimbulkan kelelahan yang berarti serta masih bisa menikmati waktu luangnya dengan kegiatan yang lainnya. Penelitian ini membahas tentang perbedaan kebugaran jasmani antara anak tuna grahita ringan yang tinggal di rumah dengan yang tinggal di asrama usia 16-19 tahun di SLB Negeri Pembina Yogyakarta tahun 20132014. Tes kebugaran jasmani menggunakan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia TKJI. Tes kebugaran jasmani yang dilakukan untuk mengetahui kebugaran jasmani anak tuna grahita ringan usia 16-19 tahun terdiri atas 1 Lari sprint 60 meter, 2 Gantung angkat tubuh selama 60 detik untuk putra dan gantung siku teku untuk putri ditahan selama 60 detik, 3 Baring duduk 60 detik, 4 Loncat Tegak, dan 5 Lari 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di atas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “ada perbedaan yang signifikan kebugaran jasmani antara anak tuna grahita ringan yang tinggal di rumah dengan kebugaran jasmani anak tuna grahita ringan yang tinggal di 38 asrama usia 16-19 tahun di SLB Negeri Pembina Yogyakarta tahun 20132014” H 1 .