Guru kemudian menceritakan secara singkat selayang pandang sejarah kerajaan Medang Kamulan dan Kediri
Guru memberi kesempatan untuk peserta didik mengemukakan pendapatnya dan menggali apa yang ditemukan dalam proses
mengamati gambar-gambar yang ditampilkan Guru menanya apakah yang ada di pikiran peserta didik mengenai kitab
Jangka Jayabaya dan Arjuna Wiwaha Guru memberikan penguatan tentang kitab Jangka Jayabaya dan Arjuna
Wiwaha Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
Penutup 10 menit
Peserta didik diminta menyampaikan kesimpulan dan nilai-nilai yang dapat digali maupun manfaat yang diambil dari mempelajari materi
yang telah dibahas Guru memberikan tindak lanjutpesan kepada siswa untuk mempelajari
materi selanjutnya yaitu kerajaan Singasari dan Majapahit di pertemuan yang akan datang
Pembelajaran diakhiri dengan berdoa
F. AlatBahanMedia dan Sumber Belajar AlatBahanMedia :
AlatBahan : Laptop, LCD, Proyektor, Whiteboard, Spidol,
Boardmarker.
Media :
Buku Pembelajaran, Power Point, Hasil Diskusi, Gambar-gambar kerajaan Kutai.
Sumber Belajar
1. Magdalia Alfian, dkk. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Esis
2. Magdalia Alfian, dkk. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Esis
3. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Jakarta: Erlangga
4. Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1,2, 3. Yogyakarta : Kanisius.
5. Internet
Lampiran A. Materi Pembelajaran
1. Latar belakang munculnya kerajaan Medang Kamulan Pada abad ke-10 pusat pemerintahan di Jawa Tengah yang
dipindahkan ke Jawa Timur dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adanya dua faktor, yakni 1 keadaan alam; alam Bumi Mataram tertutup
secara alamiah dari dunia luar sehingga sulit untuk berkembang. Sebaliknya alam Jawa Timur lebih terbuka untuk mengembangkan
aktivitas perdagangan dengan dunia luar. Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas dapat dipakai sebagai sarana perhubungan dan
perdagangan antara pedalaman dan pantai. Di samping itu tanah di Jawa Timur masih subur dibandingkan
dengan Jawa Tengah yang sudah lama dimanfaatkan; 2 masalah politik; yakni untuk menghindarkan diri dari serangan Sriwijaya.
2. Perkembangan kerajaan Medang Kamulan Pemindahan kekuasaan ke Jawa Timur dilakukan oleh raja Empu
Sendok, dan membentuk dinasti baru yakni Isana Empu Sendok memegang
pemerintahan dari
tahun 929
–947 dengan pusat pemerintahannya di Watugaluh. Ia memerintah dengan adil dan
bijaksana dengan melakukan berbagai usaha untuk kemakmuran rakyat Di samping itu juga memerintahkan untuk mengubah sebuah kitab
agama Buddha aliran Tantrayana yang diberi judul Sang Hyang Kamahayanikan.
Setelah Empu Sendok meninggal kemudian digantikan oleh putrinya yang bernama Sri Isanatunggawijaya. Putri ini kawin dengan
Lokapala, dari pernikahannya lahirlah seorang putra yang bernama Makutawangsawardana yang meneruskan takhta ibunya. Setelah
Makutawangsawardana meninggal
yang menggantikan
ialah Dharmawangsa 990
–1016. Dalam pemerintahannya ia berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya yang hidup dari pertanian dan
perdagangan. Pada saat itu pusat perdagangan di Indonesia dikuasai oleh Sriwijaya, maka Dharmawangsa berusaha untuk menyerang
Sriwijaya dengan tujuan untuk mengusai daerah Sriwijaya bagian selatan Selat Sunda.
Selang beberapa tahun kemudian Sriwijaya bangkit mengadakan serangan balasan. Dalam hal ini Sriwijaya mengadakan kerja sama
dengan kerajaan Worawari kerajaan asal di Jawa. Serangan Worawari