56
−
−
=
∑
2 2
11
1 S
pq S
n n
r
Keterangan: r
11
= reliabilitas tes p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
∑
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar dari varians Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut:
0,80 r 1,00 : Sangat tinggi 0,60 r 0,79 : Tinggi
0,40 r 0,59 : Cukup 0,20 r 0,39 : Rendah
0,00 r 0,19 : Sangat rendah Perhitungan reliabilitas soal menggunakan software Microsoft Excel
2007. Hasil perhitungan reliabilitas adalah r
hitung
= 0,772, sementara r
tabel
= 0,312. Jadi r
hitung
r
tabel
sehingga tes yang diujicobakan reliabel.
3.4.3. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Supaya memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas perlu juga dianalisis tingkat kesukarannya. Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal
57
Arikunto, 2002:212. Untuk mencari tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut:
B A
B A
JB JS
JB JB
IK +
+ =
Keterangan : IK
: Indeks kesukaran
A
JB : Jumlah yang menjawab benar pada butir soal pada
kelompok atas
B
JB : Jumlah yang menjawab benar pada butir soal pada
kelompok bawah
A
JS : Banyaknya siswa pada kelompok atas
B
JS : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Klasifikasi tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: IK = 0,00
: Terlalu sukar 0,00 IK 0,30
: Sukar 0,31 IK 0,70
: Sedang 0,70 IK 1,00
: Mudah IK = 1,00
: Terlalu mudah Perhitungan tingkat kesukaran soal menggunakan software Microsoft
Excel 2007. Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba, diperoleh
hasil sebagai berikut :
58
1. Soal dengan kriteria mudah ada 22 item, yaitu item 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28 dan 29. 2.
Soal dengan kriteria sedang ada 7 item, yaitu item 4, 7, 10, 20, 24, 27 dan 30.
3. Soal dengan kriteria sukar ada 1 item, yaitu item 13.
3.4.4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah
Arikunto, 2002:221. Daya pembeda soal dapat dihitung dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
A B
A
JS JB
JB DP
− =
Keterangan : DP
: Daya pembeda
A
JB : Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada
kelompok atas
B
JB : Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada
kelompok bawah
A
JS : Jumlah siswa pada kelompok atas.
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: DP 0,00
: Sangat baik 0,00 DP 0,20
: Jelek 0,20 DP 0,40
: Cukup
59
0,40 ,DP 0,70 : Baik
0,70 DP 1,00 : Sangat baik
Perhitungan daya pembeda soal menggunakan Microsoft Excel 2007. Setelah dilakukan analisis daya pembeda pada soal uji coba, diperoleh
hasil sebagai berikut: 1.
Soal dengan klasifikasi jelek ada 8 item, yaitu item 3, 12, 13, 15, 18, 19, 25, dan 27.
2. Soal dengan klasifikasi cukup ada 20 item, yaitu item 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 14, 16, 17, 20, 21, 23, 24, 26, 28, 29 dan 30. 3.
Soal dengan klasifikasi baik ada 2 item, yaitu item 7 dan 22. 4.
Soal dengan klasifikasi sangat baik tidak ada. 5.
Soal dengan klasifikasi negatif tidak ada.
3.4.5. Penentuan Instrumen