adalah mereka yang berada dalam tingkatan umur tertentu, berdasarkan faktor umur tertentu itu kita sering menggolongkan anak sebagai kaum
muda. Begitu pula dengan peraturan perundang-undangan dalam merumuskan definisi anak dipengaruhi dan cenderung mengarah pada
pembatasan tingkat umur tertentu. Pengertian anak dalam berbagai undang- undang memberikan kriteria-kriteria tertentu tentang anak. Hal ini dapat kita
lihat dari beberapa pengertian di dalam Undang-Undang. a. Anak Menurut Undang-Undang Perlindungan anak.
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Perlindungan Anak UU No 232002 dijelaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia
18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
b. Anak Menurut Undang-Undang Pengadilan Anak Dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak merumuskan bahwa Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur umur 8 delapan tahun tetapi
belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin
B. Tindak Pidana Anak
Konsep tentang anak nakal menurut Soedarto 1981:136 yaitu Juvenile Delinquency yang didalamnya meliputi pula tindak pidana yang
dilakuan oleh anak-anak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tindak pidana anak merupakan bagian dari kenakalan remaja.
Dalam istilah yang lazim, perkataan Juvenile sering dipergunakan sebagai istilah lain dari anak. Terhadap istilah ini ada dua penafsiran dalam
pengertiannya: Pertama pengertian anak untuk kepentingan aparat penegak hukum polisi,
jaksa, hakim dalam rangka menerapkan kebijakan pidana dalam proses persidangan anak. Dari yang pertama ini hanya dimaksudkan untuk
membedakan antara pelaku tindak pidana yang masih anak Non Adult Offender dengan pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa
Adult Offender. Kemudian pengertian yang kedua adalah pengertian sebagai remaja, sebutan ini biasaanya didasarkan pada keadaan psikologis
seseorang, dimana dalam usia belasan tahun sering disebut remaja. Namun demikian pengertian inipun tidak semua orang menerimanya, karena
pengertian Juvenile terlalu umum dan mencakup semua orang muda usianya Soedarto, 1981:153
Sedangkan dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 dijelaskan bahwa yang dimaksud anak nakal adalah:
1. Anak yang melakukan tindak pidana
2. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak
baik menurut perundang-undangan maupun menurut peraturan lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Kejahatan anak atau tindak pidana anak mengandung pengertian perbuatan-perbuatan yang merupakan kejahatan yang dilakukan oleh anak,
yang melanggar nilai-nilai atau norma-norma yang merugikan orang lain atau masyarakat, biasa disebut dengan Juvenile Delinquency mengenai
terminologi ini, banyak para sarjana yang memberikan pendapat atau tanggapan menurut versinya masing-masing Soedarto, 1981:154
Menurut Atmasasmita, dalam bukunya Problem Kenakalan Remaja atau Anak-anak 1983:58 mengatakan bahwa tindak pidana anak adalah
tindakan yang dilakukan anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku di suatau negara, yang oleh masyarakat serta ditafsirkan
sebagai perbuatan yang tercela. Bertitik tolak dari uraian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa tindak pidana anak adalah segala tindakan yang dilakukan anak yang dapat merugikan masyarakat baik secara hukum maupun kebiasaan yang
berlaku dalam adat masing-masing. Sedangkan anak adalah seorang yang telah mencapai usia 8 delapan tahun dan mencapai usia 18 delapan belas
tahun dan belum pernah kawin. Jadi dari uraian tersebut yang dapat diajukan ke pengadilan anak selain anak belum mencapai umur 18 tahun tetapi juga
belum kawin, berarti anak yang mencapai umur 18 tahun tetapi telah kawin tidak dapat diajukan ke pengadilan anak.
C. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Anak.