a diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal
perusahaan, atau b dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca, atau
c berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Aktiva yang tidak termasuk dalam kategori di atas
diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. 2 Piutang Jangka Panjang
Piutang jangka panjang yaitu piutang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Piutang jangka panjang harus
disajikan dalam neraca dalam kelompok aktiva tidak lancar, biasanya termasuk sebagai Investasi jangka panjang.
2. Pengakuan Piutang Usaha
Saat timbulnya piutang usaha harus ditentukan dengan tepat agar piutang usaha dapat disajikan pada periode yang tepat. Pengakuan
piutang usaha sangat berhubungan dengan pengakuan pendapatan. Dalam PSAK No. 23 tentang Pendapatan, Ikatan Akuntan Indonesia
mensyaratkan bahwa pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut telah terpenuhi :
1 Perusahaan telah memindahkan risiko secara
signifikan, dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
2 Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian yang efektif atas barang yang dijual.
3 Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal. 4 Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut. 5 Biaya terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal. Jurnal yang dibuat untuk mengakui adanya piutang usaha adalah
sebagai berikut: Piutang Usaha
XXX Penjualan
XXX
3. Estimasi Piutang Tak Tertagih
Penjualan secara kredit di samping mendatangkan keuntungan juga bisa mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian ini dikarenakan
debitur tidak mau atau tidak mampu dalam melaksanakan kewajibannya. Kerugian ini di dalam akuntansi dikenal dengan nama, seperti kerugian
piutang dan biaya piutang tak tertagih. Kerugian semacam ini dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan merupakan resiko yang sudah
selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit.
Menurut Jusup 1999 : 55 ditinjau dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang wajar menunjukkan bahwa
kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan sudah tepat. Kerugian piutang yang terlalu rendah mengidentifikasikan bahwa kebijakan kredit
perusahaan terlalu ketat. Sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.
Piutang usaha harus disajikan dalam jumlah bersih setelah memperhitungkan estimasi piutang tak tertagih, potongan penjualan, dan
retur penjualan. Estimasi piutang tak tertagih perlu dibentuk dengan tujuan sebagai berikut :
Memperhitungkan biaya-biaya yang bersangkutan dengan hasil penjualan, sehingga laba rugi periodik yang ditentukan menggambarkan
ketelitian dan mendekati ketepatan. Menunjukkan taksiran nilai realisasi dari piutang dagang sebagai suatu
sumber ekonomi yang potensial bagi perusahaan. Dalam menentukan besarnya kerugian piutang dapat dilakukan
dengan dua metode : a. Kerugian piutang dihitung berdasarkan jumlah penjualan.
Kerugian piutang dihitung dengan mengalikan presentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Besarnya Cadangan
Kerugian Piutang yang akan disajikan dalam laporan keuangan pada akhir periode dapat diperkirakan berdasarkan piutang tak tertagih pada
masa lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan.
Karena piutang usaha timbul dari penjualan kredit, maka untuk membuat estimasi piutang tak tertagih lebih tepat apabila dilakukan
dengan menggunakan presentase dari penjualan secara kredit. Tetapi karena jumlah penjualan terpisah menjadi penjualan tunai dan
penjualan kredit menimbulkan kesulitan, maka untuk praktisnya presentase kerugian piutang bisa didasarkan pada jumlah penjualan
periode yang bersangkutan. Taksiran kerugian piutang dapat dijurnal sebagai berikut:
Kerugian Piutang XXX
Cadangan Kerugian Piutang XXX
Dasar dari metode jumlah penjualan ini mengakibatkan penandingan matching yang lebih baik antara pendapatan dan biaya,
karena dalam metode ini lebih ditekankan pada Laporan LabaRugi. b. Kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo Piutang Usaha.
Ada tiga cara yang dilakukan dalam perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang, yaitu :
1 Jumlah cadangan dinaikkan sampai presentase tertentu dari saldo piutang.
Jumlah kerugian piutang dapat dihitung dengan mengalikan saldo piutang dengan presentase tertentu kemudian dikurangi atau
ditambah dengan saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang.
2 Cadangan ditambah dengan presentase tertentu dari saldo piutang. Jumlah kerugian piutang dicatat dari hasil perkalian
presentase kerugian piutang dan dikreditkan ke rekening Cadangan Kerugian Piutang tanpa memperhatikan saldo rekening Cadangan
Kerugian Piutang 3 Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung
dengan menganalisis umur piutang. Dalam metode ini masing-masing piutang dianalisis untuk
menentukan piutang mana yang telah jatuh tempo. Untuk piutang yang telah jatuh tempo, dibuat pengelompokan berdasarkan lewat
waktu jatuh temponya. Setiap pengelompokan umur dianalisis untuk memperkirakan besarnya piutang tak tertagih. Agar saldo
akhir Cadangan Kerugian Piutang yang disajikan di neraca adalah sebesar perhitungan tadi, maka harus dibuat penyesuaian terhadap
saldo awal Cadangan Kerugian Piutang. Ayat jurnal yang harus di buat untuk menyesuaikan saldo Cadangan Kerugian Piutang adalah
sebagai berikut : a Apabila Cadangan Kerugian Piutang memiliki saldo awal
kredit besarnya sama dengan hasil perhitungan estimasi, maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian.
b Apabila Cadangan Kerugian Piutang memiliki saldo kredit yang besarnya kurang dari perhitungan estimasi, maka perlu
dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Kerugian Piutang XXX
Cadangan Kerugian Piutang XXX
Keduanya sebesar selisih antara saldo awal cadangan dengan hasil perhitungan estimasi.
c Apabila Cadangan Kerugian Piutang memiliki saldo kredit besarnya lebih dari hasil perhitungan estimasi, maka perlu
dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Cadangan Kerugian Piutang
XXX Kerugian Piutang
XXX Keduanya sebesar selisih antara saldo awal
Cadangan Kerugian Piutang dengan hasil perhitungan estimasi.
d Apabila Cadangan Kerugian Piutang memiliki saldo debet, maka perlu dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Kerugian Piutang XXX
Cadangan Kerugian Piutang XXX
Keduanya sebesar hasil perhitungan estimasi ditambah saldo debet tersebut.
Dasar dari metode saldo piutang usaha akan menghasilkan penaksiran yang lebih baik tentang nilai tunai piutang usaha yang
dapat direalisasi. Dalam metode ini akan lebih ditekankan pada penyajian piutang usaha di Neraca.
4. Akuntansi Piutang Tak Tertagih