BAB III TEMUAN
Dari hasil Evaluasi Akuntansi Piutang Usaha pada PDAM Kabupaten Klaten, penulis menemukan adanya beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun
kelebihan dan kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut.
A. Kelebihan
1. Piutang rekening air diakui pada saat rekening air diterbitkan. Bersamaan ini pula diakui pendapatan penjualan air. Praktik pengakuan piutang yang
bersamaan dengan pengakuan pendapatan sudah tepat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hal ini disebabkan karena kelima
syarat pengakuan pendapatan yang disyaratkan oleh IAI, dalam PSAK No.
23 tentang Pendapatan, telah terpenuhi setelah Daftar Rekening Air yang Harus Ditagih disahkan oleh Direksi dan kemudian diterbitkan.
2. Jurnal-jurnal yang dibuat oleh PDAM Kabupaten Klaten untuk mencatat penerimaan atas pembayaran piutang rekening air dan piutang rekening
non air telah memenuhi ketentuan prinsip akuntansi berterima umum. 3. PDAM Kabupaten Klaten telah mengakui kerugian akibat piutang tak
tertagih dengan menggunakan metode cadangan. Metode ini telah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, karena telah membandingkan
antara pendapatan dan beban periode berjalan dan melaporkan piutang pada nilai bersih yang dapat direalisasi.
4. PDAM Kabupaten Klaten telah melaporkan piutang pada nilai yang dapat direalisasi. Untuk melaporkan piutang usaha pada nilai yang dapat
direalisasi ini, maka dibuatlah penyisihan untuk piutang usaha yang mempunyai kemungkinan tidak dapat ditagih. Dalam menentukan
besarnya penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih, PDAM Kabupaten Klaten menggunakan analisis umur piutang.
B. Kelemahan
1. PDAM Kabupaten Klaten tidak mengklasifikasikan piutang yang dimilikinya berdasarkan jangka waktunya. Padahal PDAM Kabupaten
Klaten tidak hanya memiliki piutang jangka pendek tapi juga memiliki piutang jangka panjang, yaitu piutang kepada koperasi dan piutang kepada
pegawai. Perusahaan mengelompokkan piutang kepada pegawai dan piutang kepada koperasi ke dalam kelompok Rupa-rupa piutang lainnya,
52
dimana rupa-rupa piutang lainnya ini masuk ke dalam Piutang lain-lain. Dalam piutang lain-lain ini masih bersatu antara piutang jangka pendek
dan jangka panjang. 2. Dalam praktik pengakuan piutang tentang pemasangan sambungan baru
yang pembayarannya dilakukan secara tunai kurang tepat dilakukan oleh perusahaan dan tidak sesuai dengan syarat pengakuan pendapatan yang
disyaratkan oleh IAI. Karena pada saat kontrak tentang kesanggupan pemohon untuk membayar biaya pemasangan sambungan baru
ditandatangani, syarat pengakuan pendapatan belum seluruhnya dipenuhi. Perusahaan belum memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada
pemohon dan perusahaan masih melakukan pengendalian secara efektif atas barang yang dijual, karena pada saat itu pemasangan sambungan baru
belum selesai dilakukan. 3. PDAM Kabupaten Klaten telah salah dalam melakukan perhitungan
besarnya penyisihan untuk piutang tak tertagih baik untuk rekening air maupun rekening non air di tahun 2004 ini. Kesalahan ini mengakibatkan
penyisihan untuk piutang tak tertagih yang dilaporkan di neraca terlalu kecil.
4. PDAM Kabupaten Klaten kurang tepat dalam melakukan pencatatan terhadap pembayaran atas piutang yang telah dihapuskan. Perusahaan
memperlakukan pembayaran yang diterimanya tersebut sebagai pendapatan lain-lain tahun berjalan. Pengakuan pendapatan yang
dilakukan PDAM Kabupaten Klaten tidak tepat, karena piutang yang
diterima pembayarannya tersebut sudah diakui sebagai pendapatan pada saat piutang tersebut timbul.
5. PDAM Kabupaten Klaten tidak membuat cadangan kerugian piutang untuk piutang yang berasal dari Instansi Pemerintah, karena perusahaan
yakin bahwa piutang yang berasal dari pemerintah suatu saat pasti akan terbayarkan. Hal ini kurang tepat dilakukan oleh PDAM Kabupaten Klaten
karena Instansi Pemerintah juga bisa saja tidak melunasi hutangnya kepada PDAM Klaten karena faktor-faktor tertentu yang tidak dapat diprediksi
sehingga menyebabkan piutang tersebut tidak dapat ditagih. Oleh karena itu, maka setiap kelompok pelanggan harus tetap dicadangkan sesuai
dengan umur piutang masing-masing, sehingga keakuratan dari akuntansi piutang usaha pada PDAM Kabupaten Klaten dapat terjaga dan Piutang
Usaha dapat dilaporkan secara tepat di dalam laporan keuangan.
BAB IV REKOMENDASI
A. Kesimpulan