Shin dan LaFave 2004 Ravi 2010

12 Data pengujian dari salah satu benda uji Ravi 2010 yaitu BJ5 yang mengacu pada code IS13920:1993 dengan gaya aksial 15 diambil sebagai model verifikasi program Ansys yang ditampilkan pada Bab III. Adapun hasil pengujian berupa beban dan defleksi dari BJ5 untuk variasi gaya aksial sebesar 15, 20 dan 30 dari kapasitas kolomnya 440 kN dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3. 1 Kurva beban-deformasi pada balok-kolom

2. 5 Perencanaan pertemuan balok-kolom berdasarkan SNI 2847-2013

Dalam perencanaan struktur rangka tahan gempa, pertemuan balok-kolom harus mendapat perhatian yang sama seperti halnya komponen struktur lainnya karena integritas dari struktur mungkin akan sangat tergantung dari prilaku pertemuan balok-kolom tersebut. 1. Ketentuan umum pertemuan balok-kolom pada SRPMK diatur menurut SNI 2847- 2013 Pasal 21.7.2 sebagai berikut: a. Gaya-gaya pada tulangan balok longitudinal di muka hubungan balok-kolom harus ditentukan dengan megasumsikan bahwa tegangan pada tulangan tarik lentur adalah 1,25 y f . b. Tulangan longitudinal balok yang berhentikan dalam suatu kolom harus diteruskan mencapai sisi jauh dari inti kolom terkekang dan diangkur sesuai: 13 i. Tulangan tarik Pasal 21.7.5 ii. Tulangan tekan Pasal 12 c. Bila tulangan longitudinal balok menerus melewati hubungan balok-kolom, dimensi kolom yang sejajar terhadap tulangan balok tidak boleh dari 20 kali diameter batang tulangan balok logitudinal terbesar untuk beton normal normalweig . Untuk beton ringan lightweight, dimensinya tidak boleh kurang dari 26 kali diameter batang tulangan. 2. Tulangan Transversal Pertemuan balok-kolom Tulangan transversal pertemuan balok-kolom pada SRPMK diatur menurut SNI 2847- 2013 Pasal 21.7.2, sebagai berikut: a. Tulangan transversal berbentuk sengkang tertutup harus dipasang di dalam daerah hubungan balok-kolom. b. Pada hubungan balok-kolom dimana balok-balok, dengan lebar setidak- tidaknya sebesar 4 3 lebar kolom, merangka pada keempat sisinya harus dipasang tulangan transversal setidak-tidaknya sejumlah 0,5. Tulangan transversal ini dipasang di daearah hubungan balok-kolom setinggi balok terendah yang merangka ke hubungan tersebut. Pada daerah tersebut, spasi tulangan transversal yang ditentukan sebesar x s dapat diperbesar menjadi 150 mm. c. Pada hubungan balok-kolom, dengan lebar balok lebih besar daripada lebar kolom, tulangan transversal sebesar sh A harus dipasang pada hubungan tersebut, untuk memberikan kekangan terhadap tulangan longitudinal balok yang berada di luar daerah inti kolom. 3. Kuat Geser Pertemuan Balok-Kolom Kuat Geser pertemuan balok-kolom pada SRPMK diatur menurut SNI 2847-2013 Pasal 21.7.4.