1 Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN

15 1. Langkah awal adalah melakukan verifikasi pemodelan hasil pengujian eksperimen dari salah satu model benda uji pertemuan balok-kolom eksentrik yang dilakukan oleh Kusuhara, et.al 2004 dengan program FEA ANSYS. 2. Hasil analisis dengan program FEA ANSYS dibandingkan dengan hasil uji eksperimen. Apabila hasil analisis dengan program FEA ANSYS sama atau mendekati hasil uji eksperimen, maka analisis dengan program FEA ANSYS selanjutnya dapat digunakan. 3. Menentukan variasi model yang akan digunakan dalam penelitian. 4. Langkah selanjutnya, model dibuat dan dianalisis menggunakan program FEA ANSYS. 5. Hasil analisis kemudian dibandingkan satu sama lain untuk mendapatkan perilaku yang terjadi pada pertemuan balok-kolom dengan variasi model yang telah ditentukan. 6. Setelah melakukan pembacaan hasil dan perbandingan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang ada. 3. 2 Verifikasi Model 3.2.1 Benda uji eksperimen Verifikasi pemodelan dilakukan untuk mengetahui keakuratan dari teknik pemodelan 3D dari software ANSYS yang dipergunakan dalam pemodelan pertemuan balok kolom akibat beban gempa. Adapun data eksperimen diambil dari hasil uji eksperimen Kusuhara, et.al 2004. Dari 216 model benda uji Kusuhara et al 2004, diambil benda uji BJ5 IS 13920:1993 yang merupakan pertemuan balok-kolom eksentrik. Dimensi kolom 200 x 200 mm dan balok 200 x 200 mm. Diameter sengkang yang digunakan pada balok 6 mm dan kait yang disediakan 80 mm 75mm dengan sudut tekuk 135°. Jarak sengkang pada tumpuan 40 mm dan jarak sekangang lapangan 80 mm. Panjang pengangkuran untuk balok diperoleh 785 ≈ 800 mm. Setup pengujian yang dilakukan oleh Kusuhara et.al 2004 seperti terlihat pada Gambar 3. 3a dan kondisi kerusakan dari benda uji setelah pengujian terlihat pada Gambar 3.5b. Pada pengujian laboratorium, beban aksial tetap sebesar 130 kN yaitu 30 dari beban 16 daya dukung kolom 440 kN dikerjakan pada kolom. Sedangkan beban dikerjakan pada ujung bebas balok dengan peningkatan secara bertahap sampai benda uji mengalami keruntuhan. Retak pertama terbentuk pada bagian balok pada jarak 50 mm dari muka kolom pada beban 18 kN. Pada beban 19 kN, retak lain terbentuk pada sendi balok-kolom benda uji. Celah-celah retak mulai melebar pada beban 20 kN. Beton pecah pada sendi saat tegangan balok pada beban 21,5 kN. Penerapan beban dihentikan pada 23,5 kN ketika defleksi pada ujung bebas dari balok mencapai 50 mm. a Test Setup pengujian b Kegagalan benda uji BJ5 Gambar 3. 3 Pengujian laboratorium dari benda uji BJ5

3.2.2 Pemodelan dan analisis benda uji

Benda uji yang terlihat pada Gambar 3.5 kemudian dimodelkan kedalam program ANSYS dan dilakukan analisis untuk mengetahui pola tegangan dan deformasi yang terjadi akibat beban lateral yang dikerjakan. Adapun properti material yang diperhitungkan ditampilkan pada Tabel 3.1. Karakteristik dari elemen solid 65 dan Link 8 dapat dilihat pada Gambar 3.6. Tabel 3. 1 Material beton bertulang ELEMENT TYPE MATERIAL PROPERTY Solid 65 Modulus of elasticity 2.5 x 1010Nm2 Passion ratio 0.23 Density 25000 Nm3 Link 8 Modulus of elasticity 2.1 x 1011Nm2 Passion ratio 0.3 Density 78500Nm3