nilai hasil pre-test adalah 56, sedangkan untuk post-test rata-rata nilainya adalah 67,79.
Setelah data di analisis dan di uji dengan uji t-test sampel berpasangan. hasil yang didapat adalah harga t hitung lebih kecil dari t tabel -6,39
1,697, dengan uji hipotesis komparatif dua fihak, t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ha Penolakan Ho, Jadi terdapat perbedaan secara signifikan
antara prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul. Setelah menggunakan modul CNC TU-2A Dasar prestasi belajar siswa
meningkat. Sehingga modul tersebut efektif untuk digunakan dalam pembelajaran CNC Dasar di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pengembangkan modul CNC TU-2A Dasar untuk siswa kelas XI
teknik pemesinan SMK Muhammadiyah 3 adalah: a.
Melakukan analisis kebutuhan, ditemukan masalah tidak adanya bahan ajar untuk pegangan siswa, peneliti menggunakan silabus dari
sekolah untuk acuan standar kompetensi dan kompetensi dasar. b.
Melakukan perencanaan pengembangan. Tujuan dari pengembangan modul ini adalah untuk pembelajaran mandiri siswa, karena
keterbatasan biaya, peneliti hanya mencetak 15 produk modul. c.
Pengumpulan bahan, meliputi materi, gambar dan contoh soal. Bahan yang didapat dari modul dan buku yang sudah ada serta dari internet.
d. Pembuatan desain modul, yaitu menggunakan corel drawX3 untuk
desain sampul, microsoft word untuk halam isi dan inventor untuk pembuatan gambar kerja.
e. Pengembangan produk awal berupa draft yang masih kasar untuk di
uji validasi
f. Validasi ahli meteri dan media, validasi materi dilakukan oleh Bapak
Dwi Rahdiyanto, M.Pd, sedangkan validasi media dilakukan oleh Bapak Apri Nuryanto, M.T.
g. Uji coba kelompok kecil 10 siswa dan uji coba kelompok besar 24
siswa, uji coba dilakukan pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
h. Produk akhir modul CNC TU-2A
i. Uji efektivitas produk dengan pre-test dan post-test. Hasil tes
dianalisis dan diujikan dengan uji t untuk mengetahui efektivitas modul CNC TU-2A.
2. Hasil pengembangan modul CNC TU-2A Dasar dasar adalah layak untuk
digunakan, hal ini dapat terlihat dari validasi ahli materi ditinjau pada aspek isi materi dan strategi pembelajaran yang secara umum masuk
dalam kriteria “Sangat baik” dengan nilai rata-rata 4,42. Validasi ahli media ditinjau dari aspek komunikasi, desain teknis dan format tampilan
secara umum masuk dalam kriteria “Sangat baik” dengan nilai rata-rata 4,53. Uji coba kelompok kecil mencakup aspek komunikasi, aspek
tampilan, aspek isi materi dan aspek efek strategi pembelajaran secara umum masuk dalam kriteria “Baik” dengan nilai rata-rata 3,45. Uji coba
kelompok besar mencakup dalam aspek komunikasi, aspek tampilan, aspek isi materi dan aspek efek strategi pembelajaran secara umum
masuk dalam kriteria “Baik” dengan nilai rata-rata 3,73.
3. Modul CNC TU-2A Dasar yang dikembangkan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari t hitung -6,39 lebih kecil dari t
tabel 1,697 dengan taraf kesalahan 5, t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ha.
B. Implikasi
Melihat tingkat efektivitas media pembelajaran modul CNC Dasar TU- 2A ini, maka modul ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar
untuk mendukung proses pengajaran di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakaarta. Modul CNC Dasar ini layak digunakan sebagai media pembelajaran CNC
Dasar di kelas maupun pembelajaran mandiri karena dapat memberikan dampak yang baik terhadap hasil belajar siswa. Bagi guru modul ini perlu
dikembangkan dan digunakan pada proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat lebih menguasai materi pelajaran dan mampu meningkatkan motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
C. Saran
1. Bagi peneliti berikutnya yang akan mengembangkan modul CNC dasar
dapat mengembangkan materi lebih lanjut dan menambahkan gambar- gambar dan contoh soal yang sesuai dengan materi, sehingga tingkat
pemahaman siswa akan semakin tinggi.
2. Bagi peneliti berikutnya yang relevan, sebaiknya untuk pengujian
efektivitas produk dilakukan tidak hanya pada satu kelas tetapi minimal dua kelas yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat.