Model Problem Based Learning

merupakan aktivitas yang dilakukan dengan maksud mempermudah proses belajar untuk memenuhi keingintahuan manusia. Pembelajaran di SMK bertujuan mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerjadunia usaha.Sektor tertentu memerlukan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri DUDI. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan siswa untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruan masing-masing. Guna mencapai tujuan tersebut SMK sebagai lembaga pendidikan formal berkewajiban membekali peserta didik dengan kompetensi, keterampilan, dan kemampuan sesuai kebutuhan dunia kerja atau dunia usaha. Finch dan Crunkilton 1999:220 mendefinisikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, sikap, keterampilan, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai: “… competencies for vocational and technical education are those tasks, skills, attitudes, values, and appreciations that are deemed critical to successful employment”. Menurut definisi ini kompetensi memiliki nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat mendukung keberhasilan dalam melakukan pekerjaan dan untuk mencapai kompetensi lulusan diperlukan kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan.

2. Model Problem Based Learning

Ada tiga kategori umum penerapan proyek untuk pelajar, yakni mengembangkan ketrampilan, meneliti permasalahan dan menciptakan solusi.Nana Sudjana 2009:76 mengemukakan bahwa “Metode mengajar ialah teknik yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat Proses Belajar Mengajar PBM berlangsung” sedangkan menurut Wina Sanjaya 2008:128model pembelajaran pada dasarnya merupakan model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Peserta didik harus berperan aktif dalam Proses Belajar Mengajar sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Metode mengajar harus beralih dari lectur-based format menjadi student-active approach atau student-centered instruction. Salah satu bentuk pembelajaran yang menerapkan student-active approach atau student-centered instruction adalah model Problem Based Learning PBL. Peran guru sebagai pendidik harus bisa membangkitkan minat belajar siswa, motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan pembelajaran PBL diharapkan mampu meningkatankan prestasi belajar siswa. Menurut Panen dalam Rusmono 2012:74 mengatakan dalam strategi pembelajaran dengan problem based learning, siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah sedangkan menurut SmithRagan dalam Rusmono 2008:74 mengatakan bahwa strategi pembelajaran PBL merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum. Ciri-ciri strategi Problem Based Learning , menurut Baron dalam Rusmono 2012:74 adalah 1. Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata 2. Pembelajaraan dipusatkan pada penyelesaian masalah 3. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa 4. Guru berperan sebagai fasilitator Kemudian “masalah” yang digunakan menurutnya harus: relevan dengan tujuan pembelajaran, mutakhir, dan menarik; berdasarkan informasi yang luas; terbentuk secara konsisten dengan masalah lain; dan termasuk dalam dimensi kemanusiaan. Keterlibatan siswa dalam strategi pembelajaran dengan Problem based learning menurut Baron, meliputi kegiatan kelompok dan kegiatan perorangan. Dalam kelompok, siswa melakukan kegiatan- kegiatan 1 Membaca kasus, 2 Menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran, 3 Membuat rumusan masalah, 4 Membuat hipotesis, 5 Mengidentifikasi sumber informasi, diskusi dan pembagian tugas, 6 Melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok, dan presentasi di kelas.

3. Kompetensi Belajar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG

3 22 163

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE CERAMAH PADA MATA PELAJARAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK NEGERI 5 PEKANBARU.

0 4 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN REPRODUKSI TERNAK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PETERNAKAN NEGERI LEMBANG.

0 0 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN REPRODUKSI TERNAK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PETERNAKAN NEGERI LEMBANG.

0 0 36

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 5 173

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PRAKTIK DASAR INSTALASI LISTRIK (PDIL) DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 154

Penggunaan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di SMK N 3 Yogyakarta.

0 7 204

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK MESIN DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 181

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN 3 PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PENGELASAN SMAW DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

1 6 208

EFEKTIVITAS METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK 3 FASA PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMKN 2 YOGYAKARTA.

0 0 186