Metode Penelitian Sistematika Penulisan

xvi 4 . Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi. 5 . Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Hariadi, 2005. Dari konsep strategi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi memegang peran penting untuk mencapai tujuan. Maka dalam pengembangan suatu objek wisata memerlukan suatu strategi yang tepat demi tercapainya tujuan, yaitu menarik minat pengunjung untuk datang. Jika suatu objek wisata dikembangkan dengan strategi yang bagus dan tepat, maka potensi yang dimiliki objek wisata tersebut dapat berkembang dengan baik dan akan memiliki daya tarik wisata yang sangat kuat bagi pengunjung.

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah Objek Mata Air Cokro, yang terletak di Desa Tulung, Kecamatan Cokro, Kabupaten Klaten. 2. Teknik pengumpulan data 1 . Penelitian Lapangan a. Observasi Langsung Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi langsung ke obyek wisata Objek Mata Air Cokro, guna mendapat data yang nyata mengenai perkembangan obyek yang telah dilakukan Dinas pariwisata. Dari observasi ke obyek wisata, dapat dilihat secara langsung hasil pembangunan yang telah diselesaikan bulan Januari xvii 2010 lalu, dan masih banyak lagi data-data yang di dapat penulis dari observasi langsung ke obyek wisata Objek Mata Air Cokro. b. Wawancara Penulis akan melakukan wawancara kebeberapa tempat, yaitu Objek Mata Air Cokro, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten. Dari hasil wawancara tersebut penulis mendapat data-data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini. dan dapat melakukan analisis tentang masalah yang diangkat oleh penulis dan memberi saran-saran yang berguna dan membangun untuk Objek Mata Air Cokro. 2 . Studi Perpustakaan Seperti yang telah dikemukakan di depan, bahwa telah dilakukan penelitian sebelumnya tentang obyek wisata Objek Mata Air Cokro, lebih tepatnya tentang usaha pengembangan potensi Objek Mata Air Cokro pada saat itu. Dalam penelitian ini juga digunakan beberapa buku-buku terkait sebagai reverensi dalam penelitian. Selain menggunakan karya-karya ilmiah dan buku-buku yang terkait dengan penelitian, teknologi internet juga digunakan sebagai bahan masukan dan reverensi. Karena dari data di internet penulis dapat mengetahui perkembangan yang terbaru tentang obyek wisata yang diteliti, dan mengetahui pendapat dan pandangan masyarakat tentang pengoperasian waterboom di Objek Mata Air Cokro. xviii

G. Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab , yaitu : BAB I Pendahuluan. Pada bab pertama ini berisi tentang : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Sekilas Tentang Kabupaten Klaten Bab dua berisi tentang gambaran umum pariwisata Kabupaten Klaten, dan potensi pariwisata Klaten. BAB III Hasil Penelitian di Objek Mata Air Cokro. Pada bab tiga penulis mengupas tentang obyek wisata Objek Mata Air Cokro, mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro, usaha pengembangan, strategi pengembangan yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah, analisis 4A dan potensi yang masih dapat dikembangkan. BAB IV Penutupan Bab empat berisi tentang kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan oleh penulis, dan saran yang membangun bagi pengembangan waterboom di Objek Mata Air Cokro. xix BAB II SEKILAS TENTANG KABUPATEN KLATEN A. Geografis dan Sejarah Kabupaten Klaten Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110 o 30-110 o 45 Bujur Timur dan 7 o 30-7 o 45 Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 665,56 km 2 . Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Boyolali. Menurut topografi kabupaten Klaten terletak diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan. Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi, yaitu 9,72 terletak di ketinggian 0-100 meter dari permukaan air laut. 77,52 terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut dan 12,76 terletak di ketinggian 500-1000 meter dari permukaan air laut. Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28-30 o Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari 350mm dan curah hujan terrendah bulan Juli 8mm. http:www.klaten.go.id Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yaitu: Bayat, Cawas, Ceper, Delanggu, Gantiwarno, Jatinom, Jogonalan, Juwiring, Kalikotes, Karanganom, xx Karangdowo, Karangnongko, Kebonarum, Kemalang, Klaten Utara, Klaten Tengah, Klaten Selatan, Manisrenggo, Ngawen, Pedan, Polanharjo, Prambanan, Trucuk, Tulung, Wedi, dan Wonosari. Gambar A1 : Peta Wisata Kabupaten Klaten Sumber : www.google.com Visi dan Misi Kabupaten Klaten.  Visi Kabupaten Klaten: Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo. xxi  Misi Kabupaten Klaten: 1 . Mengupayakan terpenuhunya kebutuhan dasar masyarakat wareg, wasis, wisma, dan wutuh. 2 . Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan,ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3 . Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan. 4 . Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi kemiskinan. 5 . Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi Pemerintahan. 6 . Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan. 7 . Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang memadai. 8 . Mendorong otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan. http:www.klaten.go.id Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya. Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kota Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala xxii Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 19921993. Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang. Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan. Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya. Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950. http:www.klaten.go.id

B. Potensi Wisata Kabupaten Klaten