16
kesewenang-wenangan akan mengakibatkan ketidakpastian hukum. Oleh karena itu, agar segala upaya memberikan jaminan akan kepastian hukum,
ukuran secara kualitatif ditentukan dalam Undang- Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
7
2. Pengertian Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan
8
. Didalam kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan
konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang
menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses suatu produk lainnya. Pengertian konsumen dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan konsumen ini adalah konsumen akhir, artinya terdapat pengertian bahwa barang yang dibeli oleh konsumen “tidak untuk
diperdagangkan lagi”. Inilah yang dimaksud sebagai konsumen akhir dan sekaligus membedakan dengan konsumen antara. Dalam kedudukan
sebagai konsumen antara, yang bersangkutan tidak dapat menutut pelaku usaha
berdasarkanUndang-Undang No.8
Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen. Sedangkan konsumen akhir dapat menutut
7
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008, hlm. 1
8
Ibid, hlm.3
17
pelaku usaha apabila barang yang dikonsumsi ternyata mengandung suatu cacat yang merugikan baginya.
9
3. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha
a.
Hak dan kewajiban konsumen:
1
Hak konsumen
Hak-hak konsumen sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen lebih luas daripada hak-hak dasar konsumen sebagaimana pertama kali dikemukakan oleh Presiden Amerika
Serikat J.F.Kennedy di depan kongres pada tanggai 15 Maret 1962 yang terdiri atas hak memperoleh keamanan, hak memilih, hak
mendapat informasi dan hak untuk mendengar. Keempat hak tersebut merupakan bagian dari Deklarasi Hak- hak Asasi Manusia
yang dicanangkan PBB pada tanggai 10 Desember 1948. Kemudian oleh Organisasi Konsumen Sedunia ditambahkan 4 Hak
dasar konsumen lainnya yaitu: hak untuk memperoleh kebutuhan hidup; hak untuk memperoleh ganti rugi; hak untuk memperoleh
pendidikan konsumen dan hak untuk memperoleh lingkungan
hidup yang bersih dan sehat.
9
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008, hlm. 7 dan 8
18
Memperhatikan hak-hak yang disebutkan diatas maka secara keseluruhan pada dasamya dikenal 10 macam hak
konsumen, yang pada intinya adalah sebagai berikut:
10
Hak konsumen yang menjamin keaman dan keselamatan konsumen dalam penggunaan barang atau jasa; hak untuk
memperoleh informasi agar konsumen dapat memperoleh gambaran yang benar tentang barang dan atau jasa yang
digunakan; oleh karena produk industri rumah tangga pangan sangat beragam maka kepada konsumen diberikan kebebasan
untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya; selanjutnya agar konsumen tidak dirugikan maka kepada
konsumen diberikan hak untuk mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan produk-produk tertentu.
Apabila produk yang digunakan oleh konsumen menimbulkan kerugian atau produk yang digunakan tidak memenuhi harapan
konsumen maka diberikan hak untuk memperoleh ganti kerugian untuk memulihkan keadaan yang telah menjadi rusak karena
menggunakan produktertentu. Agar konsumen dapat menjadi lebih kritis dan teliti dalam memilih suatu produk yang dibutuhkan maka
diberikan hak
untuk memperoleh
pengetahuan maupun
keterampilan yang diperlukan agar dapat terhindar dari kerugian akibat menggunakan produk tertentu. Kemudian agar supaya
10
Ibid, hlm. 40-46
19
konsumen terhindar dari kerugian akibat permainan harga secara tidak wajar maka kepada konsumen diberikan hak untuk
mendapatkan produk sesuai dengan nilai tukar yang diberikannya. Dan untuk menyelesaikan atau memulihkan keadaan konsumen
yang telah dirugikan akibat penggunaan produk tertentu maka kepada konsumen diberikan hak untuk mendapatkan upaya
penyelesaian hukum yang patut. 2
Kewajiban konsumen Didalam mengedarkan produk pelaku usaha telah menyampaikan
peringatan secara jelas prosedur pemakaian, pemanfaatan barang maka konsumen wajib membacanya. Kemudian didalam
menggunakan produk maka konsumen wajib beritikad baik dalam transaksi pembelian dan konsumen wajib membayar produk
sesuai dengan nilai tukar yang telah ditentukan. Apabila terjadi sengketa maka konsumen wajib mengikuti upaya penyelesaian
hukum secara patut. b.
Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha:
11
1 Hak Pelaku Usaha
Didalam menyelenggarakan usahanya pelaku usaha berhak menerima pembayaran sesuai kondisi dan nilai tukar barang
artinya pelaku usaha tidak dapat menutut lebih banyak karena yang dipentingkan adalah harga yang wajar. Apabila terjadi
11
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008, hlm. 51-52
20
sengketa maka pelaku usaha mempunyai hak untuk mendapat perlindungan hukum dan memperoleh hak untuk melakukan
pembelaan diri sepatutnya untuk merehabilitasi nama baik. 2
Kewajiban Pelaku Usaha Kewajiban pelaku usaha adalah beritikad baik dalam melakukan
kegiatan usahanya serta wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi hasil produksinya termasuk
wajib menjamin mutu barang produksinya berdasarkan standar mutu barang yang berlaku. Selanjutnya pelaku usaha wajib
melayani konsumen dengan jujur dan tidak membeda-bedakan serta wajib memberi kesempatan kepada konsumen untuk
menguji dan mencoba hasil produksinya dan apabila ada ketidaksesuaian terhadap hasil produksinya makapelaku usaha
wajib memberi kompensasi, ganti rugi atau menggantidengan produk yang sesuai.
4. Pembinaan dan Pengawasan