22
adalah pengukuran atau penilaian yang dilakukan terhadap semua guru yang ada di dalam suatu
organisasi pendidikan yang hanya mencakup tentang bagaimana perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
dan sistem evaluasi yang diterapkan guru terhadap peserta didik dalam kurun waktu tertentu guna
mengetahui kekurangan, keletihan atau kejenuhan dan prestasi yang ada pada diri seorang guru.
2.2.1 Komponen Evaluasi Kinerja Mengajar Guru
1. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu
komponen dalam kegiatan pembelajaran. Perencanaan ini harus mencerminkan tujuan dan nilai dari adanya
kegiatan itu. Sehingga prinsip-prinsip dalam membuat perencanaan pembelajaran haruslah selalu dipegang
oleh seorang guru. Prinsip itu antara lain menurut Mulyasa 2004, yaitu:
1. Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar
yang jelas. Semakin konkret kompetensi, semakin mudah diamati dan semakin tepat kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. 2.
Persiapan mengajar yang sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
dan pembentukan kompetensi peserta didik. 3.
Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar setidaknya menunjang dan
sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. 4.
Persiapan mengajar yang dikembangkan utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Koordinasi antara komponen pelaksana program
sekolah harus diadakan, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim team teaching atau moving
class
Selain prinsip yang dikemukakan oleh Mulyasa 2004, di dalam kutipan undang-undang no 14 tahun
23
2005 tentang guru dan dosen pasal 20 poin “a” yang menyebutkan bahwa, ”Dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban merencanakan
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
”. Kutipan di atas nampak jelas bahwa guru berkewajiban merencanakan
pembelajaran sehingga akan lebih siap ketika masuk dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Dalam perencanaan pembelajaran atau sebelum melakasanakan kegiatan pembelajaran, setidaknya ada
beberapa poin yang harus dikerjakan oleh seorang guru. Pertama, guru membuat dan atau memiliki
rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP
secara personal. RPP ini penting bagi seorang guru karena
sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu juga sebagai tolok ukur tentang seberapa
dalam guru memahami keadaan baik siswa, sekolah maupun lingkungan sekitar. Terkait hal ini Majid
2011 menguatkan bahwa dalam menyusun rencana pembelajaran,secara personal guru dituntut untuk
mempertimbangkan keadaan-keadaan
yang menlingkupinya seperti karakteristik siswa, sarana
prasarana sekolah dan keadaan lingkungan sekitar. Kedua, dalam menyusun bahan ajar, setidaknya
harus logis, runut, kontekstual dan mutakhir. Sanjaya 2010 memberikan penjelasan tentang logis yang
artinya ada
kesesuaian atau
relevansi antara
kedalaman materi yang akan disampaiakan dengan kondisi atau kemampuan atau potensi peserta didik
serta bakat, minat dan gaya belajarnya. Kemuidan
24
Runut berarti penyusunan bahan ajar dimulai dari yang mudah kepada yang sulit, dari yang ringan
kepada yang berat dan dari yang simpel kepada yang rumit. Lalu kontekstual berarti disesuaikan dengan
keadaan kehidupan
dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK. Dan terakhir
mutakhir yang
menurut Majid
2011 berarti
penyusunan bahan ajar tidak hanya berpacu pada buku akan tetapi lebih kepada sumber-sumber ilmu
pengetahuan lain sesuai keadaan saat ini dengan bentuk yang tidak terbatas.
Ketiga, merencanakan pembelajaran yang efektif. menurut Dunne dan Wragg 1996 ciri pembelajran
efektif adalah memudahkan siswa dalam belajar. Artinya ketika siswa merasa mudah dalam menerima
dan memahami materi yang telah disampaikan oleh guru maka itulah yang disebut pembelajaran efektif.
Hal ini terlihat dari hasil tes yang dilakukan guru terhadap siswa seusai menyampaikan materi. Jika
hasilnya baik siswa dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru maka dapat diartika siswa dapat
menerima materi dari guru dengan baik begitupun sebaliknya.
Terakhir yang keempat, memilih sumber dan atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi serta
metode. Menurut Sanaky 2009, pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi
serta metode
bertujuan untuk
mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara
25
materi dengan tujuan, serta membantu konsentrasi kegiatan belajar mengajar. Selain apa yang diutarakan
Sanaky, Sadiman 2012 juga mengutarakan terkait kegunaan atau tujuan dari pada pemilihan media atau
sumber belajar tersebut. Sadiman 2012 mengatakan bahwa media atau sumber belajar juga memiliki
kegunaan yang salah satunya untuk menimbilkan kegairahan siswa dalam belajar. Hal ini disebabkan
karena ada nilai kreatifitas ketika menggunakan media- media yang ada seperti LCD, alat-alat peraga dan lain
sebagainya yang tentu menarik keingintahuan siswa untuk selalu memperhatikan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Implementasi dari perencanaan yang dibuat oleh
seorang guru
adalah pada
pelaksanaan proses
pembelajaran. Usman
2010 mengemukakan
pelaksanaan pembelajaran
mengikuti prosedur
memulai pelajaran,
mengelola kegiatan
belajar mengajar, mengorganisasikan waktu, siswa, dan
fasilitas belajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil pelajaran, dan mengakhiri pelajaran. Proses ini
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam perencanaan yang telah dibuat oleh
guru sebelumnya. Dalam proses pembelajaran, tututan guru relatif besar. Guru harus bisa mengelola kelas
dengan baik, guru harus melibatkan siswa aktif dalam setiap kegiatan belajar yang ada, guru harus bisa
memanfaatkan berbagai
media guna
menunjang kelancaran proses pembelajaran dan juga harus
26
menggunakan bahasa yang baik ketika berkmunikasi dengan peserta didik.
Kegiatan awal yang dilakukan dan harus dikuasai oleh seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran
adalah membuka pelajaran. Dalam kegiatan membuka pelajaran, menurut Sa’ud 2011 setidaknya ada
beberapa komponen yang harus dilakukan oleh guru.
Pertama guru harus bisa menarik perhatian siswa. Banyak jalan yang dapat digunakan guru untuk
menarik perhatian
siswa diantaranya
dengan menggunakan peralatan pembantu yang menunjang
kegiatan kreatifitas guru dan melaksanakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi. Komponen yang
harus dilakukan guru saat membuka pelajaran yang kedua adalah guru harus mampu menimbulkan
motifasi siswa untuk dapat mengikuti mata pelajaran yang akan disampaikanya dengan baik. Komponen
yang terakhir adalah guru harus memberikan acuan atau garis-garis besar tentang pelajaran yang akan
disampaikan agar tidak keluar dari pembahasan. Setelah guru malakukan kegiatan awal, baru
masuklah pada kegiatan utama yaitu transfer ilmu pengetahuan yang dimiliki guru kepada para siswa.
Dalam kegiatan ini tuntutan terbesar guru terletak pada bagaimana guru mengelola aspek-aspek yang
mendukung agar apa yang disampaiakanya dapat diterima dengan mudah oleh siswa efektif. Tuntutan
pertama guru harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikanya. Hal ini erat hubunganya dengan
kematangan guru dalam mempersiapkan materi-materi
27
yang akan disampaikan kepada siswa serta kompetensi yang dimiliki. Pada tataran ini sesuai dengan amanat
undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada bab 3 pasal 7 poin “d”, mengatakan
bahwa, ”guru
memiliki kompetensi
yang diperlukan,sesuai dengan bidang tugasnya
”. Artinya ketika guru ditugaskan untuk membidangi satu mata
pelajaran, maka guru tersebut wajib menguasai mata pelajaran yang ditugaskanya.
Tuntutan guru yang kedua ialah guru menerapkan pendekatan atau strategi pembelajaran yang dapat
mempermudah siswa dalam menerima pelajaran. Penerapan strategi pembelajaran yang tepat tentu
berpengaruh terhadap
daya terima
siswa akan
pelajaran yang disampaikan guru. Pendapat ini dibenarkan Hamruri 2012 yang menyatakan bahwa
makin tepat metode yang digunakan guru dalam mengajar akan semakin efektif kegiatan pembelajaran.
Artinya kepiawaian guru terkait pemilihan metode atau strategi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan
agar kegiatan
pembelajaran atau
materi yang
disampaikan guru dapat diterima dengan mudah oleh siswa-siswanya.
Selanjutnya guru
dituntut untuk
dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang
atau pendukung terjadinya pembelajaran yang efektif. Pada tataran praktis, tidak semua materi pelajaran
dapat disajikan guru secara langsung. Sebagai contoh ketika guru harus menerangkan kepada siswa tentang
keadaan yang terjadi di luar angkasa. Sebaik apapun
28
kemampuan verbal guru dalam menyampaiakan tentu hal ini kurang efektif tanpa adanya media yang
mendukung. Siswa hanya membayangkan hal-hal abstrak dari apa yang disampaikan guru tanpa tahu
wujud konkretnya. Oleh karena itu Sanjaya 2008 mengatakan, “media dapat digunakan agar lebih
memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat agar
mudah difahami karena tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung
”. Berikutnya, guru dituntut untuk dapat memicu dan
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pelibatan siswa dalam pembelajaran merupakan satu upaya
untuk membentuk karakter yang aktif, berani dan kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamruri 2012
yang menyatakan
bahwa pembalajaran
yang melibatkan siswa secara aktif dapat membangun
pengetahuan, sikap dan perilaku. Tentu guru tidak dapat terlepas dari kegiatan ini meski nantinya siswa
telah secara aktif memberikan pendapat, saling tukar pengetahuan dan saling sanggah. Namun guru tetap
pada koridor membimbing, mengarahkan, dan menjaga agar pembelajaran tetap dinamis.
Terakhir sebelum masuk pada kegiatan penutup, tidak lupa guru dituntut untuk menggunakan bahasa
yang baik dan tepat dalam proses pembelajaran. Penggunaan bahasa yang baik dan tepat tentu akan
mempermudah siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru. Apalagi dengan redaksi-redaksi
yang membuat
siswa tertarik
untuk selalu
memperhatikan. Pada konteks ini, penggunaan bahasa
29
daerah dalam menyampaikan materi pembelajaran diperbolehkan, selama dapat difahami oleh siswa dan
penyampaianya pun dengan baikk dan tepat. Hal ini diatur di dalam undang-undang sisdiknas no. 20 tahun
2003 bab VII pasal 33 tentang bahasa pengantar poin b, yang mengatakan bahwa, “bahasa daerah dapat
digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal
pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan atau keterampilan tertentu
”. Kegiatan
yang paling
akhir dalam
proses pelaksanaan
pembelajaran yaitu
menutup atau
mengakhiri pelajaran. Dalam kegiatan ini, sebisa mungkin guru mengambil alih sepenuhnya aktifitas
pembelajaran untuk dapat merangkum, memberikan penekanan pada materi yang telah disampaikan lalu
kemudian menarik kesimpulan sehingga akan muncul satu kajelasan tentang pentingnya siswa mengikuti
mengikuti pelajaran tersebut. terkait hal ini, Usman 2010 juga mengemukakan pendapat bahwa salah satu
bentuk usaha guru dalam menutup pelajaran ialah dengan merangkum atau membuat garis-garis besar
persoalan yang
baru dibahas
atau dipelajari
menyimpulkan sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pokok persoalan
yang baru saja dipelajari. 3. Evaluasi
Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh seorang
guru. Setiap pembelajaran harus ada penilaian, karena penilaian
merupakan indikator
penting untuk
30
mengetahui kualitas
hasil pembelajaran
serta mengetahui tingkat pencapaian penerimaan mata
pelajaran oleh peserta didiksiswa. Hal ini ditegaskan oleh Purwanto 2013 yang menyatakan bahwa fungsi
evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan
serta keberhasilan
siswa setelah
mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama kurun waktu tertentu.
Salah satu hal penting dalam pelaksanaan proses evaluasi adalah prisip keadilan. Menurut Mulyasa
2011 prinsip keadilan diikuti oleh prinsip lain agar penilaian dapat dilakukan secara objektif, karena
penilaian yang adil tidak dipengaruhi oleh faktor keakraban, menyeluruh, memiliki criteria yang jelas,
dilakukan dalam kondisi yang tepat dan dengan instrument yang tepat pula sehingga diharapkan
mampu menunjukan
prestasi peserta
didik sebagaimana adanya.
Kegiatan evaluasi pembelajaran terdapat enam tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan
menurut Sudijono 2008. Langkah tersebut adalah:
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
2. Menghimpun data
3. Melakukan verifikasi data
4. Mengolah data dan menganalisis data 5. Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesmpulan
6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
2.3 Model Evaluasi