BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air tanah
Bumi memiliki sekitar 1,3 - 1,4 milyard km
3
air, yang terbagi atas laut sejumlah 97,5, dalam bentuk es sejumlah 1,75 dan sekitar 0,73 berada di darat. Air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan masuk ke sungai akhirnya mengalir sampai ke laut, dalam perjalanan air
tersebut sebagian akan masuk ke dalam tanah infiltrasi dan ada pula yang menguap kembali Suripin, 2001.
Air tanah ialah air yang melekat pada butir-butir tanah, air yang terletak diantara butir-butir tanah, dan air yang tergenang di atas lapisan tanah yang terdiri
dari batu, tanah lempung yang amat halus atau padat yang sukar ditembus air. Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang meresap ke dalam tanah
menjadi bagian dari air tanah, perlahan mengalir ke laut, atau mengalir dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai. Sutrisno,1987
Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada selain ruang dan waktu, juga di pengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah
dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi material impermeabel, persentase air mengalir di
permukaan lebih banyak daripada meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permiabel, persentase air
yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah.
Kecendrungan memilih air tanah sebagai sumber air bersih dibandingkan air permukaan mempunyai keuntungan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Tersedia dekat dengan tempat yang memerlukan, sehingga kebutuhan bangunan pembawa distribusi lebih murah.
2. Debit produksi sumur biasanya relatif stabil. 3. Lebih bersih dari bahan cemaran polutan permukaan.
4. Kualitasnya seragam. 5. Bersih dari kekeruhan, bakteri, lumut atau tumbuhan dan binatang liar.
suripin, 2001
2.1.1 Pembagian Air Tanah
1. Air tanah dangkal Air tanah dangkal terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Air tanah dangkal dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Air sumur dangkal ini terdapat pada
kedalaman 15 – 30 meter. Sebagai air minum, air tanah dangkal dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung musim.
2. Air tanah dalam Air tanah dalam dalam terdapat setelah rapat air yang pertama.
Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan
bor memasukkan pipa kedalamnya sehingga kedalaman antara 100–300 meter akan didapat lapisan air.
Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna.
3. Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air tanah Sutrisno, 1987.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Penggolongan Air Tanah
Penggolongan air tanah berdasarkan asal mulanya dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu :
1. Air meteorik yakni air yang berasal dari atmosfer dan mencapai mintakat kejenuhan baik secara langsung infiltrasi permukaan tanah dan
kondensasi uap air maupun tidak langsung perembesan influen. 2. Air Juvenil merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat
kejenuhan dan kerak bumi yang dalam seperti air magmatik, air gunung api, dan air kosmik.
3. Air diremajakan rejuvenated ialah air untuk sementara waktu telah dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, dan sebab-sebab lain,
kembali kedaur lagi dengan proses-proses yang serupa. 4. Air kinat adalah air yang dijebak pada beberapa batuan sendimen atau
gunung saat asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat termineralisasi dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi daripada air laut. Seyhan,1977
2.2 Kondisi air tanah