1. Ukuran butir penyusun batuan, semakin kecil besar butir maka kelolosan arus akan semakin baik, sehingga mereduksi nilai tahanan jenis.
2. Komposisi mineral dari batuan, semakin meningkat kandungan mineral clay akan mengakibatkan menurunnya nilai resisivitas.
3. Kandungan air, air tanah atau air permukaan merupakan media yang mereduksi nilai tahanan jenis.
4. Kelarutan garam dalam air di dalam batuan akan mengakibatkan meningkatnya kandungan ion dalam air sehingga berfungsi sebagai
konduktor. 5. Kepadatan, semakin padat batuan akan meningkatkan nilai resistivitas.
2.10 Jenis – Jenis Konfigurasi Metode Geolistrik Resistivitas
Berdasarkan letak elektroda potensial dan elektroda arusnya, pada konfigurasi metode resistivitas tahanan jenis dikenal beberapa jenis konfigurasi
diantaranya : konfigurasi Wenner, konfigurasi Wenner-Sclumberger, konfigurasi dipole-dipole, konfigurasi pole-pole dan lain-lain
2.10.1 Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner merupakan salah satu konfigurasi yang sering digunakan dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak spasi sama panjang dimana r1 =
r4 = a dan r2 = r3 = 2a. Jarak antara elektroda arus C
1
dan C
2
adalah tiga kali jarak elektroda potensial.
Untuk susunan elektroda Wenner merupakan susunan elektroda yang frelatif kurang fleksibel karena setiap pemindahan elektoda arus AB, elektroda
potensial MN juga harus dipindahkan. Pada pengukuran lapangan, elektroda arus dan lektroda potensial terletak pada satu garis lurus. Elektroda arus AB berjarak
tiga kali elektroda potensial MN, untuk kemudian pengukuruan dilakukan, dan didapatkan harga tahanan jneis semu
ρa untuk jarak tertentu. Selanjutnya elektoda AB dipindahkan pada lebar atau menjauhi titik O demikian halnya
Universitas Sumatera Utara
dengan elektroda MN juga harus dipindahkan hingga jarak ABN tiga kali MN terpenuhi. Demikian dilakukan hingga target kedalaman yang hendak diukur
terpenuhi.
Keuntungan dan keterbatasan metode Wenner yaitu sensitif terhadap perubahan lateral setempat, jarak elektroda arus dan potensial relatif. Dalam
menggunakan metode ini lebih membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak. Pola susunan Wenner dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Elektroda arus dan potensial pada konfigurasi Wenner
2.10.2 Konfigurasi Wenner – Schlumberger
Metoda ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengukuran resistivitas perlapisan batu atau tanah dibawah permukaan tanah dengan susunan
elektroda Wenner – Schumberger untuk eksplorasi awal air tanah dengan mempelajari geologi bawah permukaan dan menduga air tanah berdasarkan nilai
reistivitasnya.
Susunan elektroda Schlumberger merupakan susunan elektroda yang paling fleksibel digunakan dan banyak diterapkan dilapangan karena mudah dan
cepat serta memberikan hasil yang baik. Pada pengukuran lapangan, elektroda ar us dan elektroda potensial terletak pada satu garis lurus. Elektoda arus atau AB
dan elektroda potensial atau MN ditempatkan pada jarak tertentu, untuk kemudian pengukuran dilakukan dan didapatkan harga tahanan jenis semu
ρa untuk jarak AB dan MN tertentu. Selanjutnya elektroda AB dipindahkan pada jarak yang
Universitas Sumatera Utara
lebih lebar atau menjauhi dilakukan kembali. Pola sususnan Sclumberger dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Keuntungan dan keterbatasan pola bentangan Schlumberger adalah : Pengukuran kurang
perubahan vertikal sehingga dianjurkan untuk Pada akuisi data
dipindahkan hingga mengurangi tenaga dan waktu kerja.
Gambar 2.9 Pengaturan elektroda konfigurasi Wenner
Keterangan gambar : r1 = na
r2 = na + a r3 = na + a
r4 = na
maka diperoleh nilai dari faktor geometri ya
k = 2 π
Dengan memasukkan konfigurasi Wenner –
k = π n n + 1 a
dengan : k = faktor geometri
menjauhi titik O sedangkan elektroda MN tetap dan lakukan kembali. Pola sususnan Sclumberger dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Keuntungan dan keterbatasan pola bentangan Schlumberger adalah : Pengukuran kurang sensitif terhadap perubahan lateral namun
perubahan vertikal sehingga dianjurkan untuk penyelidikan dalam. akuisi data lapangan, elektroda – elektroda tidak
dipindahkan hingga mengurangi tenaga dan waktu kerja.
Gambar 2.9 Pengaturan elektroda konfigurasi Wenner – Schlumberger
Keterangan gambar :
maka diperoleh nilai dari faktor geometri yaitu :
π [ -
– -
]
-1
memasukkan nilai dari r1, r2,r3 dan r4 maka diperoleh faktor – Schlumberger yaitu :
π n n + 1 a
= faktor geometri tetap dan pengukuran
lakukan kembali. Pola sususnan Sclumberger dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Keuntungan dan keterbatasan pola bentangan Schlumberger adalah : lateral namun baik untuk
penyelidikan dalam. tidak terlalu sering
Schlumberger
2.14
diperoleh faktor geometri
2.15
Universitas Sumatera Utara
n = jumlah spasi ke – n 1, 2,3, 4....dst a = jarak elektroda
2.10.3 Konfigurasi Dipole-Dipole
Untuk susunan elektroda dipole-dipole jarang digunakan karena sulitnya penerapan dilapangan. Pola ini biasanya diterapkan secara baku untuk pengukuran
geofisika polarisasi imbas. Pada pengukuran lapangan, elektroda arus terletak salaing berdekatan dan sama halnya untuk elektroda potensial yang juga
berdekatan. Benytangan elektoda arus AB berjarak sama dengan bentangan elektroda potensial MN.
Sedangkan jarak AB terhadap MN tertentu dan merupakan kelipatan bilangan n jarak AB atau MN. Setelah pengukuran, pemindahan elektroda
dilakukan untuk memperbesar jarak AB terhadap MN sedangkan jarak antar elektroda tetap hingga yang berubah adalah nilai n nya. Demikian terus dilakukan
hingga target kedalam yang hendak diukur tertenuhi, pola susunan konfigurasi dipole-dipole dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.10 Konfigurasi Dipole-Dipole Loke, 2000
Keuntungan dan keterbatasan metode dipole-dipole yaitu kurang sensitif digunakan untuk target yang berlapis, membutuhkan waktu yang lama dalam
menyurvei. Nilai sensitivitas terbesar pada konfigurasi ini terletak antara elektroda C
2
- C
1
, serta antara elektroda P
1
-P
2
. Ini berarti bahwa konfigurasi ini adalah yang paling sensitif terhadap perubahan resistivitas antara elektroda di
Universitas Sumatera Utara
setiap pasangan dipole. Perhatikan bahwa sensitivitas pola kontur hampir vertikal. Dengan demikian konfigurasi dipole-dipole sangat sensitif terhadap perubahan
resistivitas horisontal, tapi relatif tidak sensitif terhadap perubahan vertikal. Secara umum, konfigurasi ini memiliki kedalaman yang dangkal jika
dibandingkan dengan konfigurasi Wenner.
2.10.4 Konfigurasi Pole-Pole
Konfigurasi Pole-Pole memiliki keunggulan untuk mendeteksi adanya besarnya tahanan jenis resistivitas bawah permukaan tanah. Konfigurasi Pole-
Pole jarang digunakan dalam survei geolistrik untuk prosedur sounding. Konfigurasi ini bertujuan mencatat gradien potensial atau intensitas medan
listrik dengan menggunakan pasangan elektroda detektor potensial yang berjarak relatif dekat dibanding dengan jarak elektroda arus. Elektroda detektor diletakkan
pada bagian tengah dari susunan tersebut. Dalam susunan ini empat elektroda terletak dalam suatu garis lurus. Susunan elektroda untuk konfigurasi Pole-Pole
ditunjukkan dalam Gambar 2.10. Di mana C
1
=P
1
= na2; sedangkan C
2
=P
2
= ∞:
Gambar 2.10 Konfigurasi pole-pole
Universitas Sumatera Utara
2.11 Software Res2dinv