Kekuatan Tarik dan Kemuluran Kuat Lentur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Mekanik Biokomposit LDPE Terisi Keratin

4.1.1 Kekuatan Tarik dan Kemuluran

Data hasil pengujian yang didapatkan dari uji tarik ialah beban maksimum Kgf dan stroke mm. Hasil perhitungan rata-rata kekuatan tarik dan kemuluran ditampilkan dalam Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Data Hasil Kekuatan Tarik dan Kemuluran No Sampel Kekuatan Tarik MPa Kemuluran 1 A 9,635 96,9 2 B 9,846 32,5 3 C 10,116 36,9 4 D 8,049 17,7 5 E 7,264 14,3 Dari hasil perhitungan kekuatan tarik dengan variasi matriks dan bahan pengisi menunjukkan bahwa penambahan PE-g-MA 1 dari LDPE dan keratin memberikan kekuatan tarik lebih tinggi dari LDPE ditunjukkan pada Gambar. 4.1. Kekuatan tarik optimum dicapai pada penambahan keratin 20 dari matriks LDPE, yaitu sebesar 10,116 MPa. Penambahan keratin sebesar 30 menunjukkan penurunan kekuatan tarik menjadi 8,049 MPa, hal ini disebabkan Universitas Sumatera Utara penambahan pengisi sudah melewati titik jenuh yang mengakibatkan sifat adhesi bahan matriks polietilena akan semakin rendah. Gambar 4.1 Grafik Nilai Kuat Tarik Biokomposit Keratin dengan LDPE Grafik 4.2 menunjukkan kuat tarik dan kemuluran dari komposit yang terbuat dari resin polietilena kerapatan rendah LDPE dan pengisi keratin. Kuat tarik terlihat meningkat seiring pertambahan pengisi keratin hingga 20, sedangkan Kemuluran menurun seiring dengan pertambahan pengisi keratin. Baron dan Schmidt2004 juga melaporkan bahwa komposit LDPE yang terisi serat bulu hingga 20 memiliki indikasi peningkatan modulus dan kekuatan tegangan seiring pengisi serat yang meningkat. Sementara polietilen kerapatan rendah LDPE terisi tepung ubi kayu, didapatkan hasil bahwa semakin besar konsentrasi pati ubi kayu yang ditambahkan maka kekuatan tarik dan kemuluran semakin menurun, Susilawati dkk 2011.

4.1.2 Kuat Lentur

Data hasil pengujian yang didapatkan dari kuat lentur dihitung sesuai dengan persamaan 2.8. Hasil perhitungan rata-rata kuat lentur ditampilkan dalam Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Kemudian dari data tabel 4.2 diperoleh grafik nilai kuat lentur biokomposit keratin dengan LDPE yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Tabel. 4.2 Nilai kuat lentur No Sampel Kuat lentur MPa 1 A 5,05 2 B 4,893 3 C 4,030 4 D 5,658 5 E 6,256 Dari hasil pengujian diketahui nilai kuat lentur tertinggi pada sampel E dengan penambahan PE-g-MA 1 dan keratin 40, yaitu sebesar 6,256 MPa. Dan nilai terendah pada sampel C dengan penambahan PE-g-MA 1 dan keratin 20, yaitu sebesar 4,030MPa. Berdasarkan data dalam tabel 4.2 di atas, dapat digambarkan grafik hubungan kekuatan lentur dan variasi komposisi Keratin seperti dalam gambar 4.3 berikut ini. Gambar 4.3 Grafik Nilai Kuat Lentur Biokomposit Keratin dengan LDPE Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 memperlihatkan pola grafik yang menurun pada penambahan keratin 20 yaitu sebesar 4,030 MPa. Kemudian mengalami kenaikan pada penambahan keratin sebesar 30 menjadi 5.658 MPa. Dengan semakin meningkatnya jumlah partikel keratin sampai batas dimana matriks masih mampu mengikat partikel maka deformasi yang terjadi akan semakin berkurang karena gaya-gaya yang berusaha untuk melengkungkan matriks polietilen, juga akan ditahan oleh partikel keratin sebagai penguat. Pada penambahan keratin 10 dan 20 terjadi ikatan yang kuat antara matriks polietilen dengan partikel keratin yang mengakibatkan penurunan kekuatan matriks polietilen untuk menahan beban yang diberikan. Gambar 4.4. Grafik Nilai Kuat Tarik dan Kuat lentur Resin LDPE Terisi Keratin Dari grafik 4.4 terlihat hubungan dari kuat tarik dan kuat lentur dari komposit polietilen terisi keratin yang memperlihatkan bahwa kuat tarik dari material komposit yang dihasilkan ialah berbanding terbalik dengan kuat lentur.

4.2. Analisa Sifat Termal dengan Menggunakan Analisi Termal Deferensial