Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ilmu Pengetahuan Alam Materi Perubahan Lingkungan Fisik

perubahan lingkungan fisik sehingga motivasi siswa terhadap materi pelajaran meningkat. 1.6.2.3 Bagi Sekolah Meningkatkan pengetahuan baru bagi guru-guru di SDN Langensari Kabupaten Semarang tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing, dapat memacu untuk mengembangkan model-model pembelajaran inovatif lainnya dalam upaya mengembangkan sekolah. 1.6.2.4 Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperoleh pengalaman langsung dalam memilih model pembelajaran inovatif.

1.7 PENEGASAN ISTILAH

Untuk memberi batasan dan menghindari salah penafsiran, berikut ini adalah penegasan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. 1.7.1 Keefektifan Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya pengaruhnya, akibatnya, hasilnya dan kesannya terhadap suatu tindakan atau usaha KBBI, 2007:284. Keefektifan dalam penelitian ini adalah keberhasilan model pembelajaran yang ditunjukkan oleh hasil belajar melalui skor akhir tes yang diperoleh siswa. Pembelajaran dikatakan efektif jika hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

1.7.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Siswa melakukan penyelidikan, sedangkan guru membimbing mereka ke arah tepat atau benar. Dalam model pembelajaran ini, guru perlu memiliki keterampilan memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Hamalik, 2008: 188. Dalam model ini siswa dibimbing untuk memperoleh pengetahuan sendiri. Jadi pada model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa melakukan kegiatan penemuan dengan bimbingan guru. Guru sangat berperan dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing. 1.7.3 Hasil Belajar Menurut Suprijono 2012:7, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya pada satu aspek potensi kemanusiaan saja. Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang mencakup pemahaman konsep ranah kognitif, sikap ranah afektif, dan keterampilan proses ranah psikomotorik.

1.7.4 Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi, Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

1.7.5 Materi Perubahan Lingkungan Fisik

Lingkungan tidak selamanya tetap. Setiap waktu tentu mengalami perubahan. Antara makhluk hidup dan lingkungannya senantiasa berinteraksi. Akibat kegiatan manusia dan proses alam secara langsung atau tidak langsung akan mempunyai dampak terhadap lingkungan di daerah tertentu. Perubahan kenampakan lingkungan fisik antara lain disebabkan oleh abrasi, banjir, longsor, dan erosi. Susilowati, 2010: 174 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Teori Belajar yang Mendukung

Model pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar menghafal dan memupuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir. Berdasarkan teori medan, pada dasarnya belajar adalah proses pengubahan struktur kognitif. Teori belajar lain yang mendasari pembelajaran inkuiri terbimbing adalah teori belajar konstrukvistik. Pengetahuan itu akan bermakna apabila dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi. Sanjaya, 2014: 195-196 Menurut Bootzin dalam Semiawan, 2008:3 konstruktivisme adalah belajar membangun pengetahuan sendiri, setelah dipahami, dicernakan dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang. Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Dalam perbuatan belajar seperti itu bukan apa isi pembelajaran yang penting, melainkan bagaimana mempergunakan peralatan mental untuk menguasai hal-hal yang dipelajari.